Season 2 | chapter 14

721 123 30
                                    

Jangan lupa untuk memutar musik yang ada di atas ya^^

"Selamat datang di tim kami, Sharletta. Aku [Name], seorang wavecontroller di tim ini." Senyum manis nan ramah terpatri diwajah molek [Name], menjabat uluran tangan Sharletta. 

Keduanya saling bersitatap dalam keheningan, tangan yang bertautan saling mencengkram kuat satu sama lain tanpa mau melepaskan. Aura mengimintidasi terpancar jelas dari kedua kandidat tersebut. 

Aghnya dan Zasha terkejut kala mendapati orang yang mereka kenali, yaitu Sella dan Gerald: dua Guardian yang hampir mencapai pangkat tertinggi dari semua guardian. Sella menatap Gerald sejenak, lalu berahli menatap Zasha yang berdiri tak jauh darinya. Sama halnya dengan Gerald, ia menatap Aghnya dengan tatapan sinis. 

Sella sudah bersiap mengambil ancang-ancang mengambil pedangnya yang tersembunyi di balik jubah, sengaja ia lakukan hal ini hanya untuk berjaga-jaga saja jika kedua guardian ini menyerangnya. Berbeda dengan Gerald, ia mengambil tombak; senjata keduanya dan bersiap untuk dilesatkan jika kedua Guardian ini juga ikut menyerangnya. 

semua para regular maupun iregular yang berkumpul disana merasakan hawa yang berat. Lalu salah satu kelompok tersebut memperhatikan kelompok lainnya;Sharletta dan [Name] dengan penasaran. Walau seperti itu, mereka kini menjadi pusat perhatian dari semua orang yang ada disana.

"Dua." Sharletta bergumam seraya menatap [Name] sinis, lalu melepaskannya cengkaramannya.

dua?

[Name] masih tetap mempertahankan senyumannya. Ia langsung mengerti apa yang diucapkan oleh Sharletta. Sekilas ia melihat tangan kiri Sharletta yang terdapat tanda Sagittarius disana. [Name] membungkuk mensejajarkan tinggi Sharletta yang hanya sebatas dada nya, dan berbisik tepat di telinga kiri Sharletta. "Aku harap kau dapat mengerti. Bahwa, ini bukan waktu yang tepat untuk membuat keributan disini." 

Sharletta mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, Amarah didalam dirinya ingin ia ledakkan. [Name] kembali menegakkan badannya, menatap Sharletta dengan senyumannya. Yang tentu Sharletta tau senyuman itu mempunyai berbagai kebusukan disana. 

Manik Azzure itu mendelik tajam, Sharletta mendengus kasar. "aku akan berusaha semaksimal mungkin agar tangan ini tidak merusak wajahmu yang rupa itu. Kau memang benar, ini bukan waktu yang tepat untuk membuat kekacauan diantara kita disini." 

"aku pikir badanmu saja yang kecil, ternyata otakmu tidak begitu kecil juga ya." [Name] hanya sekedar bercanda--condong ke memuja(tidak sepenuhnya sih.), namun kerap kali orang selalu salah saat mengartikan ucapannya. Dan kini Sharletta pasti tersinggung dengan ucapannya.

"Terserah kau ingin mengatakan apa, tapi aku tak akan tanggung untuk merebut semuanya darimu nanti. Termasuk nyawamu." Sharletta sedikit menjauh dari [Name], ia terus menguatkan hatinya untuk menunggu sebentar lagi-- ya sebentar lagi perempuan itu akan habis ditangannya. Sharletta terus saja berusaha menenangkan dirinya, sejak ia menjadi kandidat ia tak pernah merasakan haus sang darah hanya untuk merebut tahta dan Kuasa. Terlebih lagi, belakangan ini emosinya lumayan sulit untuk dikendalikan.

Mendengar ucapan Sharletta, [Name] menyeringai tipis. "Aku menunggu hal itu tiba, dik Sharletta." 

"ssssttttt, Hei Wangnan, apa mereka lawan tim kita nanti?" Ucap Prince berbisik seraya menyikut Wangnan yang berada di sampingnya, melihat salah satu tim yang berdiri di dekat pintu. Wangnan pun melihat tim tersebut, sekelompok orang yang berjubah dengan dua warna yang berbeda. 

"Entahlah, Aku rasa mungkin tidak." Ucap Wangnan membuat Prince mengerenyit heran. "Mengapa kau yakin sekali bekata seperti itu?"

Wangnan sekali lagi memperhatikan kelompok yang menurutnya asing tersebut, jika dilihat-lihat mereka berada di barisan yang sama seperti kelompoknya. Memungkinkan untuk Wangnan berpikir bahwa kelompok asing tersebut bukanlah lawan mereka saat ini. Namun saat melihat tatapan ganas dari pria bersurai silver tersebut menepis semua pemikirannya. Satu barisan bukan berarti mereka itu temanmu juga kan? 

Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang