16

13.8K 1.3K 34
                                    

Semoga ngga kecewa ya. Soalnya part ini pendek banget😔 MAAF.





Leon menjaga jian semalaman karena suhu tubuh jian yang tiba tiba tinggi. Anak itu terserang demam hingga muntah muntah tak henti. Kini sudah jam 10 pagi. Namun tak ada tanda jian akan bangun. Leon hanya bisa mendengus kesal. Ia terus memperhatikan jian dari kejauhan lalu memaminkan handphonenya.

"Laper banget ni perut." Ujar leon disepinya lorong menuju ruangan jian.

Namun tiba tiba terpampang 1 bungkus nasi goreng dihadapannya. Leon mendonggakkan kepalanya ke atas dan melihat siapa yang menyodorkan makanan tersebut.

"Kamu laparkan?" Tanya orang tersebut.

"Lo?!" Leon cukup terkejut melihat sosok velly dihadapannya.

"Kok kaget? Ini saya beliin masi goreng buat kamu. Saya tau kamu belum makan dari semalam." Ujar velly sambil duduk disamping leon.

"Lo tau?" Tanya leon.

"Kamukan jagain jian semalam. Yakan?" Ujar velly dengan sedikit menggoda yang sukses membuat leon sedikit salting.

"Apaan sih? Sini nasi gorengnya!!" Leon merebut nasi goreng yang masih velly pegang dan membukanya lalu melahapnya.

"Kamu jangan kemana-mana. Saya mau kedalam dulu nemuin jian." Velly lalu berangsur masuk ke dalam.

Ceklek...

Velly membuka perlahan pintu kayu itu dan melihat jian dari jauh. Benar benar pucat, rambut yang basah, dan tidur yang tampak tak tenang. Mulutnya seperti mengatakan sesuatu. Velly berjalan ke arah jian dan mendekatkan telinganya ke arah mulut jian.

"Kakak..kakak.." Suara lirih itu hampir membuat pertahanan velly runtuh.

Ia sapu keringat dikening sang adik. Namun matanya membulat ketika memegang kening jian yang menusuk ke kulitnya.

"Astaga, Jian! Sayang bangun dulu dek!" Panggil velly pada adiknya itu.

Jian mengerjapkan matanya perlahan dan menatap velly yang ada dihadapannya.

"Kakak..." Lirihnya seraya menjawab panggilan velly.

"Yaampun, LEON! LEON!" Kini velly meneriaki nama leon. Kemarahan itu mulai merasuk ke diri velly, melihat jian sakit seperti ini membuat ia khawatir 2 kali lipat.

"Apaan sih? Gua lagi makan diganggu." Kesal leon dengan nasi goreng yang masih setia ditangnnya.

"Ini jian kenapa? Kamu jagain ngga sih semalam?!" Velly sedikit membentak leon.

"Gua jagainlah. Kenapa sih?"

"Kenapa kenapa, kamu ngga tau badan adik kamu udah panas gini?!"

"Mana gua tau, orang dia tidur mulu dari semalam." Ujarnya dengan bersikeras.

"Jadi apa gunanya kamu disini? Seharusnya kamu cek. Jangan diem aja!" Suara velly semakin meninggi.

"Kak..udah." Namjn suara lemah itu menengahi. Jian memegang tangan velly.

"Tapi kakak kamu itu -.."

"Kak.. Ngga pa-pa. Jian cuma meriang aja. Ngga usah diributin." Jawab jian dengan suara seraknya.

"Hah...kamu istirahat ya? Kakak -" ucapan velly terpotong kedua kalinya karena handphonenya berdering.

     KRING..KRING..

Velly lantas mengangkatnya. dan ternyata yang menelpon adalah sang ibu.

"Halo ma! Kenapa?" Tanya velly.

"Vel, kamu pulang ya? Grandma sama granpa datang. Ngga enak kalo kamu ngga ada dirumah." Jawab sang ibu.

Velly terdiam cukup lama. Menatap jian yang kembali menutup matanya.

"Vel!" Panggilan itu sukses membuyarkan lamunan velly.

"Iya ma, velly pulang." Velly lantas mematikan telepon itu dan kembali terdiam.

Jujur ia belum bisa meninggalkan sang adik saat seperti ini. Namun bagaimana lagi.

"Jian! Maaf ya? Kakak harus pulang sekarang. Kakak janji bakal jengukin jian tiap minggu." Ujar velly sambil menggenggam tangan sang adik.

"Kakak pulang aja. Jian bakal istirahat kok kak, tenang aja." Jawabnya dengan senyum indahnya.

"Leon! Saya harus pulang. Saya harap kamu bisa jaga jian baik baik. Ingat leon, jian ngga sekuat dulu." Velly mengakhiri perbincangannya dengan leon lalu berjalan keluar.

Kini hanya ada leon dan jian disana. Jian memutuskan untuk kembali memejamkan matanya karena kepala yang pusing ditambah mata yang menyuruhnya untuk tertutup kembali.

Leon lalu meletakkan nasi gorengnya itu ke atas nakas lalu berjalan mendekat ke arah jian. Menaikkan selimut jian hingga setinggi dada lalu duduk disamping jian.

"Lo tau ngga? Jujur gua capek. Gua pengen bebas, Tanpa ada lo. Tapi itu semua ngga bisa kecapai. Lo tau kenapa?"

Leon menghentikan ucapannya sejenak.
























"Karena bayangan lo slalu ada dibenak gua, jian." Ujarnya tepat ditelinga sang adik.






















[TBC]

Pendekkan? Ngga tau lagi cara bilangnya yg jelas aku lagi ngga mood buat nulis:(

Ditambah lagi wattpad aku yg eror tiba tiba. Kadang pas nulis keluar sendiri😫 terus pas masuk lagi cerita yang aku tulis udah hilang. Capek bgt sumpah😭😩

Jadi maaf kalo pendek ya?
MAKASIH YANG UDAH BACA💜VOTE💜DAN KOMEN💜

STAY HERE!!

MAKASIH BANYAAAK💜✨

Aku Disini Kak! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang