Pagi hari. Niana selalu diantar jemput ibunya setiap pergi dan pulang sekolah. Selama di perjalanan menuju sekolah mereka tidak saling berbicara. Niana masih sama seperti kemarin tidak mau berbicara.
Sesampainya mereka di sekolah niana langsung turun dari mobil tanpa berkata sepatah katapun. Ibunya hanya bisa melihatnya berjalan memasuki area sekolah. Ibunya terlihat khawatir jika nantinya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dia juga tidak punya nomor telepon teman-teman sekolahnya yang bisa dia hubungi.
***
Selama pelajaran berlangsung niana sangat tidak bisa fokus dengan pelajaran. Untuk pertama kalinya dia membuat kesalahan saat menjawab pertanyaan dari guru. Dia masih terus kepikiran dengan buku diary dan juga foto itu.
Gurunya juga menyadari kalau niana tidak seperti biasanya yang selalu semangat ketika belajar TIK. Padahal itu adalah salah satu mata pelajaran favoritnya. Gurunya menanyakan kepada niana apakah dia ada masalah di rumah. Niana hanya menjawab dengan singkat kalau dia baik-baik saja dengan senyum yang dipaksakan.
***
Jam istirahat kedua niana pergi ke UKS untuk tidur. Dia bahkan tidak masuk kelas kesenian di jam terakhir. Saat jam pelajaran pertama mata pelajaran penjaskes juga dia izin ke guru tidak bisa ikut mata pelajaran itu, karna alasan sakit perut. Seharian dia habiskan waktunya hanya berbaring di tempat tidur UKS hingga jam pelajaran selesai.
Bel terakhir berbunyi. Niana perlahan bangun dari tempat tidur itu dengan lemas. Dia duduk sebentar di atas tempat tidur sambil mengumpulkan jiwa-jiwanya yang bertebaran entah dimana. Dia tidak ingin pulang ke rumahnya sekarang.
Dengan langkah kaki berat dan terpaksa dia berjalan keluar UKS. Sesekali dia menghela nafas panjang. Dia masuk ke dalam ruang kelasnya masih ada beberapa teman kelasnya di sana. Teman-teman gengnya sudah pulang duluan.
Raisa : na, kamu lagi sakit ka?
Niana : tidak. (menghela nafas)
Raisa : tapi muka mu kelihatan pucat.
Anisa : kau juga kayak tidak semangat hari ini. Kau kenapa na? Cerita saja sama kita.
Niana : tidak apa-apa,.. cuman lagi malas saja. (menghela nafas)
Amaliah : itu kenapa kau menghela nafas terus? Kau lagi ada masalah ka?
Niana : tidak ada! Eiish.. (menghela nafas. Duduk di kursinya) amal, maaf. Saya juga tidak tau kenapa. Tapi saya baik-baik saja,.. setidaknya untuk sekarang.
Amaliah : Kalau ada masalahmu lebih baik ceritakan saja, biar lebih berkurang beban mu.
Dinda : masalah apa? Kamu kenapa na? (khawatir)
Niana : (tersadar sesuatu) benar juga! Amal! Terima kasih sudah diingatkan. (bersemangat)
Amaliah : apa? Kau kenapa ka? (bingung)
Niana : saya pulang duluan, assalamualaikum!
Niana mengambil tasnya dan bergegas keluar kelas. Anisa, amaliah dan beberapa teman kelasnya yang masih berada di dalam ruang kelas dibuat terheran-heran dengan tingkahnya.
Selama pelajaran dia tidak masuk kelas dan terlihat tidak semangat tapi bisa tiba-tiba berubah ceria dan semangat kembali tanpa alasan. Mereka sudah saling kenal lama tapi masih tidak mengerti dengan jalan pikiran niana.
Niana mengirim pesan ke ibunya. Dia menyuruh ibunya untuk tidak ke sekolah untuk datang menjemputnya karna dia ingin pergi ke suatu tempat sendirian, tapi dia tidak memberitahukan kalau dia mau pergi kemana. Setelah mengirim pesan itu ke ibunya dia langsung bergegas pergi ke tempat tujuannya itu. Saat di perjalanan dia singgah ke toko untuk membeli bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Janji"
Ficção AdolescenteMenceritakan tentang kisah seorang gadis remaja yang tumbuh dewasa. Pernah mengalami suatu hal yang sempat membuat dia down. Mencari cara agar bisa menemukan kembali rasa kepercayaan dirinya. Ketua geng, unik yang bikin penasaran. Kehidupan, tujuan...