Ryujin masih belum melepas rangkulan dan usapan hangatnya pada Hyunae. Hyunae pun masih belum bisa mengangkat kepalanya, tangisnya belum reda.
Xiaojun menghela nafas di sebelah Hyunae, kata 'Nanti kamu pasti dateng kok, gak perlu aku undang,' terus terngiang di kepala Xiaojun.
Jadi ini maksudnya? Dia akan datang sendirinya bahkan tanpa Haechan undang? Undangan acara macam apa ini?
"Hyunae... kamu pulang dulu ya nak? Tuh, orang tua kamu nunggu dari tadi.." ujar Seohyun. "Sebentar lagi bunda..." gumam Hyunae.
"Pulang dulu Hyun, lo belom makan, tadi pagi juga balik ke rumah cuman buat ganti baju kan? Yuk?" bujuk Ryujin. "Sebentar lagi Jin..."
"Hyunae..." sang empunya nama menoleh yang tentunya membuat kepala Hyunae akhirnya terangkat karena jika ia ingin menatap wajah Xiaojun maka ia harus sedikit mendanga.
"Pulang. Ya?" Hyunae menghela nafas pelan, "Nanti balik lagi?" Xiaojun mengangguk pasrah, "Nanti gue anter, sekarang pulang dulu."
"Bunda..." Seohyun menganggukan kepalanya bahkan sebelum Hyunae melontarkan kata untuk berpamitan.
"Kami pulang dulu tante..." Seohyun tersenyum tipis, menganggukan kepalanya pada Ryujin serta Xiaojun.
Hyunae berpisah dengan Ryujin dan Xiaojun karena ia hendak pulang dengan kedua orang tuanya, sedangkan Ryujin dan Xiaojun datang bersama ke sini.
"Mau makan apa nanti?" tanya Lucas saat mereka sudah berada di dalam mobil. Alih-alih menjawab, Hyunae malah menggelengkan kepalanya pelan.
Lucas menghela nafas pelan, mengusap kepala Hyunae, lalu membawanya ke dalam pelukannya. "Haechan bilang dia bakal bahagia kalau lo juga bahagia, emang lo pikir dengan lo gak makan gini, Haechan jadi bahagia?"
Hyunae menggeleng pelan, semakin menyelendupkan kepalanya pada Lucas. "Makannya, mau makan apa?"
"Di sana dia makan?" Lucas mengernyit, lalu tak lama tersenyum. "Iya, dia makan. Jadi gak ada alasan supaya lo gak makan kan?"
"Makanannya enak?"
"Hm? Makanan di mana?"
"Haechan..."
"Ah... pasti enak, kan dia bilang di sana tempat yang indah, masa makanannya gak enak, ya kan?"
Di sisi lain, Seohyun berjongkok, menundukan kepalanya dalam-dalam, seolah menjadi tanda bahwa ia ingin meminta maaf pada anak semata-wayang-nya.
Suara derap kaki samar-samar terdengar, sepasang sepatu terlihat baru menginjakan kakinya tepat di sebelah Seohyun.
"Eunhyuk?"
———
"Apa?" balas Ryujin dengan nada jutek. "Ngapain lo ke sini? Kita lagi sibuk, jangan cari ribut."Felix berdecak, menarik satu kursi, diletakannya di satu sisi meja Hyunae yang masih kosong.
Ia mengulurkan tangannya pada Hyunae, "Maaf." Decihan dari Ryujin membuat Felix menoleh, "Lagi gak lebaran, sono pergi, banyak gaya, gak tau diri, breng—"
"Udah beres ngatainnya?"
"Belom!"
"Cih, ini urusan gue sama Hyun—"
"Bisa pergi? Lo ganggu," sela Hyunae. Felix terdiam, berganti lirikan antara Ryujin dan Hyunae yang sama-sama memasang ekspresi tidak bersahabat.
"Lo disuruh pergi, gak denger?" Xiaojun menarik kerah belakang Felix hingga ia bangkit dari duduknya dan digantikan oleh Xiaojun yang kini duduk di sana.
"Heh cacing pita! Kurang ajar lo!" Felix yang tadinya mau menghajar Xiaojun tiba-tiba mengurungkan niatnya saat manik matanya kembali bertemu dengan Hyunae.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bully || Lee Haechan
Fanfic"Aku ingin menjadi orang terakhir yang mengucapkan ini. Selamat ulang tahun." [Bully] Di saat mencintai seseorang bukanlah lagi sekedar berbagi rasa, melainkan berbagi segala. Termasuk kehidupan dan salam perpisahan.