Hyunae menyipitkan matanya, menaikan brightness handphone-nya agar bisa melihat layar dengan jelas.
"Bentar lagi sampe kok," ujarnya. Hyunae memesan taksi online, bukan karena Lucas tidak bisa menjemput. Tapi Hyunae takut Lucas akan marah pada Felix dan antek-anteknya, lalu Haechan terkena dampaknya.
"Chan, lo kecil-kecil berat ya, makan apaan si?" Hyunae spontan memukul lengan Xiaojun, "Kepo banget, gak usah nanya-nanya!"
Xiaojun langsung menutup rapat mulutnya, ia dari tadi masih memapah tubuh Haechan, karena Haechan masih tidak kuat untuk berdiri.
"Kenapa gak dibawa ke RS aja sih?" Hyunae menoleh, "Tapi belom separah itu sampe harus dibawa ke RS kan?" balas Hyunae.
"Ya emang kepalanya belom bocor, tapi liat, luka si Haechan banyak banget," Hyunae melihat sekujur tubuh Haechan, itu hanya yang terlihat mata karena tidak terlapisi seragam.
Hyunae terdiam, mengalihkan pandangannya karena ia sadar Xiaojun masih menatapnya. Entah menunggu respon darinya atau ada hal lain.
"Chan, kaki lo ditapakin bisa gak? Makin be—"
"Chan? Haechan?" Hyunae langsung menoleh, ia berpindah tempat tepat di depan Haechan dengan sedikit berjongkok untuk melihat wajah Haechan.
"Haechan? Chan?" Hyunae menepuk pelan pipi Haechan dan tidak ada respon dari si empunya.
"UKS UKS!" Hyunae hendak berlari dengan mode paniknya, namun Xiaojun menahan tangannya.
"Udah kayak gini masih mau lo bawa ke UKS? Tuh taksi udah dateng, ke rumah sakit sekarang."
Xiaojun menggendong Haechan di atas punggungnya, berjalan mendahului Hyunae yang masih diam karena panik dan kaget.
"Masuk, jangan kelamaan!" pekik Xiaojun, membuat Hyunae dengan cepat menuruni anak tangga dan masuk ke dalam mobil.
~~~
Hyunae mengangkat kepalanya saat ia merasa ada yang membelai surainya, dengan pandangan yang masih sedikit buram, ia bisa melihat Lucas tersenyum padanya.Setelah mendapatkan seluruh kesadarannya, Hyunae membalas senyuman Lucas yang kini sudah mengambil kursi untuk duduk di sebelahnya.
"Udah kasih tau orang tuanya?" Hyunae menggeleng, "Mau gue yang kasih tau? Biar gue ke rumahnya."
"Gak pa-pa?" tanya Hyunae, "Gak pa-pa, sekalian anterin ke sini kan?" selang beberapa detik, barulah Hyunae mengangguk setuju.
"Ya udah, gue ke rumah Haechan dulu, itu di luar ada temen lo, minta dia temenin lo sampe gue balik."
Hyunae mengernyit, Xiaojun maksudnya? Hyunae kira Xiaojun sudah pulang sejak dia tertidur tadi.
"Dah ya," Hyunae mengangguk saat Lucas lagi-lagi mengusap puncak kepalanya lalu keluar dari ruangan bersamaan dengan masuknya Xiaojun ke dalam.
"Gue beli makan," ujarnya sambil menenteng kantung plastik. Hyunae hanya berdeham untuk menanggapi.
"Kenapa masih di sini?" Xiaojun melirik Hyunae sekilas, lalu menjawab sembari membuka bungkusan makanan, "Masa gue ninggalin lo sendirian."
"Kan ada Haechan." —Hyunae
"Haechan nya kan gak sadar." —Xiaojun
"Lagi tidur, bukan gak sadar." —Hyunae
"Emang kalo dia lagi tidur, dia sadar? Coba ajak ngomong, dijawab gak?" Hyunae merotasikan matanya sambil berdecih, sedangkan Xiaojun terkekeh di seberang sana.
Lalu Xiaojun berjalan mendekat, "Makan dulu, nanti sakit," ia menyodorkan nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi di atasnya.
"Gak bakal sakit," balas Hyunae. "Makan, nanti Haechan nya marah," Hyunae menoleh ke adah Haechan, lalu berkata, "Haechan gak bisa marah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bully || Lee Haechan
Fanfic"Aku ingin menjadi orang terakhir yang mengucapkan ini. Selamat ulang tahun." [Bully] Di saat mencintai seseorang bukanlah lagi sekedar berbagi rasa, melainkan berbagi segala. Termasuk kehidupan dan salam perpisahan.