2

18.8K 1.8K 24
                                    

Setelah 2 jam tertidur, jian akhirnya bangun dan mendapati velly yg juga tengah tertidur dikursi yg tepat berada disampingnya. Jian melirik ke atas, cairan itu sudah habis. Kini mual benar benar menghujam perut jian.

"Mual banget." Lirihnya.

"Kenapa dek? Ada yg sakit? Bilang sama kakak!" Velly terkejut mendengar suara sang adik yg begitu lirih.

"M..m.maaf kak, kakak jadi kebangun." Ujar jian dengan wajah yg dipenuhi bulir keringat.

"Ngga kok, tadi kenapa? Mual ya?" Tanya velly sambil menggenggam tangan jian.

Jian lalu menganggukkan kepalanya. Ia tau betul ini efek kemo, namun tetap saja ia tak terbiasa. Velly lalu berlari ke arah lemari dan membawa 1 plastik ukuran sedang ditangannya.

"Kita balik ke kamar aja ya dek, kamu pegang ini dulu buat jaga jaga." Ujar velly sambil memberi plastik tersebut kepada jian.

"Iya kak, makasih." Jian lalu berusaha mendudukkan dirinya dibantu velly lalu menaiki kursi roda dan beranjak meninggalkan ruang kemo.

Ruang kemo dengan kamar rawat jian bisa dikatakan cukup jauh. Kamar rawat jian berada pada lantai 4, sedangkan ruang kemo berada pada lantai 2.

                                🍁

Sesampainya dikamar jian, velly langsung menidurkan jian kembali. Keringat dingin benar benar membasahi baju serta kening jian.

"Nanti kalau mual lagi, bilang sama kakak ya dek." Ujar velly.

Jian menganggukkan kepalanya dan kembali menutup matanya. Namun baru saja jian menutup mata, mual itu makin menjadi.

"Kak!" Panggilnya pada velly yg sedang memainkan ponselnya.

"Iya, kenapa? Mual banget ya?" Tanya velly pada jian.

"Iya..." Lirih jian.

Velly mengambil baskom yg ada dikamar mandi dan meletakkannya dilantai samping brankar jian. Velly lalu duduk disamping jian, mengelus kening jian yg penuh dengan keringat dingin.

"Duduk aja ya biar lebih enakan."

Jian hanya bisa menurut, tubuhnya yg memang sudah lemas ditambah lagi mual yg tak berkurang sedikitpun membuatnya ingin menyerah saja.

"Minum air hangatnya ya dek." Velly memberinya air hangat yg ia pegang ke jian.

Jian lalu meneguknya hingga habis. Namun tepat setelah itu.


Prang...

"Huek...uhuk..uhukk..argh.." Gelas yg ia genggam itu terjatuh diiringi cairan bening yg keluar dari mulutnya.

Velly lantas mengambil baskom yg sudah disiapkan itu dan meletakkannya disamping jian. Sesekali velly memijat tengkuk jian perlahan.

"Argh... Sakith kak.." Lirih jian kepada velly, hingga satu air mata lolos dari mata indahnya.

"Iya kakak tau, kamu kuatkan? Lawan sakitnya. Kamu bisa dek!" Ujar velly seraya memberi semangat pada jian.

"Hah..hah...huek...uhuk..uhuk.." Jian terus mengeluarkan isi perutnya.

Jian menggenggam tangan velly dengan kuat, velly tau ia butuh seseorang untuk memberinya semangat.

"M..m.maaf gelasnya..pecah." Ujar jian sambil menatap velly dengan mata sayunya.

"Ngga pa-pa, nanti biar kakak beresin. Gimana? Udah enakan?" Tanya velly dengan lembut.

"Belum." Jawab jian dengan jujur.

Velly menatap jian sedih, nampak jian sangat lelah. Semuanya basah karena keringat.

"Baju jian basah semua, ganti baju aja ya?"

"Hmm."

Velly lalu mengambil baju kaos yg ada didalam lemari jian, lalu memakaikannya ke sang adik.

"Makasih ya kak. Selama ini udah jagain jian, padahal jian slalu ngerepotin kakak." Ujar jian sendu.

"Ngga, jian ngga ngerepotin kak velly. Malah kakak seneng, akhirnya kakak ngerasin rasanya punya adek hehehe." Ucap velly sambil menata rambut jian yg mulai rontok itu.

Jian turut tersenyum melihat velly yg tertawa ringan.

"Makasih." Ujarnya sekali lagi.

Velly lantas membawa jian kepelukannya. Memberinya kehangatan yg patut ia dapatkan.

"Kak velly sayang tau sama jian. Ngga usah ngerasa bersalah dek." Ucap velly sambil mengelus punggung kecil itu.

"Jian juga." Jawab jian dengan suara yg terdengar bergetar.

Velly lalu melepaskan pelukannya. Tampak mata jian memerah karena air mata yg turun dengan derasnya.

"No, Don't Cry!" Ucap velly dan menghapus air mata jian dengan tangannya.

"Hiks..hiks.." Jian kembali memeluk velly dengan kuat. Vellypun membalas pelukan adiknya sambil mengucapkan kata penenang.

"Semuanya bakal baik baik aja dek. Oke?"

Jian menganggukkan kepalanya.






















[TBC]

Karakter leon disini belum terlalu aku keluarin😉

Aku harap cerita ini ngga ngecewain yaa😌 makasih yg udah baca dan vote💜💜

MAKASIH BANYAAAK💜😘

Aku Disini Kak! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang