22

343 56 5
                                    

Changkyun membuka matanya perlahan dan telinganya menangkap suara gaduh di luar ruangan. Pemuda manis itu meringis menahan sakit saat ingin menggerakan tangannya.

Changkyun menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, menampilkan sosok sang kakak memasuki ruangan.

"Kak Yoon..."

"Dek? Kamu udah bangun sayang?"

Changkyun mengangguk lemah. "Kak... haus."

Yoona segera mengambil gelas yang sudah diberi sedotan di nakas kemudian membantu Changkyun untuk minum.

"Kamu kenapa bisa babak belur gini dek?"

"Gak tau kak. Tadi pulang dari minimarket ada yang narik, terus tiba-tiba mukulin Kyun."

Yoona menghela nafas. "Jooheon di depan. Tapi gak dibolehin masuk sama papa."

Changkyun mengerutkan keningnya. "Kenapa Kak Jooheon gak boleh masuk?"

"Papa kira kejadian kamu ini pasti ada sangkut pautnya sama Jooheon."

"Enggak kak! Kak Jooheon gak ada hubungannya sama kejadian ini!"

"Iya, kakak tau kok. Kamu tenang dulu. Nanti kalo papa pulang, kakak ajak Jooheon kesini ya."

"Janji ya kak?"

"Iya janji. Sekarang kamu istirahat dulu ya."

"Eum."








***







Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam, namun kedua mata Changkyun enggan menutup. Selain karena sedari siang dia sudah tidur, Changkyun ingin menunggu Jooheon yang akan datang ke kamar rawatnya.

Cklek!

"Dek?"

Wajah Changkyun langsung memancarkan kebahagiaan saat melihat Jooheon masuk dengan perlahan ke dalam kamarnya.

"Kakak! Aw!" Changkyun yang lupa akan tubuhnya yang sakit pun langsung ingin duduk dan berakhir meringis menahan sakit.

"Dek!" Jooheon segera mendekat ke arah Changkyun dan menatap kekasihnya itu dengan penuh kekhawatiran.

"Ehe~ maaf kak. Tadinya aku mau nyamperin kakak, tapi badan aku sakit semua ini, huhu..." rengek Changkyun membuat Jooheon merasa bersalah.

"Maaf."

"Eung? Kenapa kakak minta maaf?"

"Kamu kayak gini gara-gara kakak."

Changkyun mengerutkan keningnya tidak suka. "Ini sama sekali bukan salah kakak jadi jangan nyalahin diri kakak sendiri!"

"Tetep aja dek, kakak gak becus jaga kamu."

Changkyun menghela nafas kemudian berbalik memunggungi Jooheon. "Kalau kakak cuma mau nyalahin diri kakak sendiri, mending kakak pulang aja."

Terdengar helaan nafas dari Jooheon. "Maaf ya dek. Kamu istirahat ya. Kakak... pulang dulu."

Changkyun menggigit bibir bawahnya menahan isakan saat ia mendengar suara langkah kaki menjauh, pintu yang terbuka kemudian tertutup dan saat itulah isakannya lolos dari bibirnya.

"Hiks... kak Joo..."

Sementara itu, Jooheon yang tadinya hanya berpura-pura pergi pun tersenyum kecil. Melepas sepatunya, Jooheon melangkah dengan sangat perlahan hingga tidaj menimbulkan suara apapun dan kembali menghampiri sang kekasih.

"Kenapa nangis hm?"

Changkyun berbalik dan tangisnya semakin keras dengan tangan yang terulur meminta sebuah pelukan.

"Kakak! Hiks..."

Jooheon pun memeluk Changkyun dan berusaha menenangkan si manis.

"Iya iya udah jangan nangis. Kakak gak pergi kok. Maafin kakak ya."

"Eung... hiks..."

Jooheon tersenyum kecil. "Kakak sayang sama kamu dek. Sayang banget."

"Aku juga sayang sama kakak."

Changkyun semakin mengeratkan pelukannya hingga beberapa menit kemudian, si manis kembali tertidur membuat Jooehon tersenyum menatap wajah damai sang kekasih.

"Aku janji, kita bakal terus bersama, selamanya. I love you, my only one..."

until we meet again (Jookyun) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang