Haechan terbangun dari tidurnya, masih dengan posisi meringkuk di lantai. Ia sedikit mendesis ketika ia menggunakan tangan kirinya sebagai tumpuan untuk duduk.
Melihat sekitar, lalu memandangi pergelangan tangannya yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"Haechan? Bangun Chan! Bunda udah siapain sarapan tuh, makan dulu!" mendengar panggilan dari bundanya, Haechan bergegas mencari barang apapun yang bisa menutupi lantai kamarnya yang berlumuran darah.
Setelah meletakan tas sekolahnya di lantai, Haechan mengambil dan mengenakan jaket dari lemari pakaian, barulah ia keluar dari kamar.
"Pagi, bunda..." sapa Haechan seraya duduk di meja makan. "Pagiii, tumben kamu tidur kamarnya dikunci, kenapa?" tanya Seohyun.
"Ah.... gak pa-pa, pengen aja, hehe..." balas Haechan canggung. Seohyun tersenyum sambil mengambilkan nasi untuk Haechan.
"Eh itu, tadi Xiaojun nelfon bunda, katanya dia mau ke sini sama Hyunae dan Ryujin, mumpung hari libur katanya."
Haechan terdiam, dia baru ingat kalau hari ini hari Sabtu. Mungkin karena sudah dari lama dia tidak masuk sekolah, jadi dia tidak bisa membedakan antara hari libur dan hari biasa.
"Habis makan, kamu mandi ya? Takutnya temen-temenmu keburu dateng. Nanti kalau mereka udah dateng, bunda harus keluar sebentar, ada urusan. Gak pa-pa kan?"
Haechan mengangguk pelan sambil tersenyum. Ia mulai menyantap makanannya hingga habis. Dan seperti yang diminta Seohyun, Haechan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lagipula semalam dia tidak mandi kan?
Tidak bisa dipungkiri bahwa bekas sayatan di pergelangan tangannya menimbulkan rasa sakit saat terkena air apalagi sabun mandi. Haechan berusaha meredam suara rintihannya dengan tetap menyalakan air keran walau bak mandinya sudah penuh.
Setelah selesai mandi, Haechan langsung mengenakan baju dan jaketnya di dalam, tidak seperti biasanya.
"Pagi pangerannn!!!" pekikan sekaligus sapaan dari Hyunae membuat Haechan mundur selangkah. Tak lama setelah sadar dari rada kagetnya Haechan tersenyum untuk membalas sapaan Hyunae.
"Bunda tadi udah pergi, ada urusan katanya," Haechan mengangguk. "Aku ke kamar sebentar ya..."
Sepeninggal Haechan, Hyunae menghela nafas pelan, berbalik untuk duduk di kursi ruang tamu bersama Ryujin dan Xiaojun.
"Kita cuman sebentar ya di sini, nanti lo pulang sama bang Lucas kan?" Hyunae mengangguk. Pintu kamar Haechan terbuka, membuat semuanya menoleh ke arah yang sama.
"Gimana? Masih sakit?" tanya Xiaojun. "Udah enggak kok, kan udah dirawat sama dokter," balas Haechan. "Ya emang kalo dirawat sama dokter menjamin lo sembuh total, langsung gitu?"
"Pertanyaannya bisa yang lain aja gak? Gue sambit lo lama-lama."
"Dih, kenapa lo yang marah? Kan gue nanya ke Haechan!"
"Ya nanya nya dipilah-pilih dulu dong, tanyain kek udah makan apa belom!"
"Itu mah tugasnya Hyunae!" Xiaojun membuang pandangannya dari Ryujin, sedangkan Ryujin menatap sinis ke adah Xiaojun.
"Maapin ya, kayaknya salah aku juga mempersatukan mereka, jadi begini hasilnya, kayak tom and jerry!" Ryujin dan Xiaojun berdecak bersamaan, membuat keduanya melempar tatapan tajam satu sama lain.
Hampir satu jam berlalu, Xiaojun dan Ryujin pun izin untuk pulang duluan setelah mengobrol random dengan Haechan.
"Mau jalan-jalan?" tawar Haechan, "Emang boleh? Kan kamu harus istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bully || Lee Haechan
Fanfic"Aku ingin menjadi orang terakhir yang mengucapkan ini. Selamat ulang tahun." [Bully] Di saat mencintai seseorang bukanlah lagi sekedar berbagi rasa, melainkan berbagi segala. Termasuk kehidupan dan salam perpisahan.