Haechan berakhir di sini, di pantai yang terakhir kali ia kunjungi bersama Hyunae. Hari ini lumayan banyak pengunjung, tapi tetap terasa tenang karena Haechan duduk di pinggir trotoar menghadap ke pantai.
Ia beberapa kali menghela nafas, menundukan kepala, menjatuhkan air mata. Kepalanya terangkat saat handphone di kantung celananya berbunyi.
"Halo??"
"Haechan! Kenapa gak nelfon-nelfon!?"
"Ah... pulsaku habis, belum beli lagi, hehe..."
"Hari ini aku ke rumah kamu ya!"
Haechan tersenyum simpul, namun perlahan senyumannya luntur, wajahnya tampak sedikit serius. "Hyunae..."
"Hm?"
"Kalo.... aku yang ke rumah kamu, boleh?"
"Kok?"
"Gak boleh ya..."
"Boleh kok boleh! Aku jemput ya? Bentar lagi tapi."
"Iya... ini masih jam sekolah, kenapa bisa nelfon?""Lagi jamkos! Ya kali gak dimanfaatkan dengan baik!"
Haechan meringis, "Ya udah, sana belajar lagi, baca-baca buku aja." Haechan dapat mendengar dengusan sebal dari seberang yang membuatnya tertawa kecil. "Iya iya... terserah deh kamu mau ngapain."
"Ya udah! Aku matiin ya telfonnya, sampai ketemu nantii!!!"
Haechan menjauhkan benda pipih itu dari telinganya, meletakannya ke tempat semula. Kedua bola matanya kembali menatap pemandangan indah di hadapannya.
~~~
Haechan berjalan beriringan dengan Hyunae selepas turun dari mobil Lucas, keduanya langsung masuk ke kamar Lucas dengan syarat pintu harus terbuka."Kenapa tiba-tiba pengen ke rumah aku?" tanya Hyunae setelah kembali dari kamarnya untuk berganti pakaian. Haechan tersenyum menyambut, lalu membalas, "Kangen rumahmu."
"Akunya gak dikangenin?" balas Hyunae sembari duduk di sebelah Haechan, "Kan sering ketemu kamu," Hyunae memicingkan bibirnya.
"Hyun.." Hyunae berdeham sebagai jawaban, "Kamu bisa masak?" ia sontak mengubah posisi duduknya menjadi mengahadap ke arah Haechan.
"Chan, kayaknya kecepetan deh kalo kamu udah nanya aku bisa masak atau enggak. Tapi tenang! aku bakal belajar masak, biar nanti bisa masakin kamu!"
Haechan mengerutkan dahinya, "Aku cuman nanya kamu bisa masak atau enggak, kenapa jawabnya gitu?"
Hyunae terdiam, mengambil jeda beberapa detik, lalu membalas, "Emang kenapa kamu nanyain gituan?"
"Aku mau belajar masak."
"Hah? Buat apa?"
"Biar bisa masakin makanan buat ayah..."
~~~
"Nahhh! Jadii!!!" pekik mama Hyunae sambil meletakan hasil masakannya yang dibantu oleh Haechan. Hyunae hanya mengamati dari jauh.Haechan tersenyum lebar, "Makasih tante!" mama Hyunae mengangguk-angguk, "Tante pindahin ke tempat bekal dulu ya, biar bisa kamu bawa."
Mama Hyunae mengambil tempat bekal dengan beberapa sekat agar lauknya bisa diletakan di satu tempat, ia mulai memasukan nasi, udang goreng tepung beserta saus asam-manisnya, cah kangkung, dan ayam goreng tepung ke dalamnya.
"Lucas!! Ini anterin Haechan dulu!!"
"Eh, gak usah tante, aku bisa ke sana sendiri kok..."
"Udah malem! Masa iya ke sana sendirian!"
"Bener tuh! Sekalian aku ik—"
"Jangan ngarang! Lo di sini aja, tidur sono!" sela Lucas menoyor kepala Hyunae. "Udah ayo gue anter, lo inget jalan ke sananya kan?" Haechan mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bully || Lee Haechan
Fanfic"Aku ingin menjadi orang terakhir yang mengucapkan ini. Selamat ulang tahun." [Bully] Di saat mencintai seseorang bukanlah lagi sekedar berbagi rasa, melainkan berbagi segala. Termasuk kehidupan dan salam perpisahan.