Suatu hari di ruang bengkel seni niana.
jihoon : hei, anak kucing. Kita sudah kenal berapa lama?
Niana : entah, tidak ingat. Kenapa? (masih asik main PS)
Jihoon : cuman Tanya saja. (melihat ke atas) aaahhh.. Aku bosan sekali. Kita keluar yuk.
Niana : kemana?
Jihoon : hmm.. bagaimana kalau tempat karaoke?
Niana : mmm… ok. (berdiri) yang terakhir naik bus dia yang bayar! (berlari)
Jihoon : hei! Itu curang! (berdiri) tunggu aku! Hei, anak kucing! (berlari mengejar niana)
***Di dalam bus.
Niana : pabo, kau kalah. (senang)
Jihoon : (berjalan dan duduk di samping niana) kamu main curang. (ngambek)
***Di tempat karaoke. Mereka masuk ke dalam ruang karaoke. Jihoon sangat bersemangat. Dia langsung mengambil mic dan mulai memilih lagu. Lagu yang dia pilih mulai dimainkan dan dia pun mulai bernyanyi dengan penuh semangat. Sedangkan niana masih melihat daftar lagu. Sambil menunggu jihoon bernyanyi niana memesan ayam goreng bumbu dan minuman bersoda untuk cemilan. Sekarang lagu yang niana pilih telah diputar. Niana mengambil mic dan mulai bernyanyi.
Tidak lama kemudian pesanan makanan mereka datang. Mereka beristirahat dulu sebentar untuk mengisi amunisi dan energi. Mereka makan dengan lahap. Jihoon kembali memilih lagu. Dia menemukan lagu yang bagus dan mengajak niana untuk berduet bersama. Lagu duet yang bagus. Mereka bernyanyi dengan heboh dan semangat sambil meloncat-loncat. 2 jam berlalu seperti tidak dirasa. Mereka keluar dari dalam tempat karaoke.
***
Sekarang sudah sangat sore. Mereke pergi ke suatu tempat dulu untuk melakukan sholat ashar. Setelah selesai sholat ashar, mereka duduk sebentar di depan toko mini market.
Niana : kau gila sekali. Dari mana datangnya semangatmu tadi? Gila.
Jihoon : rasanya menyenangkan sekali. Tapi aku masih belum puas. Ayo ke tempat lain.
Niana : kau tidak capek? Istirahatlah pabo, sebentar saja. (minum)
Jihoon : hei, anak kucing. Ada tempat yang sangat ingin kamu datangi?
Niana : mmm.. tidak tau.
Jihoon : pikirkanlah baik-baik. Satu tempat yang sangat sangat sangat ingin kamu datangi. Seperti kamu akan sangat sangat sangat menyesal jika tidak pergi ke sana sebelum kamu kembali ke Indonesia.
Niana : (berfikir keras) … (minum)
Jihoon menatap niana dalam. Dia tersenyum.
Niana : ah, ada! Tapi…
Jihoon : apa? Katakan. Aku akan mengantarmu ke sana. (semangat)
***
Niana sedang berada di taman kompleks dekat rumahnya. Dia duduk di ayunan sambil memainkan gitarnya menyanyikan lagu dari "BTS - Spring day (cover akustik)". Jihoon baru datang dan langsung duduk di ayunan samping niana.
Jihoon : apa itu lagu untuk perpisahan?
Niana : kau sudah datang. Huuft.. (menghela nafas berat)
Jihoon : wajahmu kelihatan sedih. Kenapa? Bukannya ini yang kamu inginkan.
Niana : iya,.. (sedih) Tapi,...
Jihoon : hei anak kucing, kamu kira aku anak kecil? Aku lebih tua 2 tahun darimu tau (memakaikan niana topi kupluk) Tidak usah difikirkan. Aku baik-baik saja. Pikirkan saja dirimu sendiri. Kamu harus kembali lagi ke sana.
***
Malam terakhir niana tinggal di seoul. Udara dimalam hari semakin dingin, mereka memutuskan untuk segera pulang. Sebelum berpisah jihoon sudah menyiapkan hadiah perpisahan untuk niana. Sebuah cincin persahabatan. 1 cincin dia berikan kepada niana dan 1 nya lagi dia pakai di jari kelingkingnya.
Niana dengan senang menerima hadiah itu dan langsung memakainya di jari kelingkingnya (tangan kanan). Cincin itu pas di jarinya.
***
Sebelum pulang, mereka terlebih dulu berjalan-jalan santai di sekitar taman kompleks itu lalu pulang ke rumah mereka masing-masing. Mereka berjalan pelan dan akhirnya sampai di depan rumah niana. Saat niana akan masuk ke dalam jihoon memanggilnya kembali. Karna niana orangnya kagetan, tentu saja dia jadi terkejut karna dipanggil tiba-tiba seperti itu.
Jihoon : niana!
Niana : (berbalik) Kenapa? Ada apa lagi?
Jihoon : mmm.. itu, soal yang aku katakan di taman tadi. Aku serius mengatakan itu. Itu bukan yang pertama kalinya aku mengatakannya. Tapi, sejak hari itu aku masih merasakan rasa yang sama sampai hari ini dan mungkin juga seterusnya. Indonesia terlalu jauh. (menunduk)
Niana : (senyum) biasanya saya yang selalu menunggu. Apalagi saat menunggu kau pulang dari sekolah di minimarket. Tapi kali ini sepertinya, kau yang harus menunggu. Walau dalam artian yang berbeda. Apa kamu bisa? Itu bukan hal yang mudah dilakukan.
Jihoon : (menghela nafas) ... aku, akan berusaha. Percaya padaku. Kita kan sudah berjanji. Aku akan menepati janjiku itu. Percayalah padaku.
Niana : tentu saja aku percaya padamu. (Senyum)
Jihoon : (senyum) suatu hari nanti, aku akan mengunjungimu di sana. Kalau begitu, kamu masuklah duluan.
Niana : (senyum) selamat malam, pabo.
Jihoon : (senyum) selamat malam juga, anak kucing.
Niana masuk ke dalam rumahnya sedangkan jihoon masih berdiri di tempatnya, tidak bergerak sedikitpun. Dia menatap ke arah pintu pagar berharap niana keluar kembali. Dia menunggu beberapa menit tapi niana belum juga keluar.
Dia melihat ke jendela kamar niana yang lampunya baru saja menyala. Dia menghela nafas dan berbalik badan berjalan menjauh. Dia pulang ke rumahnya dengan perasaan yang campur aduk, tidak bisa dijelaskan.
***
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
“Biarkan mereka menjadi mereka. Biarkan kita mejadi kita.”
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
"Janji"
Roman pour AdolescentsMenceritakan tentang kisah seorang gadis remaja yang tumbuh dewasa. Pernah mengalami suatu hal yang sempat membuat dia down. Mencari cara agar bisa menemukan kembali rasa kepercayaan dirinya. Ketua geng, unik yang bikin penasaran. Kehidupan, tujuan...