Chapter 13

1K 203 62
                                    

Bosan? Skip aja:)

Jangan tanyakan dirinya disaat seperti ini, entah ia harus bilang apa sekarang. Bahwa dirinya kerasukan-mungkin sejak dari tadi [Name] sama sekali tak bisa memperagakan raganya. Terus terang saja, kini dirinya berada di Arena dimana para fisherman akan melalukan tes ujian.

Gadis itu menutup wajahnya dengan tudung jubah. Segera ia menghindari beberapa serangan dari para peserta Regular yang ingin mendorongnya.

"Kenapa aku bisa ada disini? Padahal aku sudah ingin keluar dari menara ini."

"Kami tidak tau, saat Sella ingin mengejarmu, dia malah menemukan Nona yang terkapar dilantai."

Ah sial! Bagaimana dengan rencana kaburnya?? Tolol sekali!

[Name] sama sekali tak ingin menyakiti para peserta yang ada disini. Kemungkinan lebih baik ia bertahan dan menghindar dari serangan yang ada.

.....

Menit pun berlalu, [Name] kini berada di tempat para regular berkumpul. Untuk membentuk sebuah tim yang nantinya akan ditantang untuk melawan Quant sang Ranker.

Toh, awalnya gadis kecil itu biasa-biasa saja. Tapi saat melihat nama Baam yang berada disatu tim dengannya. Ia merasa kupu-kupu beterbangan di perutnya. Aishh, kenapa aku jadi bimbang seperti ini?

Andai ada Sella dan Gerald disini. Ah kenapa mereka tak satu tim dengannya?

Mendadak dirinya menjadi gugup sekaligus semangat, saat Baam duduk tak jauh didekatnya. Terlihat Baam celingak-celinguk kesana-kemari, dan memperhatikan gadis berjubah hitam yang juga duduk tak jauh dari dirinya.

Jantung oh jantung, kenapa engkau berdetak sangat cepat?!;
Iner [Name] sesekali melirik Baam yang juga menatapnya.

[Name] hendak berdiri dan beranjak dari sana. Namun, naas saat itu ia tak sengaja menginjak jubahnya sendiri.

Menutup mata bersiap menerima rasa sakit dan rasa malu yang telak. Seperkian detik, ia merasa bahwa seseorang tengah menahan tubuhnya.

Perlahan ia melihat sosok eksistensi yang sangat ia nantikan, manik amber tersebut menatapnya lamat penuh kerinduan. "[Name]."

[Name] tersenyum kikuk, Baam langsung memeluknya erat. Oh tidak, jantungnya, tolong!!!! Gadis itu merasa darahnya mendidih, wajahnya menghangat menimbulkan rona merah yang terkesan manis juga lucu.

Semua orang yang ada disana melongo, ah tidak lebih tepatnya terkejut- karena Baam memeluk seorang gadis.

"Hiks.. hiksss.." [Name] terperanjat mendengarkan isak tangis dari Baam. "Maaf hikss selama ini aku hiks...-"

Hatinya menghangat, lantas [Name] tersenyum. "Jangan menangis, lelaki kok cengeng." Kekeh [Name] walaupun ia ingin ikut menangis juga.

Baam melerai pelukannya, jari-jari [Name] mengusap lembut jejak air mata yang tertinggal, ah jangan tanyakan [Name] sekarang ini. JANTUNGNYA!! INHALE!!

"Waw, ada apa ini?" Gadis cantik bertanduk itu menghampiri mereka berdua.

"Nona Andorssi, kenalkan dia adikku [Name]." Baam tersenyum merangkul pundak adiknya. Semua orang yang ada disana lagi-lagi terkejut.

"Aku Andorssi Zahard, senang bertemu denganmu [Name]."

.
.
.
.
Sedari tadi, [Name] tak berhenti untuk tersenyum, sebab ia terus merasa sangat bahagia- Baam kini berada disisinya, menggengam tangannya erat seolah tak ingin melangkah menjauh untuk pergi lagi.

Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang