Hyunae berdiri dari duduknya dan langsung memeluk Lucas sambil menangis. Lucas hanya bisa membalas pelukan adiknya, mengelus surai panjang Hyunae sambil berkata, "Haechan gak bakal kenapa-napa, kan dia anak kuat."
Melepas pelukan, Hyunae dan Lucas duduk bersebelahan, membuat Xiaojun harus bergeser satu kursi agar Lucas bisa duduk.
"Bundanya Haechan udah dateng?" Xiaojun mengangguk. Lucas menghela nafas berat, merangkul Hyunae, membiarkan Hyunae bersandar padanya.
Beberapa menit berlalu, hingga Ryujin dan Hyunae sudah terlelap bermain di alam mimpi mereka masing-masing.
Pintu ruangan di depan mereka terbuka, Lucas dan Xiaojun sontak menoleh bahkan Xiaojun sampai berdiri.
Seohyun menutup pintu ruangan sambil menunduk, "Gimana tante?" tanya Xiaojun ragu. "Kemungkinannya kecil..."
Xiaojun mundur beberapa langkah, merasa sedikit lemas, mungkin karena kaget dengan jawaban dari Seohyun.
Lucas perlahan memindahkan posisi kepala Hyunae agar saling bersandar dengan Ryujin. Ia berdiri, "Apa harus operasi tan?" Seohyun menggeleng pelan.
"Sebenarnya luka tusukannya gak separah itu, gak dalam, tapi karena luka-luka yang lain, itu bikin tubuhnya seakan rusak parah..."
Lucas berkontak mata dengan Xiaojun yang sekarang sudah duduk di tempatnya dengan tampak panik.
"Tante mau ke rumah dulu? Biar saya anter," tawar Lucas. "Kamu anter Hyunae sama temannya aja, tante bisa sendiri kok."
"Atau mau Xiaojun yang antar tan?" tawar Lucas sekali lagi. Seohyun melihat Xiaojun sekilas, Xiaojun tampak sedang tidak fokus, matanya melihat kemana-mana, tidak mungkin ia menyetir dalam keadaan panik begitu.
"Xiaojun, bisa kamu minta orang tua kamu jemput kamu aja? Udah malam juga, jangan nyetir sendirian."
Xiaojun mendanga, senyum sekilas, "Iya tante, nanti saya coba tanya..." balas Xiaojun. Seohyun mengangguk sambil tersenyum.
"Udah, kalian pulang ya, udah malem, besok sekolah kan? Ada anak cewek lagi," titah Seohyun.
Beberapa detik diam, akhirnya Lucas mengangguk, menyalim tangan Seohyun. "Lo mau gendong Ryujin?" tanya Lucas pada Xiaojun.
"Lah? Ngapain digendong? Bangunin aja," balasnya. "Udah pules gitu, tega amat lo jadi manusia." Xiaojun merotasikan bola matanya malas. "Ya udah, itu Hyunaenya diangkat dulu, biar gue bisa gendong Ryujin."
Lucas membawa Hyunae di punggungnya, dan menutupi bagian belakang Hyunae dengan jaketnya.
Sedangkan Xiaojun menggendong Ryujin dengan kedua tangannya sambil membawa tas ransel Ryujin di punggungnya.
"Ini kelas bahasa belajar 100 bahasa apa gimana dah? Tasnya berat banget," keluh Xiaojun. "Setau gue gak nyampe segitu," balas Lucas singkat.
Sepeninggal Lucas dan yang lain, Seohyun terduduk di kursi tunggu. Menutupi wajah dengan kedua tangannya dan mulai terisak.
Sejak dulu, Seohyun selalu berpikir, jika bisa dia menukar dirinya dengan Haechan maka akan ia lakukan.
Melihat sebesar apa penderitaan anaknya sendiri, dirundung, direndahkan, ditendang, bahkan sekarang nyaris kehilangan nyawanya.
Rada bersalah terus menghantui Seohyun, merasa telah menjadi orang tua terburuk yang bahkan tidak bisa melakukan apapun walau ia tau anaknya kesakitan.
Seohyun menyeka air matanya, merogoh tas untuk mengambil handphone-nya. Jari jemarinya bergerak mencari kontak, setelah menemukan apa yang ia cari, Seohyun menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bully || Lee Haechan
Fanfic"Aku ingin menjadi orang terakhir yang mengucapkan ini. Selamat ulang tahun." [Bully] Di saat mencintai seseorang bukanlah lagi sekedar berbagi rasa, melainkan berbagi segala. Termasuk kehidupan dan salam perpisahan.