Jian memasuki kamarnya, tak ada satu orangpun disini. Jian bawa langkahnya ke meja yg ada di samping brankarnya. Mengambil handphone yg selama ini velly sita karena jian slalu begadang bila bertemu barang itu.
Ia buka aplikasi pesan, mencari nama velly lalu mengetikkan kata pamit pada sang kakak.
Jian :
Kak, jian pergi.
Sent
Ungkapnya, lalu meletakkan lagi handphone itu diatas meja. Kemudian mengambil beberapa lembar duit di dompetnya. Setelah itu ia bawa langkahnya keluar dari kamarnya dan mencari taksi.
(Velly side)
Velly akhirnya kembali ke rumah sakit, takut bila sang adik akan kesepian. Sesampainya didepan pintu, salah satu perawat menghampirinya.
"Lho, jian mana?" Tanya perawat yg tak sengaja melihat velly sendirian.
"Jian? Kan di dalem." Jawab velly sambil menunjuk ke arah kamar jian.
"Ngga, tadi aku liat dia keluar. Aku sangka mau nyamperin kamu." Ujarnya.
Mata velly langsung membulat. Ia berlari masuk ke dalam kamar jian yg sepi itu. Mengecek semua yg ada di dalam sana.
"JIAN!" panggilnya.
Tak ada sautan.
Perawat yg memberi tau hal itu, lantas memberi saran pada velly yg tampak kacau.
"Vel, coba telpon satpam bawah. Mana tau mereka liat jian keluar." Ucapnya.
Velly lantas mengeluarkan handphone miliknya, hingga matanya tertuju pada pesan yg muncul pada layar kunci handphonenya.
"Kak, jian pergi."
13.44
Velly langsung terdiam. Ia mengingat kembali perkataan adiknya itu yg slalu mengucapkan 'jian capek' padanya.
"Vel! Kenapa?" Tanya perawat yg tadi ia temui.
Velly langsung berlari meninggalkan ruang rawat jian. Bahkan ia sempat menabrak brankar pasien lain. Ia keluar dari rumah sakit menuju taman.
"JIAN!" panggilnya. Seluruh pasang mata kini menatapnya.
"Hah..hah...JIAN!" Velly kembali berlari ke arah belakang rumah sakit.
Namun keberadaan sang adik tak kunjung terlihat. Velly terduduk dilantai dingin itu. Air matanya turun sudah.
"JIAN!"
Namun saat itu juga ia baru terpikir untuk menelpon leon. Anak itu slalu nekat bila ada sesuatu yg berhubungan dengan leon. Velly lantas mengeluarkan handphonenya dan mencari nama leon dikontaknya.
"Kenapa lagi hah?!" Tanya leon dengan sedikit membentak.
"Kamu lagi sama jian?" Tanya velly dengan suara yg masih terdengar bergetar.
"Ngapain nanya sama gua. Ngga penting banget." Jawabnya dengan santai.
"Saya tanya jian ada sama kamu?!" Velly sedikit berteriak.
"Ngga."
Telepon itu langsung dimatikan secara sepihak oleh leon. Velly kembali diam. Kini pikiran buruk mulai memenuhi pikirannya.
Jian ngga mungkin pergi.
Itulah yg ada dipikirannya kini. Tanpa pikir panjang lagi ia menuju parkiran rumah sakit dan menanyakan keberadaan jian pada satpam yg sedang berjaga di disana.
"Pak!" Panggilnya saat melihat satpam yg sedang menyeruput kopi didepan posnya.
"Iya. Ada yg bisa saya bantu." Jawabnya dengan sopan.
"Tadi ada liat anak 15 tahun keluar?" Tanya velly.
"15 tahun?" Satpam itu melihat ke atas seraya mengingat siapa yg keluar tadi.
"Dia pakai baju kaos hitam kalo ngga salah." Sambung velly.
"Oh, ada mbak. Kalau ngga salah ke arah sana. Tadi sempet berentiin taksi juga." Jawab bapak tsb sambil menunjuk ke arah jalan.
"Makasih pak, kalo gitu saya permisi." Velly lantas menyetopkan taksi yg kebetulan lewat.
Sesampai di dalam taksi, velly kembali menelpon leon untuk meminta bantuan mencari jian.
"Hallo!"
"Kenapa lagi sih?! Gua lagi ngumpul, ganggu banget." Kekesalan terdengar dari ucapan leon.
"Adik kamu hilang." Ujarnya dengan dingin kepada leon.
"Terus urusannya sama gua apa?" Jawabnya dengan santai.
"Urusannya dengan kamu? Kamu sadar ngga jian siapa? Ngga habis pikir saya sama kamu." Emosi velly meninggi saat itu.
"Makanya gua bilangin, ngga usah ngurusin anak penyakitan kayak dia. Susah sendirikan." Ucap leon sambil terkekeh.
"Dasar kakak ngga punya hati. Pernah mikir ngga perjuangan jian buat kamu? Bahkan disaat kayak begini kamu masih sempat bilang begitu." Jawab velly geram.
"Kenapa juga harus mikirin orang ngga penting? Masih banyak yg harus dipikirin selain dia." Jawabnya dengan santai yg kembali membuat amarah velly kembali tinggi.
"Kalo saya bilang jian hilang karena mau bunuh diri, apa kamu bakal tetap gini? Dia capek leon." Air mata velly jatuh saat itu juga.
Tak ada sautan. Sudah jelas apa yg dikatakan velly membuat leon terdiam. Sehingga velly mematikan telepon yg masih tersambung itu.
"Kamu dimana sih dek?"
[TBC]
Makasih yang udah mau mampir. Semoga ngga ngecewain kalian yaa😊😉
Makasih buat yg udah vote, dan sempetin komen💜💜💜
Makasih banyaaaak😍💜✨

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Disini Kak! [End]
Fiksi RemajaTak ada kata lain selain kata rindu dan sayangnya Jian kepada leon.Menjadi pasien tetap dirumah sakit membuatnya dicap lemah oleh kakaknya itu. Hidup jian yg terasa sepi ditambah sakit yang sering melanda tubuhnya membuat jian ingin menyerah saja. ~...