05; Tugasku

2.5K 346 40
                                    

Jari jemari Haechan bergerak, membuat Hyunae terbangun dari tidurnya karena ia meletakan tangannya di atas tangan Haechan.

"Udah sadar?" tanya Xiaojun, iya, dia masih menunggu di sini. Kalau Ryujin, dia sudah kembali ke kelas, sekalian meminta izin untuk Hyunae agar bisa tinggal di sini lebih lama.

"Aku antar pulang ya Chan?" tawar Hyunae, "Gue aja yang anter, lo keliatannya capek, lagipula kan gue ketua kelasnya," sahut Xiaojun.

"Gak pa-pa, gue aja, nanti bisa telfon kakak gue buat jemput," bukannya apa-apa. Xiaojun memang terlihat seperti orang baik, tapi Hyunae merasa dia tidak bisa mempercayai siapa-siapa kecuali Ryujin dan Lucas jika itu menyangkut Haechan.

Xiaojun terdiam sejenak, berusaha berkontak mata dengan Hyunae, tapi Hyunae sudah memutusnya sejak ia selesai bicara tadi.

"Ya udah, sana telfon kakak lo," ujar Xiaojun. "Iya nanti gue telfon, lo ngapain masih di sini?" Xiaojun mengangkat sebelah alisnya, "Emang kenapa? Nungguin lo dijemput lah."

"Kenapa ditungguin? Kan gue sama Haechan, sana balik ke kelas lo," Xiaojun menghela nafas kasar, "Hm, gue balik ke kelas."

Sepeninggal Xiaojun, Hyunae mengambil handphone-nya. "Dijemput bang Lucas ya?" katanya.

"Aku bisa lanjut belajar kok... gak pa-pa." —Haechan

"Apanya yang gak pa-pa sih? Ini pertama kalinya aku liat kamu dihajar sampe pingsan!" —Hyunae

"Aku udah biasa Hyun.." —Haechan

"Biasa pingsan maksud kamu!? Udah ah! Ini bang Lucas fast respon, katanya mau langsung ke sini," Hyunae berdiri dari duduknya, berjalan ke lorong UKS entah untuk mengambil apa.

Haechan mengubah posisinya menjadi duduk, memainkan jarinya sendiri, entah harus berbuat apa sekarang.

Ini pertama kalinya Haechan bertemu dengan orang semacam Hyunae, yang tulus membantunya, membelanya, bahkan merasa khawatir saat ia tidak dapat ditemukan.

Karena ini pertama kalinya sejak sekian lama, awalnya Haechan tidak percaya bahwa Hyunae memang berniat baik. Bukan! Ini bukan termasuk berperasanhka buruk atau semacamnya.

Bayangkan jika kalian juga ada di posisi Haechan, yang menerima bully'an setiap hari, tidak ada yang mau berteman dengannya.

Jadi di pikiran Haechan saat Hyunae membantunya hanya satu. Apa dia beneran mau temenan sama aku? Atau karena ada hal lain?

Tak lama Hyunae kembali, ia menguncir rambutnya sekarang. Wajahnya juga terlihat agak basah, begitupun anak rambutnya, sepertinya Hyunae habis mencuci mukanya.

Ia mengecek handphone-nya, belum ada pesan dari Lucas, akhirnya ia kembali duduk di sebelah brankar Haechan.

"Besok gak usah sekolah, aku temenin," mata Haechan melebar seketika, "Gak boleh gitu.." gumamnya.

"Terus gimana?" balas Hyunae, "Aku masih bisa sekolah Hyun... kalau pun aku gak masuk, kamu harus masuk," ujarnya.

"Aku mau nemenin kamu." —Hyunae

"Gak perlu Hyun, aku gak pa-pa." —Haechan

"Sampe kapan sih kamu bilang 'gak pa-pa gak pa-pa' terus? Aku tau kamu kenapa-napa, Chan!" Haechan menundukan kepalanya.

"Jangan nunduk, aku lagi ngomong," kepala Haechan kembali terangkat, menatap manik mata Hyunae yang sedikit bergetar sekarang.

"Aku mau temenin kamu, besok jangan masuk sekolah." —Hyunae

"Aku gak bisa ketergantungan sama kamu terus, Hyun." —Haechan

"Apanya yang ketergantungan? Ini baru berapa hari kita kenal, belom bisa dibilang ketergantungan!" —Hyunae

[✔️] Bully || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang