chp13

797 66 5
                                    

Typo!!! Harap maklum jari mimin suka kepeleset keyboard:v

         Selamat membaca^_^
_________

   Pagi yang indah tengah di nikmati se sosok pria dengan baju hangat berwarna putih yang dia kenakan.
   Udara pagi ini lumayan dingin, namun matahari masih memunculkan wajahnya di iringi dengan bentangan biru langit yang cerah.
    Wu xie meminun susu hangat di gelas kecil yang dia pegang, beberapa waktu yang lalu ada pertengkaran hebat antara dia dengan sang pemilik rumah di mana kalau itu Wu yang akan menyeduh kopi malah di seduhkan susu coklat hangat, awalnya Wu versi keras ingin kopi karna dia tak biasa minum susu, namun nihil pria tampan dengan surai hitam itu versi keras dan menyuruh Wu untuk meminum susu.

  "Arghhhh" Wu xie menggeram kalau merasakan perutnya terasa sakit kembali.
   Ya Wu memang sudah di perbolehkan untuk pulang dari rumah sakit, tapi luka tusukan di perutnya masih basah belum kering sehingga salah saja Wu bergerak makan luka itu tak akan segan segan untuk mengeluarkan cairan merah kental itu.
   Wu memegangi perutnya mencoba mengurangi rasa sakit namun nihil rasa sakit itu makin menjadi saat Wu tak sengaja menekan tepat di luka nya yang masih terbuka.
"Aaarghhhh...... Hiksss ahhhh" Wu mengeluarkan air matanya tak sengaja.

      Ringisan Wu akhirnya terdengar oleh pria tampan yang tengah menatap layar leptop di ruang TV, dengan segera zhang  qiling berlari ke arah balkon di mana Wu xie berada.
"Wu apa yang terjadi? " Tanya zhang qiling saat mendapat baju putih yang di kenakan Wu berubah warna menjadi merah di sekitar perut.
"Arghhhh... Sakit" Ringis Wu mengigit bibirnya.
"Astaga" Zhang qiling segera bangkit menggendong Wu pelan menuju kamar nya.

   Zhang qiling menidurkan Wu yang tengah terisak itu di kasur milik nya, dia berlari mengambil kotak P3K dan langsung kembali ke kamar nya.
"Wu buka bajumu" Ucap Zhang qiling mendudukan Wu yang awalnya tertidur.
    Wu membuka bajunya pelan namun sakit di perutnya menjadi kala dia mengangkat tangan nya.
"Ahhh,,, sakit ge" Ucap Wu xie menangis
"Laiba"ucap Zhang qiling membantu Wu membuka baju.
    Warna darah semakin jelas kala baju yang di kenakan wu xie terlepas, terlihat dari perban yang di kenakan sudah berubah menjadi merah darah bukan lagi putih.
" Arkhhhh sakit.... "Teriak wu xie.
" Tunggu sebentar aku akan mengambil perban baru"ucap zhang qiling berlari dari kamar nya.

    "Arkhhhh.... " Geram kesakitan wu xie tak henti terdengar. Air matanya sudah jatuh, untuk sekarang tak perlu memandang wanita atu prianya bukan kah setiap orang juga punya hak untuk menangis di waktu tertentu.
      Zhang qiling kembali dengan perban serta obat merah di tangannya.
        "Hiksss.... Sakit... Ge" Ucap wu xie.
Zhang qiling melepas perban di tubuh wu xie dengan hati hati.
   Setelah perban nya terlepas pria tampan itu langsung mengoleskan obat merah dan membungkus kembali dengan perban baru.
"Ahhhh sakit..... " Teriak wu xie membuat Zhang qiling seketika menatap nya.
     Setelah perban teepasang wu xie masih teeisak dengan air mata yang masih menetes.
"Apa masih sakit? " Tanya Zhang qiling
Wu xie hanya mengangguk, merasakan rasa sakit di perutnya.

    Entah ada pergerakan apa, membuat seorang Zhang qiling mendekatkan wajahnya ke majah wu xie hingga wajah kedua mahluk itu tinggal beberapa sentilagi, mata mereka saling menatap satu sama lain.
    Tatapan Zhang qiling turun ke bibir tipis wu xie, lalu kembali menatap mata pria di bawahnya, dan diam diam wu xie juga menggerakan tatapan nya ke bibir Zhang qiling dan kembali menatap mata pria di atasnya.
     Zhang qiling menundukan kepalanya mengarahkan bibir miliknya mendekati milik pria di bawahnya, hingga akhirnya bibir mereka menempel.
   Wu xie memejamkan matanya, merasakan gerakan bibir milik Zhang qiling yang tengah menatap wajahnya dengan bibir yang menyatu.
"Manis" Bisik Zhang qiling dalam hati memperdalam ciuman mereka.

"Arkhhhh"Zhang qiling sontak membuka mata, merasakan ada aliran air yang menyentuh sisi bibirnya.
   " Mphhhh... Akhhhh"desah sekaligus isak Wu xie membuat pria di atasnya segera melepaskan tautan mereka.
"Wu"
"Sakit ge" Ucap Wu xie memegangi tangan Zhang qiling.
"Kita harus ke rumah sakit" Ucap xiaoge, namun wu xie segera menggelengkan kepala.
"Wu lukamu terbuka, jika tidak di tangani dengan benar akan membuat luka makin parah" Ucap xiaoge menatap Wu xie.
"Tidak usah kerumah sakit, aku tidak suka bau obat di sana, obati di sini saja hiksss" Ucap Wu xie dengan tangis.
"Baiklah,, tunggu sebentar aku akan panggilkan dokter" Ucap xiaoge segera mengambil HP yang di simpan di meja tengah.

       Tak lama xiaoge kembali ke dalam kamar, menghampiri Wu xie yang tengah memegangi perutnya.
"Aku sudah memanggil dokter" Ucap zhang qiling mengelus lembut pipi Wu xie.
  Entah keberanian dari mana? Wu xie menarik lengan zhang qiling membuatnya terjatuh namun sempat xiaoge tahan dengan kedua tangannya.
"Wu.. "
Cup.....
   Bibir mereka kembali bertautan.
"Manis, kenyang, lembut,, membuat ku nyaman" Bisik Wu xie dalam hati terus melumat bibir zhang qiling walaupun pria di atasnya tak menunjukan reaksi apapun.

   Hati Wu seketika merasa sakit melihat pria di atasnya hanya menatap lurus ke mata milik nya. Merasa hal yang dia buat salah, Wu xie segera melepaskan pangutannya, segera memalingkan wajahnya dari tatapan zhang qiling.
"Sial apa yang kau lakukan bodoh??? " Geram Wu xxiepada dirinya sendiri.

   "Xiaoge.... Maaf" Ucap Wu xie dengan berani menatap wajah pria yang masih di posisi semula itu.
"Arghhh sial,,, dia pasti merasa jijik sial sial sial" Gerutuk Wu xie lagi dalam hati.
   Namun dia segera merasakan cengkraman di dagunya, membuat nya mebalikan wajahnya sehingga wajah mereka berdua saling bertemu.
  Xiaoge menurunkan wajahnya memiringkan kepalanya, sedikit namun pasti bibirnya sudah menempel dengan bibir pria di bawahnya, memangut bibir atas dan bawah secara bergantian, mengetuk ngetukan lidahnya membuat Wu xie segera membuka gigi yang mencakup membuat lidah lembut zhang qiling masuk dan bermain tumpang tindih dengan lidah nya.

   Terdengar suara bibir yang menyatu karna saliva yang sudah membasahi kedua bongkahan kenyal itu membuat sesi ciuman kali ini cukup menggairahkan.
  Wu xie menutup matanya merasakan rasa nyaman dengan perlakuan lelaki itu, masa bodo dia lurus atau bengkok yang paling penting, dia menikmati, tubuhnya juga menikmati.

    Wu xie mengangkat kedua tangannya mengalungkan di leher xiaoge, walau nyeri, serta perih di perutnya teramat sakit. Seperti tau bahwa pria di bawah nya kesakitan, tangan xiaoge terangkat memegangi tangan Wu xie dan membawanya turun menepatkannya di atas kasur dengan tangan mereka saling menggenggam.

    Zhang qiling mengakhiri acara cium mencium tampa pemaksaan itu, menatap pria yang baru saja membuka mata karasakan lepasan dari bibirnya.
"Kau masih sakit jangan banyak bergerak dan istirahatlah" Ucap zhang qiling mengecul kening serta kedua mata milik Wu xie.

Badum...... Badum.....
"Apa aku mencintainya?? Tapi dia membuatku nyaman" Wu xie.





Jangan lupa vote🌟 comen 💭and follow🔄 thankyou 😘😘😘
   

Master The Darkness ((the last tomb reboot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang