Pengen cepet-cepet ke S2 :"(
Warning: alurnya terburu-buruBatas waktu ujian pertama telah usai.
Salah satu lighthouse memberitahu bahwa ujian kedua akan dimulai, ujian kali ini sangat mudah. Hanya menemukan dua rekan dalam rentang waktu lima menit, lalu disaat hitung mundurnya berakhir, asal tiga orang dalam satu tim saling bersentuhan akan dianggap lulus.
"Ah, ini sungguh menggelikan." ucap Sella lesu, lalu memeluk Nonanya erat.
Gerald pun juga ikutan memeluk [Name] dan Sella. Kini mereka tampak seperti satu keluarga kecil yang manis.
[Name] yang dihimpit oleh kedua orang lawan jenis ini hanya bisa pasrah. Lagian semua ini tak merugikannya, ia merasakan kehangat seperti keluarga.
Selama lima menit mereka hanya diam anteng seperti ini. Rehat sejenak, membiarkan angin menyapu lembut setiap inchi wajah mereka. [Name] merasakan kenyamanan hampir tertidur pulas.
Kini ujian kedua telah usai.
Gerald membuat sesuatu dengan mana miliknya. Hal itu membuat [Name] berbinar takjub, ia ingin mencoba mempelajari teknik yang digunakan Gerald. "Ajari aku!"
"Saya akan mengajarkannya pada Nona nanti. Tapi, sebelum itu pakailah ini." Gerlad menyampir sebuah jubah hitam yang sama dengan Gerald. Lalu pria bersurai silver tersebut memberikan penutup wajah seperti Masker(?).
"Ini buat apa? Kenapa di tutup seperti ini?" Bingung dengan apa yang dilakukan Gerald, lantas [Name] bertanya polos. "Agar kau tidak ketahuan oleh siapapun." ucap Gerald.
"Tapi, jika seperti ini bagaimana kakak bisa mengenali diriku saat aku berbicara dengan nya nanti?" Gadis mungil itu merasah resah, bukannya apa- atau perasaanya saja, kalau kedua orang ini berusaha mengekangnya.
"Nona, setidaknya untuk beberapa hari kedepan. Kau tidak boleh menemui Kakakmu." ujar Sella cepat.
"Tapi kenapa?! Memang apa masalahnya jika aku menemui kakakku?" Ya baiklah, ia merasa sangat down sekarang. Hanya karena dua orang ini, [Name] merasa kesal sekaligus muak.
"Nona pintar lah sedikit. Jika Nona menemui Kakakmu dengan keadaan seperti tadi. Maka dipastikan, para peserta kandidat zodiak di sekitar kita akan mengajak Nona untuk ikut ke jurang Neraka. Apa Nona paham?" Mendengar penuturan Sella, gadis itu paham menunduk lesu. "Ya, baiklah."
"Kalau begitu ayo kita pergi dari sini." Ajak Gerald.
.
.
.
.
.
.Ujian penyelisihan para peserta di aula sudah di mulai sebelum kedatangan mereka bertiga. Sebuah shinsu air menjadi pembatas. Hanya orang-orang beruntung yang bisa melewatinya.
"Kita langsung saja." Gerald dan Sella mengenggam kedua tangan [Name], melewati pembatas shinsu dengan mudahnya.
Lolos dari seleksi, perasaan mereka berdua seolah terhubung oleh satu sama lain. Gerald dan Sella sama-sama menatap gadis yang mereka genggam tangannya. Dari tadi [Name] hanya diam, seolah tak minat hanya untuk berbicara saja.
Kini mereka bertiga memasuki ujian selanjutnya. Ujian yang ketiga kali ini hanya membuka salah satu pintu yang benar dari kesemua pintu dalam waktu 10 menit.
Tentu [Name] dengan santai membuka pintu asal-asalan. Tak memperdulikan Sella dan Gerald yang melongo hanya melihatnya.
Hansung Yu menyeringai, "wah selamat kalian telah lulus ujian."
[Name] acuh tak acuh. Langsung saja ia meninggalkan Gerald dan Sella disana. "Nona tunggu!" Seru mereka kompak.
Mereka pun menyusul [Name] yang sudah berjalan jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|
FanfictionTak pernah terpikir kan saat ia mendaki menara ini. Bingung, Risau, memilih eksistensi yang mau di sisinya. Rasa penasaranpun kian meluap, terjalnya disetiap lantai, beribu rintangan lika-liku yang di lewati, berusaha mencari jawaban atas keingin ta...