"Masuk.." sahut Haechan ketika pintu ruangannya diketuk. Dari balik pintu ada Xiaojun yang masih mengenakan seragam sekolahnya.
Haechan yang awalnya tersenyum seketika mengernyit karena ia kira ada Hyunae di belakang Xiaojun.
Xiaojun mengambil tempat di sebelah kiri brankar Haechan, "Hyunae gak bisa dateng, gue wakilin aja." Haechan mengangguk pelan.
Xiaojun menghela nafas berat, menarik kursi, lalu duduk di situ sambil melihat-lihat isi handphone-nya.
Haechan mencolek pelan punggung tangan Xiaojun, Xiaojun berdeham sambil menaikan sebelah alisnya.
"Hyunae.... ke mana?" Xiaojun menurunkan handphone-nya. "Ada tugas, harus dikerjain sekarang katanya, tugas kelompok soalnya."
Xiaojun terpaksa berbohong pada Haechan karena permintaan Hyunae sendiri. Ia tidak ingin Haechan tau keadaannya, apalagi hal ini terjadi karena Felix.
Haechan mengangguk pelan, memaklumi alasan Hyunae tak bisa datang. Karena memang tugas merupakan hal yang penting, jadi bukan masalah bagi Haechan.
"Lo kapan pulangnya?" tanya Xiaojun ragu. "Besok atau lusa mungkin, aku kurang tau, nanti aku tanya bunda," jawab Haechan sembari tersenyum.
"Kasian tuh Hyunae gak ada yang jagain," gurau Xiaojun. Haechan sontak kaget tapi ditutupi dengan tawa kecil.
"Kan ada kamu, lebih kuat dari aku," ujar Haechan. "Tapi Hyunae kan butuhnya lo, bukan gue."
"Nanti kalo udah sembuh, cepet balik, Hyunae butuh lo."
————
Derap kaki Lucas kian cepat ketika ia mulai memasuki koridor kelas 12 yang sepi, karena sekarang jam pelajaran tengah berlangsung.Langkah kakinya berhenti di depan kelas bertuliskan MIPA 2 XXI. Ia mengetuk pintu dengan pelan dan membukanya setelah mendengar respon dari dalam.
Lucas tersenyum ke arah guru yang sedang mengajar yang tentunya dulu juga menjadi gurunya.
"Loh? Lucas? Kelas adekmu kan bukan di sini," ujar guru itu sembari membalas saliman tangan Lucas.
"Emang bukan buat ketemu Hyunae bu, hehe."
"Terus mau ketemu siapa?"
Lucas mengedar pandang ke seluruh penghuni kelas dan terhenti pada Felix yang sedang menatapnya.
"Lee Felix," ujar Lucas dengan wajah datar. Duality dari seorang Lucas sangat terlihat di sini.
Bagaimana ia bisa mengubah ekspresi dinginnya pada Felix dan langsung tersenyum manis pada guru di sampingnya.
"Felix? Mau ngapain sih emangnya?" tanya guru itu. "Ada urusan mendadak bu, boleh minta izin ajak Felix keluar sebentar?"
Guru itu terlihat meminang-minang jawabannya, tak lama ia menjawab bahwa Lucas boleh mengajak Felix keluar asal tidak terlalu lama.
Lucas mengangguk sambil tersenyum, kembali menoleh pada Felix, lalu mengedikan kepalanya ke arah pintu, bermaksud menyuruh Felix mengikutinya.
Lucas berhenti tepat di depan tempat uang seharusnya menjadi gudang belakang sekolah. Ia berbalik, menatap lekat Felix yang sekarang sedang membuang pandangan.
"Gue di sini bukan sebagai alumni sekolah ini ataupun alumni dari aquila. Gue di sini sebagai kakak dari Hwang Hyunae, perempuan yang kemarin lo pukulin. Jadi gue gak bakal pake kekerasan di sini."
Felix mulai mengangkat kepalanya, membalas tatapan Lucas. Karena Lucas bilang bahwa dia tidak akan menggunakan kekerasan.
"Hari ini Hyunae sama Haechan gak masuk. Terus, siapa korban lo selanjutnya?" pandangan Felix sedikit goyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bully || Lee Haechan
Fiksi Penggemar"Aku ingin menjadi orang terakhir yang mengucapkan ini. Selamat ulang tahun." [Bully] Di saat mencintai seseorang bukanlah lagi sekedar berbagi rasa, melainkan berbagi segala. Termasuk kehidupan dan salam perpisahan.