29

476 45 6
                                    

"KAKAK!!"

Changkyun mendorong tubuh sang ayah dan berlari ke arah tubuh Jooheon yang sudah tidak bernyawa dengan darah mengalir deras dari pelipisnya.

"Kakak! Bangun! Kak!!"

Changkyun memukul pelan dada Jooheon. "Kakak udah janji gak akan pergi... Kakak udah janji gak akan ninggalin aku... kenapa kakak laukin ini?? Kenapa kak?? KENAPA??"

Tuan Lee hanya terdiam dengan pandangan kosong, tidak menyangka putra sulungnya akan melakukan hal sejauh ini.

"Kak, bangun kak! Bangun!!"

Changkyun menangis sembari mengguncang tubuh Jooheon. Kenapa Jooheon meninggalkannya dengan cara seperti ini? Bukankah pemuda itu sudah berjanji akan bersamanya selamanya?

Kenapa...

Changkyun menatap kosong ke arah pistol yang masih berada di genggaman Jooheon. Perlahan-lahan, tangannya terulur meraih pistol itu, mengarahkannya ke pelipisnya sendiri, sama seperti yang Jooheon yang lakukan.

"Changkyun!"

Teriakan sang ayah tidak dianggap. Dengan tangannya yang kosong, Changkyun meraih dan menggenggam tangan Jooheon dengan erat. Pemuda mungil itu tersenyum manis sebelum memejamkan matanya.

"I love you too kak."

Ayo kita sama-sama terus, selamanya...


















































Yoona menatap kosong ke arah 2 peti yang diletakkan berdampingan. Matanya bengkak dan wajahnya sembab.

Ia menunggu kepulangan adiknya malam itu, namun malah mendapatkan bahwa adiknya berpulang bersama dengan kekasihnya.

Yoona merasa gagal menjadi seorang kakak yang baik bagi Changkyun, merasa gagal melindungi adiknya. Yoona juga merasa bersalah pada sang ibu karena gagal memjalankan amanah mendiang wanita yang melahirkannya dan sang adik.

Bukan hanya Yoona yang kehilangan sosok adiknya, Soomyoung dan Chan pun kehilangan sosok kakak yang mereka sayangi. Keduanya menangis dalam diam di belakang Yoona dengan Soonyoung yang memeluk Chan dengan erat.

"Kita bahkan belum pernah ketemu sama kak Changkyun." Lirih Chan.

Itu benar. Padahal mereka sudah berjanji akan bertemu dalam waktu dekat. Namun disinilah mereka, melihat Changkyun untuk pertama dan terakhir kalinya, di rumah duka.

Soonyoung menggigit bibir bawahnya. "Gapapa Chan, gapapa. Kakak yakin setelah ini, kak Jooheon sama kak Changkyun bakal bahagia berdua."

Sementara itu, sang ayah berdiri di samping peti milik Changkyun, menangis dalam diam dan menyesali perbuatannya selama ini.

"Maafin papa. Papa gak bisa jadi orang tua yang baik buat kamu."

Mendengar ucapan sang ayah membuat Yoona kembali menangis. Yoona ingin menyalahkan sang ayah, namun ini adalah pilihan Changkyun dan Yoona harus bisa menerimanya dengan ikhlas.

Tuan Im terlihat meraih sesuatu dari balik saku jasnya.

Benang merah.

Diikatkannya ujung benang merah itu di kelingking Changkyun kemudian ia mendongak dan menatap tuan Lee yang berdiri di samping peti milik Jooheon. Tuan Lee mengangguk dan mengambil ujung benang satunya, mengikatkannya pada jari kelingking Jooheon.

"Maafkan om..." ucap Tuan Im sambil menatap tubuh Jooheon. "Om minta tolong, jaga Changkyun di sana... jaga putra om satu-satunya dengan baik..."





















Sabar guys  1 lagi ya epilog 😆😆

until we meet again (Jookyun) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang