Niana sudah mulai aktif mengikuti berbagai macam les. Seperti les bahasa inggris, matematika, fisika, dan les musik. Untuk les matematika dia belajar di tempat les. Sedangkan les bahasa inggris, fisika dan les musik, ayahnya menyewa guru untuk mengajar niana di rumah. Selain les, niana juga masih sering aktif latihan bela diri. Jadwalnya sangat padat setiap harinya. dia hanya punya 2 hari libur, yaitu di hari sabtu dan minggu.***
2 minggu kemudian setelah acara makan malam hari itu. Jihoon selalu mengikuti kemanapun niana pergi. Mengikutinya dari belakang seperti seekor anak ayam yang mengejar induknya. Niana baru saja berjalan keluar dari tempat les. Ketika sehabis pulang dari tempat les dia biasanya akan ke perpustakaan atau ke mini market yang tidak jauh dari tempat lesnya itu. Jihoon selalu menunggu niana di depan tempat lesnya.
Jihoon : hei! Berhenti, tunggu aku. Hei! (berteriak memanggil niana yang masih terus berjalan)
Niana masih terus berjalan, dia tidak mendengarkan suara panggilan itu. Jihoon dengan cepat berlari dan menghadang jalannya. Niana terkejut melihat jihoon yang tiba-tiba berada di depannya. Dia lalu mundur ke belakang beberapa langkah.
Niana : (mengelus dadanya sambil mengatur nafasnya) Jantungku sedang tidak baik-baik saja.
Jihoon : aku memanggilmu dari tadi, memangnya kamu tidak dengar? (kesal)
Niana : (melepas earphonenya) ... Kau baru saja membuatku senam jantung tau. Kau mau apa? (kesal)
Jihoon : huh, pantas saja kamu tidak dengar. Itu berbahaya tau, jalan sambil memakai earphone. Kamu mau kemana? Rumah kita bukan ke arah sana.
Niana : memangnya siapa yang mau pulang? Saya mau ke perpustakaan.
Jihoon : perpustakaan? Buat apa?
Niana : nonton orang main futsal. (memasang earphonenya)
Jihoon : apa? (bingung).. hei, di perpustakaan mana ada orang main futsal.
Niana berjalan meninggalkan jihoon, dia tersenyum. Jihoon lalu mengejar niana yang sudah jauh berjalan di depannya. Sebelum ke perpustakaan niana biasanya akan singgah sebentar di suatu tempat yang berada di sekitar tempat itu untuk melaksanakan ibadah sholat magrib.
***
Perpustakaannya memang tidak terlalu besar tapi buku-buku di sana cukup lengkap untuk para pelajar dan juga mahasiswa. Tempatnya juga sangat bagus, bersih, rapi dan juga tempatnya tidak terlalu jauh dengan tempat les. Niana menyusuri di setiap lorong-lorong dan rak lemari mencari sebuah buku. Jihoon mengikuti dari belakangnya.
Setelah menemukan buku yang dia cari lalu dia pergi ke meja kosong untuk membaca. Karna tidak tau harus berbuat apa, jihoon juga ikutan membaca buku untuk menghilangkan rasa bosannya. Sesekali dia membuat coret-coretan di belakang buku tulisnya.
***
Tiba-tiba hp niana bergetar. Dia melihat layar hpnya, ada panggilan telefon dari kerabatnya di indonesia. Mereka berbicara lama di telefon. Niana terlihat senang bisa berbicara lagi dengan keluarganya di Indonesia. merasa senang mengetahui kalau mereka juga baik-baik saja di sana. Niana menceritakan semuanya, hari-harinya selama tinggal di seoul. Tentu saja dia berbicara dengan suara bisik-bisik agar tidak mengganggu orang lain.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 19.45 malam. Sudah sekitar 1 jam lebih mereka berada di dalam perpustakaan. Jihoon sudah mulai kelihatan bosan sedangkan niana masih saja fokus membaca bukunya.
Jihoon : apa kamu tidak mau pulang sekarang? Kamu sudah membaca buku itu 3 kali. (bicara pelan)
Niana : tidak. (fokus)
Jihoon : ini sudah malam. Kamu bisa melanjutkannya lagi besok.
Niana : kau kayak tidak pernah pulang malam saja (menatap jihoon sambil menaikan satu alisnya). Kau bisa pulang duluan kalau kau mau. Saya bisa pulang sendiri (lanjut membaca).
Jihoon : kamu tidak takut pulang sendirian malam-malam begini? Ini bukan di Indonesia. Bagaimana kalau nanti kamu diganggu sama preman atau orang jahat di jalan.
Niana : (melihat jihoon) Di Indonesia lebih mengerikan lagi saat malam. Begal lebih menakutkan dari pada preman. (senyum) Pulanglah kalau kau bosan, saya bisa menjaga diri. Lagipula,.. kenapa kau mengikuti ku ke sini? (bingung)
Jihoon : itu.. karna.. kita kan tetangga.. Kalau kamu kenapa-kenapa, pasti aku juga yang akan repot.
Niana : kenapa jadi kau yang repot?
Jihoon : ya,.. pokoknya,.. ibumu kan sudah mempercaya’kan padaku untuk menjagamu selama kamu tinggal di sini. Aku juga lebih tua 2 tahun darimu tau,.. hei, (memperbaiki duduknya) seharusnya kau berbicara lebih sopan padaku. (berbicara dengan nada angkuh)
Niana : (senyum) ... kau, mau menjagaku? Kau bisa berkelahi tidak?
Jihoon : berkelahi? .. tentu saja! Aku ini seorang pria. (sombong)
Niana : dengan badan kurus begitu? (memperhatikan badan jihoon dari atas sampai ke bawah dengan tatapan tidak percaya).
Jihoon : kamu meremehkan aku? Walaupun badanku seperti ini, (memukul ke udara) tapi pukulan ku cukup kuat. (memperlihatkan caranya memukul)
Niana tersenyum lebar hingga gigi gingsulnya terlihat. Jihoon juga ikutan tersenyum, kedua lesung pipinya menghiasi wajahnya yang kecil.
***
Pukul 08.14 malam. Mereka bersiap-siap untuk pulang. Mereka lalu merapikan buku-buku mereka dan mengembalikannya ke rak buku. Mereka pulang ke rumah dengan naik bus.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
"Janji"
Teen FictionMenceritakan tentang kisah seorang gadis remaja yang tumbuh dewasa. Pernah mengalami suatu hal yang sempat membuat dia down. Mencari cara agar bisa menemukan kembali rasa kepercayaan dirinya. Ketua geng, unik yang bikin penasaran. Kehidupan, tujuan...