1. Ada Apa?

2.5K 145 13
                                    

Happy Reading💜
*
*
*

"Ma?!" ucap Naila dengan sedikit nada tinggi.

Pagi sekali, mood Naila bahkan sudah sangat berantakan. Apalagi saat mendengar penuturan kata dari kedua orang tuanya.

"Maaf, sayang. Mama juga ikut keputusan papa," ucap mama dengan sedih, sambil menuangkan air putih yang disediakan untuk papa.

"Tapi pa.....,"

Bahkan ucapan Naila dipotong dengan cepat oleh papanya.

"Nai, papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu, nak," ucap papa dengan santai, tetapi ketegasan tersorot dari kedua matanya.

"Terbaik apanya sih, pa? Bahkan papa dengan mudahnya mengambil keputusan sendiri, tanpa tanya Nai dulu," balas Naila masih dengan emosi.

"Abang Reza aja memilih pasangan sendiri," lanjut Nai.

"Abang kamu lelaki, itu berbeda Nai. Kamu perempuan, tanggung jawab seorang papa itu anak perempuannya," jawab papa.

Suasana sarapan pagi yang biasanya terdengar gelak tawa, kini memanas dengan perdebatan seorang anak dan orang tuanya.

Naila Salsabila, anak kedua dari dua bersaudara itu kini sudah menempuh pendidikan sebagai Mahasiswi Farmasi di Universitas Terfavorit. Gadis berusia 19 tahun, yang memiliki tubuh mungil, hidung sedikit mancung, bibir tipis, dan bola mata yang bulat bening, bahkan terlihat sangat manis.

Ia beranjak dengan cepat, mengambil tas selempang yang ada di belakang kursi. Meminum susu putih dengan cepat, tanpa melirik mama yang menegurnya.

"Pelan-pelan Nai," tegur mama.

Naila terburu-buru menyalami kedua orang tuanya, tak lupa juga mencium pipi mama dan papanya yang sudah menjadi kebiasaan sejak kecil.

"Nai berangkat, assalamualaikum," pamit Naila.

"Waalaikumsalam," balas papa dan mama dengan bersamaan.

💊💊💊

"Pa, bagaimana kalau Naila tidak akan menerima perjodohan ini?" ucap mama dengan cemas. Ia terus memikirkan hal ini sejak suaminya memberitahukan perihal perjodohan anak perempuan satu-satunya.

"Mama yakini Naila saja, jika calon suaminya itu yang terbaik," ucap papa meyakinkan sang istri yang selalu khawatir.

"Sebenarnya mama juga belum siap pa kalau berpisah dengan Naila," ucap mama dengan lirih, ia menitikkan air matanya.

"Mama percaya sama papa kan? Insyaallah dia calon suami yang terbaik untuk Naila, ma," kata papa lebih meyakinkan istrinya itu.

"Apalagi zaman sekarang, banyak anak remaja salah pergaulan ma. Papa akan lebih tenang jika Naila secepatnya menikah," kata papa lagi.

Akhirnya setelah pembicaraan sepasang suami istri itu, Zaki dan Yolan. Sang istri mengantarkan suaminya ke depan teras untuk berangkat kerja.

"Hati-hati ya Pa," ucap Mama sambil meraih tangan Papa.

"Assalamualaikum," ucap Papa.

"Waalaikumsalam," balas Mama.

Bahkan setelah mobil yang dikendarai suaminya itu sudah tak terlihat, Yolan masih saja berdiri di depan teras. Ia masih memikirkan tentang anak keduanya itu. Yolan tidak rela jika secepatnya akan berpisah dengan Naila, anak perempuan yang manja walau sudah dewasa.

💊💊💊

Sejak keluar dari rumah, Naila mengendarai motor dengan kecepatan tinggi hingga sampai di kampus.

Hatinya masih tidak karuan, masih saja menggerutu hal tadi pagi. Ia sedikit menghentakkan kakinya ketika ada di lorong kampus menuju kelasnya.

Dia sedikit menendang sebuah tanaman, hingga tanah yang berada di potnya itu berhamburan keluar mengotori lantai.

"Awhs," rintihnya ketika kaki Naila merasa ngilu.

"Penjaga kampus mana coba yah," kata batinnya.

"Pak Udin, maaf itu tadi saya tidak sengaja menyenggol pot tanaman. Tapi maaf, sebenarnya saya sengaja," ucap Naila ketika ada di hadapan Pak Udin, penjaga kampus.

"Oh iya, tidak apa Neng Nai. Nanti biar bapak yang bersihin," kata Pak Udin dengan sopan.

"Stoppp pak, biarkan dia bertanggung jawab dengan perbuatannya," ucap seorang lelaki dewasa yang berperawakan tinggi.

"Saya sudah telat masuk kelas pak, jadi saya pamit undur diri. Terima kasih Pak Udin," ucap Naila sedikit berteriak, karena terburu-buru lari.

Pasalnya, ia juga sudah keburu telat masuk kelas. Kalau Naila membersihkan lantai kotor tadi, bisa semakin telat.

"Huftttttt......," helaan napas Naila terdengar oleh teman sampingnya.

"Eh lu kemana aja sih, Nai?" tanya seorang perempuan berhijab disampingnya itu. Dia Zahra, sahabat Naila. Semua kepribadiannya sangat berbanding terbalik dengan Naila yang sedikit bar-bar.

"Gua telat," kata Naila singkat.

💊💊💊

Jazakumulluh Khairan🙏😇

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Hai, teman-teman semua. Terima kasih yang sudah mampir untuk membaca cerita ini. Semoga kalian suka:)

Maaf masih banyak typo hhe

Jangan lupa baca, vote, and coment yah👌
@Ermawati667

#Selasa
#01September2020
#09.42Wib

Jodoh Terbaik (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang