»» Season 2 ¦ Chapter 9

754 172 116
                                    

Ada yang nungguin book ini update?? :<

Jangan lupa untuk putar lagu yang ada di atas ya^^

Hati-hati, part ini membuat kalian gondok sama authornya:d

————————————

Evanish pt.2

————————————

Aku mengerenyit heran, tak biasanya gadis ini mau pergi sendiri kemana-mana tanpa Khun disampingnya.

"Ya, [Name] ada apa kau kesini?" tanyaku berusaha seramah mungkin. Walau dalam hatiku, aku ingin mencabik-cabik wajah sialan itu.

[Name] tak menjawab, itu malah semakin membuatku harus menyiapkan kesabaran ekstra. Tentu saja aku kesal dengannya!
Dan, aku bukanlah Khun yang selalu sabar menghadapi bocah satu ini.

"R-rachel.."

Kulihat dia menunduk seraya memanggil namaku. Perasaanku menjadi tak karuan, saat [Name] berjalan dan duduk ditepi ranjang.

Mengingat keadaan ku sekarang ini, mungkin aku akan menjauh dari beban yang satu ini. Tentu aku tidak akan melakukan hal itu, hanya demi semua rencanaku untuk melihat bintang.

"Ada apa [Name]? Apa kau ada masalah." Ucapku dengan nada khwatir yang kubuat sebisa mungkin, mau tak mau aku harus mengusap rambut gadis itu agar sandiwaraku tampak natural.

ah, aku sungguh bangga dengan bakatku yang satu ini.

Kulihat dia risih saat aku mengusap rambutnya, apa ia tak suka dengan elusanku? Bodoh! Seharusnya ia senang di usap oleh calon bintang seperti ku.

Ekspresi risih itu, ya aku sangat mengingatnya.

Ekspresi itu pertama kali ditunjukan saat aku mencoba berbaur dengan 'malamku' saat pertama kali bertemu.

"Dal.." aku memanggilnya dengan panggilan sayang, kulihat ekpresinya menjadi sedikit terkejut. Menatapku bertanya mungkin siapa 'Dal' itu?

"Ra-rachel.."

"Ya Dal?" Ucapku.

Dia tak menjawab sama sekali, malah bisu. Sementara aku mendengus kesal.

"Dulunya aku ingin menamaimu Dal." ucap ku menatap [Name] yang kini menatapku.

"Saat pertama kali aku bertemu dengan kalian berdua. Kalian tak punya apa-apa selain diriku, selalu bergantung padaku."

"Dimataku, kalian itu seperti rembulan yang menyinari lautan malam. Indah."

"Tapi saat aku melihat tanda di belakang punggung mu. Aku melihat tulisan [Name] disana. Aku pikir itu tanda lahir dirimu, ternyata aku salah, dan itu namamu [Name]." Tanpa sadar aku mulai bercerita, tentunya itu hanya karanganku saja. Mana sudi aku menamai wanita jalang ini.

"[Name], aku tak mengerti apa artinya. Mungkin namamu begitu terlalu banyak makna unik."

"Tetap saja, khusus kau. Aku ingin memanggilmu dengan panggilan ku sendiri. Dal." Aku tersenyum palsu. Bangga dengan bakatku.

"Tak perlu seperti itu Ra-rachel.. kau mungkin sudah banyak membantu kehidupan kami, terima kasih." aku tak bisa begitu melihat wajahnya yang tertutup rambut. jika saja akumengguntin g rambut itu engan paksa, kupastikan ia tak akan bia menunjukkan wajahnya yang cantik tapi memuakkan itu idepanku lagi. tapi itu cuman mimpi.

Tunggu! 

sepertinya aku melupakan sesuatu. 

ah, benar juga..

Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang