Hari jum'at sore. Niana baru saja pulang dari rumah sepupunya. Dia masuk ke dalam rumah, melepas sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu. Dia memberi salam tapi tidak ada jawaban. Niana mengulang memberi salam lagi sambil memanggil ibunya lalu dia terdiam sebentar menunggu jawaban dari ibunya tapi tetap tidak ada jawaban sama sekali.
Dia berjalan masuk ke area dapur mencari ibunya tapi dia tidak menemukan ibunya di sana. Dia lalu menuju ke lantai atas sambil memanggil ibunya, memasuki kamar ibunya. Dia membuka pintu kamar tapi juga tidak menemukan ibunya di dalam kamar tidurnya.
Niana berfikir mungkin ibunya sedang pergi keluar rumah sebentar. Dia berjalan memasuki kamar menuju ke arah jendela yang tirai nya masih terbuka. Karna sebentar lagi sudah mau magrib dia menutup tirai jendela itu.
Tidak sengaja dia melihat buku yang masih terbuka di atas meja rias ibunya. Dia melihat sampul buku itu hanya polos berwarna kecoklatan agak gelap. Karna penasaran dia membuka bagian yang sudah ditandai oleh ibunya tadi. Dia membaca buku itu yang ternyata adalah buku diary ibunya.
Awalnya tidak ada yang aneh dari buku diary itu. Sampai ketika dia membuka lembar dan lembar selanjutnya. Dia menemukan sebuah foto yang asing baginya dengan tulisan dibalik foto itu "keluarga kecilku yang berharga".
Dia terdiam selama beberapa menit memandang foto yang digunakan sebagai pembatas buku itu. Diam-diam dia memotret foto itu dengan kamera hpnya dan merapikan kembali buku itu seperti semula. Setelah itu dia langsung keluar dari dalam kamar ibunya.
***
Setelah selesai sholat magrib niana pergi ke ruangan di sebelah kamarnya, tempat dimana dia selalu menghilangkan stresnya di sana. Ruangan yang selalu dia pakai untuk melukis dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan seni (bengkel seni).
Dia sedang mempersiapkan alat-alat untuk melukis sekarang, mengaduk cat dan mencuci kuas-kuasnya. Dia menutup matanya sebentar, menarik nafas panjang dan menghembuskan nya kembali dengan perlahan sambil membuka matanya memandang lurus ke kanvas putihnya.
Dia mulai melukis. Dengan tenang dia mengayunkan tangannya secara perlahan memberi warna di atas kanvas yang putih. Dia memberi warna-warna gelap di setiap sudut kanvas itu.
Saat sedang serius-seriusnya menikmati momennya, ibunya mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan. Dia menghampiri niana yang masih fokus dengan lukisannya. Tangannya dengan lembut membelai rambut niana.
Bu eumji : kapan kamu pulang, sayang? Ibu tadi ke Hypermart membeli bahan-bahan makanan karna sudah tinggal sedikit. Ibu juga belikan cemilan kesukaanmu. Mau ibu ambilkan?
Niana : ...
Bu eumji : kamu masih sibuk dengan lukisan mu ya. Baiklah ibu tidak akan mengganggumu. Ibu akan ke bawah membuatkan makan malam. Kalau sudah selesai langsung turun ke bawah, kita makan malam ya. (mengelus kepala niana)
Niana : ...
Bu eumji : ibu akan ke bawah sekarang. (mencium kepala niana)
Setelah ibunya keluar dari ruangan dan menutup pintu, niana langsung berhenti mengecat. Dia menggenggam dengan kuat kuas cat itu hingga patah menjadi dua. Moodnya sudah hilang, dia tidak mau lagi melanjutkan lukisannya. Dia mencuci tangannya dan membaringkan tubuhnya di atas sofa.
***
Pukul 20.35 pm, bu eumji memanggil niana untuk turun ke bawah karna makan malam telah selesai dia siapkan. Niana turun ke bawah masih dengan wajah yang kesal dan datar.
Dia duduk di kursi melihat makanan yang tertata rapi di atas meja. Tapi dia sedang dalam perasaan yang tidak mood untuk makan. Dia kehilangan selera makannya. Dia memaksa dirinya untuk memakan masakan ibunya itu. Dengan pelan-pelan dia melahap makanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Janji"
Teen FictionMenceritakan tentang kisah seorang gadis remaja yang tumbuh dewasa. Pernah mengalami suatu hal yang sempat membuat dia down. Mencari cara agar bisa menemukan kembali rasa kepercayaan dirinya. Ketua geng, unik yang bikin penasaran. Kehidupan, tujuan...