Trauma

3.4K 297 26
                                    


SELAMAT MEMBACA💙💚
-------------------------------------------------------------

"YUHUUUU.... SPADAA??? " Zillo berteriak kencang ketika sampai Di depan pintu rumah nya.

Ia baru pertama kali ini bekerja kembali ke Rumah Sakit, itu pun karena kepentingan yang amat mendesak dan tak bisa di kerjakan di Rumah. Rasa nya sejak pagi berangkat hingga bekerja pun Ia tak bisa fokus, Ia terbayang-bayang rengekan serta celotehan Millo dan Nillo, Jangan lupakan juga omelan dan wajah cantik yang selalu mengahantui nya ketika jauh.

Zillo kebingungan Ketika tak mendapati orang di Rumah nya. Biasa nya, Jika sore hari begini Resya akan menonton serial Tv dan Si Kembar pun akan tergeletak di Karpet tebal yang berbulu di lantai. Kemana Mereka? Bi Sum dan Pak Deden pun tak terlihat sama sekali.

"SAYANG!  Kamu Dimana? " Zillo menaiki tangga seraya berteriak.

Ketika membuka Kamar, kosong melompong. Zillo pun berinisiatif ke arah balkon, bagaimana pun itu Spot terfavorite Istri nya.

"Kok gak ada sih? " Zillo bermonolog lesuh. Padahal Ia sudah berencana memeluk Istri nya erat lalu menciumi wajah kedua Anak nya.

Ketika berpegangan pada pembatas balkon, mata Zillo menangkap ketiga Manusia yang di cari nya sedari tadi sedang berada di taman. Huu,dasar.

Setelah membuka Jas hitam nya, Zillo menggulung bagian Sisi Kanan-kiri lengan sebatas Siku, lalu membuka dua kancing teratas kemeja nya. Sepatu nya Ia letakan begitu saja di lantai, berlari memakai sandal rumahan nya tanpa melepas Kaus Kaki nya. Dengan semangat 45, Zillo berlari menuruni tangga dan menuju Taman belakang Rumah nya.

"Dorr!!! " Seru Zillo menepuk bahu Resya dari belakang. Bermaksud ingin mengageti, namun Istri nya hanya diam seraya membaca buku panduan Khusus cara Orang Tua mendidik Anak.

"Gak kaget." Balas Resya kemudian.

"Lho, Kamu tahu Aku udah pulang? " Resya mengangguk lalu menutup Buku nya. Mata nya menatap Zillo, tangan nya mengambil alih punggung tangan Zillo lalu di cium nya. Tanda hormat seorang Istri.

"Jadi kok biarin Aku teriak-teriak nyari'in Kalian? " Sungut Zillo dengan pandangan tak enak.

"Sengaja biar capek dan gak kebiasaan." Jawab Resya enteng di akhir dengan tawa menjengkel kan.

"Tau ah, Aku ngambek." Zillo membuang Muka dan ingin menghampiri Sih kembar yang berada di kursi dorong bayi.

"Dih... Gak Peduli juga." Resya hanya mengerjai nya.

"Eh. Gak boleh Cium-cium Anak nya, mandi dulu sana!" Tegur Resya saat bibir Zillo sudah ingin menyosor di pipi Millo.

"Sikit aja."

"Gak boleh! Kamu baru pulang kerja, bawa Kuman." Tolak Resya lagi sedikit menggeser lengan Zillo dari sisi Kembar.

"Pelit banget sih! " Zillo pergi dengan raut kesal nya seraya menghentakan Kaki membuat Resya hampir menyemburkan tawa saat itu juga.

Rindu sekali dengan mimik wajah itu. Selama memiliki Anak, Zillo menjadi Ayah siaga dan sejenak melupakan Sikap kekanakan dan manja nya pada Sang Istri.

Resya beranjak dari duduk nya lalu mendorong Kursi kembar, Ia akan menyusul Zillo ke dalam Rumah, Lagian juga hari sudah Sore.

Sesampai nya Di kamar Resya di buat geleng kepala melihat jas, kemeja, sepatu, kaus kaki, serta tas kerja Zillo yang berserakan tak terletak pada tempat nya. Zillo memang seberantakan ini aslinnya, Resya menghela nafas lalu melirik ke arah ruangan yang terletak di sudut, Terdengar suara gemercik air di dalam kamar mandi, menandakan Zillo masih membersihkan diri nya.

One And Only || Sequel Zillo [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang