Sebelum kalian baca part 8, aku bakal kenalin castnya dulu yaa.
Btw kalian bisa juga kok bayangin siapa siapa aja yang cocok buat meranin karakter jian, leon atau velly.😊
Langsung ajaaa..
Nama : jian adnan gara
Ttl : Jakarta, 1 september 2004Nama : leon kevian
Ttl : jakarta, 12 oktober 1999.
Nama : velly priska
Ttl : Singapura, 30 desember 1998*aku rasa velly-nya kemudaan, tapi suka aja gitu.😅
Happy reading
Keadaan jian saat ini sudah berangsur membaik. Velly masih setia menunggu didepan ICU. Jian dipindah kemarin pagi ke ICU karena keadaan yang mengharuskannya untuk slalu dipantau oleh tim dokter.
Masih hangat di pikiran velly. Dimana dokter mengatakan hal yang paling velly sesali sekarang ini.
Flashback on
Pria berjas putih itu akhirnya keluar dari kamar jian. Raut wajahnya tampak lesu, ia juga tampak menghela nafas sejenak sebelum berbicara kepada velly yang sudah menatapnya sendu.
"Gimana? Ngga kenapa-napakan dok?" Sambar velly.
"Hah... Dengan berat hati, kami sampaikan. Kanker jian naik ke stadium 3. Maaf." Ujar dokter tersebut sambil menepuk bahu leon.
Deg...
"Yatuhan..." Lirih velly sambil termenung setelah mendengar apa yang dikatakan dokter itu.
"Terlalu banyak yang ia pikirkan, hal itulah yang mempengaruhi keadaan jian saat ini." Sambungnya.
Tanpa mereka sadari, sosok laki laki yang tadi sibuk dengan dirinya sendiri mendengarkan apa yang dokter itu bicarakan. Disatu sisi ia merasa bersalah. Namun disisi lain ia juga kesal dengan dirinya sendiri.Flashback off
"Maaf, kakak lalai jaga kamu." Ujar velly dengan lirih diiringi lelehan air mata.
Ia lalu menundukkan kepalanya. Ingin rasanya velly memeluk sosok lemah itu sekarang. Tapi untuk menemuinya saja tak bisa. Kini pandangan velly beralih pada kursi panjang yang ada di sampingnya, tampak leon yang tengah tertidur lelap sambil menyandarkan tubuhnya.
Sungguh, hati velly tenang ketika melihat leon ada disini dan menemani jian. Ia harap ini akan bertahan lama. Tak lama mata itu terbuka. Leon lalu menatap velly, wanita itu tampak lelah.
"Istirahat aja, biar gua yang jagain." Ujar leon tiba tiba.
Hal itu sontak membuat velly bingung dan tak percaya.
"Kamu jagain jian?" Tanya velly untuk memastikan apa yang ia dengar tadi.
"Gua tau lo capek." Jawab leon lalu memalingkan kepalanya ke arah lain.
Velly sedikit terkekeh melihat tingkah leon. Anak itu slalu mempertahankan sisi dinginnya.
"Apa saya bisa percaya sama kamu? Saya ngga bakal terima kalau keadaan jian lebih buruk dari ini." Ujar velly.
"Lo bikin gua serba salah tau ngga? Lo slalu minta gua datang dan jenguk jian, sekarang?" Ntah mengapa leon sedikit kesal dengan apa yang velly ucapkan barusan.
"Maksud saya bukan gitu. Kamu dengerkan apa yg dokter bilang? Kankernya udah naik stadium, leon." Ujar velly sendu.
"Udah sana! Percaya sama gua."
Mata velly berbinar saat itu juga. Bila jian mendengar apa yang leon katakan, mungkin anak itu tak bisa tidur karena memikirkan apa yg leon ucapkan.
"Makasih."
Velly pun beranjak dari sana. Jujur badannya juga sudah mau remuk. Jadi ia putuskan untuk menginap sejenak dikamar yang disediakan untuk suster yang bekerja disana.
Disisi lain...
Leon tengah menatap jian yang dipasangkan berbagai alat didalam sana. Ia hanya bisa memperhatikan sang adik dari luar karena dokter belum mengijinkan orang untuk masuk ke dalam.
"Lo orang terlemah yang Pernah gua jumpain, jian." Ujar leon sambil mengepalkan tangannya.
Namun tepat setelah itu, jian mendadak mengejang disertai garis monitor yang tak menentu. Leon tak tinggal diam. Ia berlari ke arah sang adik dan memencet tombol merah yang ada disamping brankar jian.
Sesekali ia memanggil jian guna menyadarkan sang adik walau itu tak berguna sama sekali.
"Jian! Jian!! ANJI*G DOKTERNYA MANA SIH?! Jian!"
Leon lalu kembali berlari keluar untuk memanggil dokter atau perawat yang ada.
"Kalian makan gaji buta ya?!! Adik gua mau mati didalem, kalian santai santai disini. ADA OTAK NGGA?!" Bentak leon ke arah perawat yang tengah terduduk di meja yang berada disamping ruang ICU jian. Nafasnya memburu menandakan leon benar benar marah.
Sontak suster itu berlari ke arah ICU. diiringi dokter dibelakangnya. Amarah leon memberudak saat itu. Ia tak bisa tinggal diam melihat keadaan jian seperti tadi.
"Awas kalo lo pergi." Ujar leon sambil melihat ke arah dokter yang sedang menangani jian.
[TBC]
gimana? Ngecewain ya karena pendek?😔 maaf yaa...😭😭
Makasih buat kalian yang slalu setia dan hadir dicerita ini. Kalian bikin aku semangat nulis tau ngga?😘 pokoknya sayang kalian💜💜😭
MAKASIH BANYAAAK😘💜✨
*berhubung author lagi ultah jadi bakal double up hari ini🎉🎉💜 ngga kecewa lagikan?hehehe:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Disini Kak! [End]
Teen FictionTak ada kata lain selain kata rindu dan sayangnya Jian kepada leon.Menjadi pasien tetap dirumah sakit membuatnya dicap lemah oleh kakaknya itu. Hidup jian yg terasa sepi ditambah sakit yang sering melanda tubuhnya membuat jian ingin menyerah saja. ~...