"TRIGGER WARNING !!!"
[Beberapa bagian dari cerita ini mengandung kekerasan, self harm/self injuri, dan kerusakan psikis. Mohon bijak dalam membaca cerita ini, ya teman. Terima kasih.]
Di ruangan kelas 10 IPS 2. Saat itu sedang jam kosong. Suasana ruang kelas yang berisik, semua murid sibuk bercanda dan bermain di dalam kelas. Karna kelas itu terlalu berisik guru dari kelas sebelah sampai datang ke kelas mereka untuk menyuruh mereka tidak membuat gaduh mengganggu kelas lain yang masih belajar.Jam istirahat pertama. Semua murid sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Ada yang masih sibuk belajar di dalam kelas ataupun belajar di perpustakaan, ada yang ke kantin, ada yang duduk-duduk santai di taman sekolah, ada yang nongkrong di depan kelas, ada yang lompat pagar (canda hyung). Sehabis dari kantin membeli makanan niana dan teman-temannya (raisa, puput, amaliah, anisa, dan dinda) langsung kembali ke kelas.
Belum lama mereka masuk ke dalam ruang kelas. Kakak kelas yang juga sepupu niana (kak faras) masuk ke dalam kelas dengan raut wajah yang panik. Kak faras memanggil niana untuk keluar kelas sebentar. Dia mengajak niana ke depan kantor sekolah. Di sana sudah ada kak edy (kakak faras, 3 tahun lebih tua dari niana) yang sedang menunggu mereka. Tanpa basa-basi kak edy langsung memberitahukan berita yang tidak mengenakan itu kepada niana.
Hari itu, kejadian yang sama setahun yang lalu terulang kembali. Kakak perempuannya (kakak yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri) telah meninggal dunia. Kakak perempuannya itu adalah satu-satunya tempat dia bisa menjadi dirinya sendiri.
Sejak setahun yang lalu saat adik laki-lakinya meninggal dunia, kakak perempuannya itulah yang bisa membuat niana berubah seperti sekarang. Dia adalah dunianya. Dan dunianya itu sekarang telah hilang pergi meninggalkannya untuk selamanya. Hatinya hancur, semangat hidupnya yang selama ini dia bangun kembali dengan susah payah kembali runtuh lagi.
***
Sejak hari itu niana tidak masuk sekolah selama seminggu penuh. Dia hanya berdiam diri di dalam kamarnya yang gelap bersama dengan hatinya yang hancur. Dia tidak menangis, tidak. Air matanya sudah dia habiskan setahun yang lalu. Berfikir itu mungkin akan menjadi yang terakhir kalinya dia menangis untuk orang yang disayangi.
Dia hanya diam termenung menatap dinding kamarnya dengan pandangan yang kosong. Sampai-sampai membuat keluarganya sangat khawatir dengan kondisinya yang terlihat kurus dan lesu karna jarang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Janji"
Roman pour AdolescentsMenceritakan tentang kisah seorang gadis remaja yang tumbuh dewasa. Pernah mengalami suatu hal yang sempat membuat dia down. Mencari cara agar bisa menemukan kembali rasa kepercayaan dirinya. Ketua geng, unik yang bikin penasaran. Kehidupan, tujuan...