28

347 51 9
                                    

"Ayo pulang!"

"Enggak!"

"Pulang, Im Changkyun!"

"Changkyun gak mau!!"

Changkyun menghempaskan tangan sang ayah dan...

PLAK!

"Papa udah bilang berkali-kali! Putuskan hubungan kamu sama dia!"

"Tapi Changkyun udah bilang gak mau pa!"

"MAU JADI APA KAMU KALO TERUS-TERUSAN BERHUBUNGAN SAMA DIA?!"

Tuan Im kembali mengangkat tangannya hendak memukul Changkyun, namun Jooheon bergerak cepat, merengkuh tubuh Changkyun dan melindungi kekasihnya, berakhir dengan lagi-lagi ia harus menerima pukulan dan tuan Im.

"Om, cukup om! Saya yang salah! Saya mohon jangan pukul Changkyun lagi." Mohon Jooheon.

"Enggak! Kakak gak salah!" Changkyun kemudian menatap tajam sang ayah. "Kenapa papa gak pernah ngerti?? Changkyun cinta sama kak Jooheon dan sampe kapanpun, Changkyun gak akan pisah dari kak Jooheon!"

"Im Changkyun!"

Changkyun kemudian menarik tangan Jooheon dan berlalu dari cafe itu, meninggalkan sang ayah yang menggeram marah.

Sementara itu, seorang pria paruh baya sedang duduk di bangku belakang mobilnya.

"Tuan, tuan muda baru saja pergi dengan pemuda itu."

"Ikuti mereka."

"Baik."





***





Changkyun masih menangis sejadi-jadinya di apartemen Jooheon. Tubuh keduanya basah kuyub karena tadi tiba-tiba saja hujan deras turun membasahi bumi.

"Dek... Maaf... Maafin kakak ya."

Changkyun menggelengkan kepalanya. "E-enggak! Kenapa... hiks... kenapa kakak minta maaf?"

"Semuanya jadi kayak gini karena kakak. Harusnya-"

"Udah berapa kali aku bilang, ini bukan salah kakak!"

"Dek, dengerin kakak." Jooheon memegang kedua pundak Changkyun. "Kita gak bisa kayak gini terus sayang." Lirihnya.

Changkyun menatap Jooheon dengan tidak percaya. "Maksud kakak apa?"

"Kita... lebih baik men-"

"Kenapa kakak mau kayak gitu?" Changkyun memundukkan kepalanya. "Bukannya kakak udah janji gak akan pergi? Kita akan selalu bersama?"

"Kenapa... kenapa sekarang kakak ngomong kayak gitu? Kenapa kak?? KENAPA??" Teriak Changkyun frustasi dengan tangisan yang makin keras. Tangannya mencengkram erat kemeja Jooheon dan pemuda manis itu menyandarkan kepalanya di dada Jooheon.

"Maaf dek, maaf."

"Aku gak mau pisah kak... aku gak mau..."

Jooheon kemudian melingkarkan lengannya pada tubuh mungil kekasihnya, memeluknya dengan erat, membiarkan kekasihnya menumpahkan air matanya sebelum akhirnya melonggarkan pelukannya.

Keduanya bertatapan dengan mata yang sama-sama memerah dan basah, hingga jarak itu terkikis dan bibir mereka bersentuhan, saling melumat lembut, menyalurkan perasaan masing-masing.

BRAK!!

"Apa yang kalian lakukan hah?!"

Ciuman keduanya terlepas dan menatap terkejut ke arah pintu yang baru saja didobrak paksa itu.

"P-papa..."

"Ikut papa pulang sekarang!"

Tuan Im menarik Changkyun dengan paksa hingga tubuh mungil itu terhuyung namun tangan Changkyun dengan cepat diraih oleh Jooheon.

"Om, saya mohon..."

Tuan Im mendorong tubuh Jooheon hingga tautan tangan mereka terlepas dan kembali menarik Changkyun yang terus saja berontak.

"Enggak! Changkyun gak mau! Kakak!"

"Pulang Changkyun!"

Jooheon kemudian berusaha kembali meraih tangan Changkyun, namun seseorang menahannya dan mendaratkan sebuah pukulan ke pipinya.

"Kakak!!"

Jooheon menoleh sambil memegangi pipinya yang nyeri. "P-papa."

"Papa sudah peringatkan kamu Jooheon. Ini peringatan terakhir, putuskan hubungan kalian atau-"

"Pa, please. Jooheon gak mau."

PLAK!

"BERANI KAMU NGELAWAN PAPA?!"

"Kakak! Om, tolong jangan mukul kak Jooheon lagi!"

Changkyun berhasil melepaskan diri dari sang ayah kemudian beranjak menahan tangan tuan Lee.

"Saya mohon om, jangan lukai kak Jooheon lagi."

Tuan Im tidak tinggal diam, ia kembali menarik tangan Changkyun dan suasana kembali ricuh.

Mereka lengah.

Dan saat itu Jooheon menangkap sebuah benda yang melingkar di pinggang sang ayah. Tanpa pikir panjang, Jooheon mengambil benda itu dan diarahkan ke pelipisnya.

"Jooheon!"

Changkyun membulatkan matanya melihat Jooheon menodongkan pistol milik ayahnya ke pelipisnya sendiri.

"KAKAK!"

"Jooheon kembalikan!"

Jooheon memundurkan langkahnya kemudian menarik pelatuk pistol itu membuat Changkyun menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Kak! Jangan kak! Aku mohon!"

Jooheon menatap sang kekasih kemudian tersenyum lembut dan menggeleng pelan.

Baru saja Changkyun akan mendekati Jooheon, tuan Im kembali menahan tangan sang putra.

"Kak! Aku mohon kak. Bukannya kita udah janji gak akan pisah?? Jangan lakuin itu kak!"

Lagi, Jooheon menggeleng pelan. "Maafin kakak..." bisiknya.

"Kak, please..."

"I love you..."


























































































DORR!



































































"KAKAKKKK!!"































































































SABAR YAH GUYS, MAU END KOK 😆😆

until we meet again (Jookyun) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang