Chapter 7

1K 244 96
                                    

Up aja deh:) biar yang IRI MAKIN IRI!! AWOWKWOKWOK:V maap aku udah gondok:>

Sedih, kesal, berpadu campur aduk mengenai hatinya. Lupakan, dan rasakan. Bodoh, orang gila pun tau apa yang sedang di alaminya. Patah hati(?) mungkin- sebagian orang yang menganggapnya seperti itu. Bak rintikan air hujan, [Name] terisak kecil di pelukan Sella.

Entah, ia harus benci apa tidak. Sebab Rachel memang betul berhasil menggeser posisinya. Tentu, ia sangat membencinya. Namun semua itu ia tepis habis perasaanya. Jika tak ada Rachel- mungkin ia tak akan menjadi seperti ini.

Benar-benar dilema.

Kecil kemungkinan untuk bisa menerima kenyataan, pada akhirnya jika memang gadis itu benar-benar sangat berharga bagi Baam, lantas seperti itu apa ia memiliki hak untuk membenci nya.

Apa yang harus dia lakukan?

Berpikir realistis? Idiot! Sama sekali tak masuk akal!

Berpikir dengan hati? Itu hanya menjadi tolak belakang perasaan.

Andai tau ia seperti ini. Mungkin- seharusnya ia mendengarkan Sella. Kinipun, ia dirundung rasa bersalah.

Sella menatap [Name] yang masih memeluknya, tak apa lakukan saja. Hatinya justru kembali tenang namun sedikit kegelisahan dihatinya, perlahan ia mengusap surai coklat panjang itu. "Jangan bersedih," itu hanya membuatku semakin khawatir. Lanjut Sella dalam hati.

[Name] menghapus air matanya, disaat yang bersamaan, entah kenapa seperti ada yang mengawasi dirinya. Ia pun semakin menundukan tatapannya.

Lekas [Name] melepaskan pelukan Sella darinya. Ia berdiri, dengan keberanian, iamenatap balik seseorang yang tak jauh dari juga. Tatapan itu terasa sangat misterius.

"Wah, pertemanan yang luar biasa." pengawas tersebut- Lero Ro datang setelah kian lama menunggu. Menghampiri tim Baam, Beberapa orang mulai bergumul mendengarkan berita yang ditunggu-tunggu.

"Aku punya berita yang sangat baik untuk kalian." ucap Lero Ro.

"Kalian telah diberi kesempatan untuk mengikuti ujian bonus." lanjutnya seraya tersenyum.

Beberapa protes keluar dari lisan mereka. Sudah susah payah, hampir mempertaruhkan nyawa hanya demi ujian lulus selanjutnya. Tentu saja itu bukan kabar yang baik bagi mereka semua.

"Ini bukan ujian biasa." Raut wakah Lero Ro mulai serius. Berlaih mengedarkan pandanganya menatap mereka satu persatu.

"Pertama, kalian bebas mau ikut atau tidak. Tak ikutpun tak akan merugikan kalian sama sekali." Ujar Lero ro, "kedua, tim yang memenangkan ujian ini akan dianggap lulus dari semua ujian."

Ditengah-tengah penjelasan Lero Ro. Seseorang yang [Name] awasi sedari tadi, datang menghampiri dirinya. Yang jelas, itu sosok wanita cantik yang sudah berdiri menyeringai dihadapan dirinya. Sontak, hal itu membuat [Name] sedikit terkejut.

Sella dan Gerlad menatap tajam yang diduga salah satu kandidat dari dua belas zodiak. Mengutuk wanita itu, ini bukan waktu yang tepat untuk bertarung.

"[Name] pemilik kandidat dari [Your Zodiak]. Aku tak menyangka rumor yang di edarkan sangat tepat." Perlahan jemari telunjuk wanita itu mmebelai pipi mulus [Name] dan sedikit menekannya hingga tergores.

[Name] menahan pekikkannya, ini sakit, namun tak sesakit apa yang ada di hatinya. Bibir mungil itu menyeringai, menatap wanita itu berbinar. "La Lunetta, pemilik kandidat dari Libra. Senang bertemu denganmu." Sarkas gadis kecil itu, lalu menghempas kasar tangan wanita itu.

Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang