"Apakah kau yakin sudah menyiapkan semuanya?"
Sudah kelima kalinya Mrs. Granger menanyakan itu padaku. Aku sedang membereskan pakaian juga alat-alat yang kemungkinan kubutuhkan. Aku tidak perlu membawa uang karena Prof McGonagall memberikanku kunci dan hanya tinggal memberikannya pada petugas bank disana, ia akan membawaku ke simpanan ayah dan ibuku.
"Hm, pakaian, alat mandi, beberapa buku, dan beberapa barang tidak penting yang ibu masukkan," godaku sambil menunjukkan tas kecil yang berisi camilan juga beberapa barang. Ibuku bahkan membawakanku uang jikalau ternyata semua ini hanya tipuan, hanya untuk bisa kembali ke rumah.
"Baiklah, jangan lupa berpamitan dengan adikmu. Kirimlah surat jika sempat, ayahmu akan mengantarkanmu ke stasiun," ibu melayangkan ciuman di dahiku sambil memegang kedua pipiku. Aku mengangguk, lalu membiarkan ibu keluar dari kamar. Dari celah pintu kamar yang terbuka, kulihat Hermione yang mengintip dan melihat tas yang akan kubawa.
"Jadi, kau akan pergi?"
Ia berjalan malu-malu menaruh kedua tangannya di belakang tubuhnya. Aku mengangguk, dan gadis kecil itu tampak tidak senang. Kukibaskan tanganku dan memberikan isyarat agar ia bisa duduk disampingku.
"Kau tahu aku akan kembali ke rumah saat liburan bukan?"
Ia hanya mengangguk.
"Dan aku akan mengirimkan surat untukmu. Kita bisa bertukar surat sesering mungkin."
Dan ia kembali mengangguk.
"Ini bukan perpisahan," aku menghela napas, berjongkok dan mensejajarkan pandanganku padanya, "entahlah, aku berpikir kedepannya kita akan bertemu lebih sering."
"Apakah aku akan bersekolah di tempat yang sama denganmu?"
"Mungkin?" kuusap kepala gadis kecil itu dan berdiri dari posisiku. Ia memelukku beberapa saat, sebelum melepaskannya.
"Baiklah, jangan lupa mengirimkanku surat! Dan ceritakan apa saja yang ada disana padaku saat sampai nanti."
***
"Peron 9 3/4? Kurasa ini benar-benar hanya modus penculikan. Kau yakin akan baik-baik saja?" Ayah memandangku dengan tatapan cemas. Aku dengan segera mengangguk, pernah mendengar tentang nama peron tempat aku akan menemukan kereta menuju ke Hogwarts. Sebelum itu, tentu aku harus membeli perlengkapan sekolah yang kuyakin tidak pernah ada di tempat biasa.
"Gerbangnya di tempat yang bernama Leaky Cauldon. Ini Charing Cross Road," kulihat tempat yang dimaksud, sebuah bar yang sebenarnya tidak begitu menarik juga terlihat tidak cocok untuk dimasuki anak seusiaku. Kulihat ayah sepertinya juga tidak yakin untuk meninggalkanku disini.
"Apakah kau ingin pergi ke Diagon Alley juga?"
Kutolehkan kepalaku pada asal suara yang menanyaiku. Seorang anak seusiaku yang berambut cokelat, bersama dengan ayahnya juga tampak menghampiri kami.
"Begitulah, apakah... benar ada nama tempat seperti itu?"
Ayah ragu-ragu untuk menanyakannya. Pria dewasa yang menemani anak itu hanya tertawa mendengarnya, seolah memaklumi pertanyaan ayahku.
"Sepertinya anda adalah Muggles. Ya, bangunan didepan kita adalah gerbang menuju ke Diagon Alley. Cedric juga baru pertama kali akan pergi ke Diagon Alley, apakah kau butuh bantuan?" Kedua ayah itu tampak terlihat asik berbincang. Akupun hanya menunggu, memperhatikan sekeliling dan menoleh saat menemukan anak lelaki yang dipanggil Cedric itu memandangiku.
"Namaku adalah Cedric. Cedric Diggory, aku juga baru akan masuk Hogwarts tahun ini."
"Regulus. Regulus... Granger," aku meminta pada pihak sekolah untuk menyembunyikan nama belakangku yang sebenarnya. Prof McGonagall tidak memberikanku jawaban langsung dan akan menanyakannya dulu pada kepala sekolah. Aku belum mendengar tentang keputusan akhirnya, jadi aku akan tetap menggunakan nama Granger untuk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minors ➤ Cedric Diggory x male oc x Oliver Wood
Fanfiction[CedricxMaleOCxOliver | Drarry | WolfStar | Ronmione] Ia tidak pernah meminta untuk menjadi seorang yang istimewa. Ia hanya seorang siswa Slytherin biasa yang hidup bersama keluarga angkatnya, sebelum akhirnya semuanya berubah saat ia berada di tah...