Haechan sesekali melirik Hyunae yang masih berdiri di sebelahnya, padahal Lucas sudah pergi, bukankah seharusnya Hyunae ikut?
"Kamu... gak pulang?" tanya Haechan ragu, "Hm? Kamu ngusir?" Haechan menggeleng panik. "Aku mau nemenin kamu," ujar Hyunae.
"Nemenin?" Hyunae mengangguk, "Gak boleh ya?" Haechan lagi-lagi menggeleng, "Tapi aku sampe malem, nanti kamu capek."
"Aku biasa juga tidurnya malem kok! Gak pa-pa," balas Hyunae. "Ah! Aku tadi lupa mau kasih ini ke kamu pas di rumah," Hyunae merogoh tas kecilnya, mengambil satu handphone, dan menyerahkannya pada Haechan.
Ini memang handphone milik Hyunae saat ia masih SMP, tapi masih bagus dan layak pakai, jadi dia memilih memberikannya untun Haechan, lagipula gak ada yang make juga di rumah.
"Buat aku?" Hyunae mengangguk, "Masa buat mbak sebelah," Haechan menoleh pelan pada rekan kerjanya yang sedang diam di sana.
Lalu Haechan berbalik dan tersenyum, "Makasih.. tapi aku gak perlu-perlu banget kok.. gak ada yang bisa aku hubungin juga.."
"Kamu bisa hubungin aku, kan aku bilang tadi siang di kantin," balas Hyunae.
"Ih! Udah nih, aku taro tas kamu ya! Tuh tuh ada yang antre!" Haechan langsung menghadap ke depan dengan senyum andalannya, melayani pelanggan dengan ramah dan sopan.
Setelah selesai, Haechan kembali menoleh pada Hyunae, "Aku ambil kursi dulu ya, kamu duduk di belakang ku aja," Hyunae mengangguk setuju.
Tak lama Haechan kembali membawa kursi, diletakannya di dalam tempat penjaga kasir, tepat di belakangnya.
Haechan meraih tas miliknya, ia letakan di atas paha Hyunae. "Maaf.. aku gak ada jaket, tutupin pake tas-ku gak berat kan?" Hyunae menggeleng.
Haechan tersenyum kemudian berbalik karena sudah ada yang mengantri lagi.
~~~
Haechan meregangkan tubuhnya, hingga terdengar suara dari tulang-tulangnya. Ia mengecek jam dinding, sudah pukul 10 lewat, beberapa lampu di toko sudah dimatikan.Haechan menoleh ke arah Hyunae yang sudah bermain di dunia mimpi. "Hyunae.." panggilnya sambil menggoyang pelan tubuh Hyunae.
"Oit!" Haechan sontak menoleh, samar-samar terlihat sosok Lucas yang berjalan mendekati mereka.
"Sampe ketiduran adek gue," Haechan berdiri, membungkuk nyaris 90 derajat, "Maaf kak, harusnya aku anter pulang dari tadi.."
Lucas mengernyit, "Ngapain minta maaf, orang dia yang mau nemenin lo," Lucas menggendong tubuh Hyunae, membawanya keluar, tak lupa menyuruh Haechan untuk ikut.
Lagipula sudah malam, masa Haechan nya ditinggal suruh pulang sendiri? Lucas kan anak baik.
Selama di perjalanan hanya ada hening, mungkin beberapa kali Haechan bersuara untuk memberi tau arah ke rumahnya pada Lucas.
Lagi-lagi Haechan membungkuk 90 derajat, guna berterima kasih karena telah diantarkan pulang oleh Lucas.
Mobil Lucas berlalu bersamaan dengan pintu rumah yang terbuka, "Kamu pulang sama siapa nak?"
"Ah, temen ku, bu, kakaknya yang antar," jawab Haechan. "Temen?" Haechan mengangguk pelan.
"Langsung pulang?" Haechan mengangguk lagi, "Ya udah, mandi dulu ya, bunda udah siapin makan."
"Bun, habis mandi, aku boleh langsung tidur?" Seohyun mengernyit, "Gak makan?"
"Aku masih kenyang kok bun.." balas Haechan. Seohyun menghela nafas pasrah, "Ya udah, masuk."
~~~
Haechan menidurkan tubuhnya di atas tempat tidur, menghela nafas berat. Tak lama ia terduduk, sepertinya memang tak ada kata istirahat dalam hidup Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bully || Lee Haechan
Fanfiction"Aku ingin menjadi orang terakhir yang mengucapkan ini. Selamat ulang tahun." [Bully] Di saat mencintai seseorang bukanlah lagi sekedar berbagi rasa, melainkan berbagi segala. Termasuk kehidupan dan salam perpisahan.