"Padfoot," Regulus tersenyum dan berjalan mendekat, memeluk erat pria didepannya yang sudah lama tidak ia lihat. Helaan napas lega terdengar, Sirius juga membalas pelukan Regulus dengan cukup erat, "sudah kuduga. Aku melihat namamu di Peta Marauders, untung saja kau tidak kemana-mana."
"Aku tidak bisa leluasa pergi kemanapun. Bagaimanapun juga aku adalah buronan Azkaban, dan banyak Dementor yang mencariku," Sirius menghela napas, ia melepaskan pelukan pada Regulus dan duduk di salah satu kursi lapuk yang ada disana, "kau menemukan peta itu? Kukira sudah hilang saat aku dan ayahmu lulus dari Hogwarts."
"Kebetulan si kembar mendapatkannya. Untung saja mereka tidak sempat melihat namamu," Regulus menghela napas, duduk di tepi ranjang yang ada disana. Sirius hanya tersenyum dan menatap keponakannya itu selama beberapa saat, "ada apa?"
"Tidak, aku hanya merasa sudah sangat lama sejak aku keluar dari Azkaban. Aku ingat bagaimana kau dulu masih bisa kugendong dengan satu tangan dan malah ketakutan saat aku berubah menjadi animagusku," Sirius tertawa karena mengingat kejadian dalam memorinya.
"Kau menakutiku dengan lolonganmu. Juga kau menunjukkan gerigimu yang tajam. Siapa yang tidak akan takut," Regulus memutar bola matanya.
"Harry tidak pernah takut, ia malah tertawa saat melihat Animagusku," Sirius tersenyum lebar. Regulus menghela napas, ia tersenyum menatap Sirius. Tampak ia sedikit merasa kasihan melihat bagaimana keadaan Sirius sekarang. Sangat kurus, dan pucat. Pakaian Azkaban masih melekat, juga terlihat compang-camping, "kudengar moony menjadi pengajar di Hogwarts."
"Ya, ia menjadi pengajar pertahanan ilmu hitam baru di Hogwarts."
"Sangat cocok untuknya."
...
"Kau tidak pernah memberitahu dimana kau padanya?" Regulus bertanya dengan hati-hati, Sirius mendengus dan menggelengkan kepalanya.
"Aku bahkan tidak bermaksud untuk memberitahu siapapun. Aku hanya ingin mencari seseorang yang bertanggung jawab atas semua ini. Sebaiknya setelah ini kau bersikap seolah kau tidak pernah melihatku Pipsqueak," Sirius mengusap kepala Regulus, "lagipula, kurasa dengan keadaanku seperti ini, lebih baik tidak membawa-bawa orang lain."
"Aku memang tidak ingin terlibat dalam masalah, tetapi karena ini juga menyangkutmu juga Harry, aku tidak mungkin hanya diam," Regulus menghela napas dan menepis tangan Sirius, "aku akan membantu sebisaku. Jadi, kalau kau memang butuh bantuan katakan saja."
"Mendengarmu, Harry, dan Remus baik-baik saja kurasa sudah cukup untukku. Sekarang kembalilah, mereka akan mencarimu. Dan tidak akan bagus jika si kembar yang kau sebut itu menemukan namamu disini."
Regulus mengangguk, ia akan berjalan saat Sirius menghentikannya.
"Dementor bisa menyerangmu, kurasa lebih baik jika kau bisa mempelajari Patronus," Regulus mengerutkan dahinya, "dan katakan pada Wanita Gemuk jika aku minta maaf atas apa yang kulakukan."
Dan ia semakin bingung.
***
"Expecto Patronum," Regulus mengayunkan tongkatnya dan tampak mencoba untuk mengeluarkan Patronusnya. Sebenarnya ia sudah membaca semua buku tentang patronus. Beruntung ia menjadi prefect hingga bisa mendapatkan akses lebih banyak di perpustakaan.
Memang tertulis jika patronus bisa dihasilkan dengan membayangkan sesuatu yang membahagiakan. Ia sudah mencoba membayangkan tentang kehidupannya di Hogwarts, kehidupannya bersama keluarga Granger, bahkan kehidupannya yang sebelumnya bersama dengan James dan Lily.
Tidak ada yang cukup untuk bisa menghasilkan Patronus.
"Well well Mr. Granger, apa yang kau lakukan disini?" Regulus tersentak mendengar suara datar dan rendah yang terdengar dari belakangnya. Ia menoleh dengan sangat cepat, menemukan Snape yang menatap kearahnya dengan tatapan curiga, "aku melihatmu berjalan dari arah Whomping Willow. Kau tahu itu adalah daerah terlarang bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Minors ➤ Cedric Diggory x male oc x Oliver Wood
Fanfiction[CedricxMaleOCxOliver | Drarry | WolfStar | Ronmione] Ia tidak pernah meminta untuk menjadi seorang yang istimewa. Ia hanya seorang siswa Slytherin biasa yang hidup bersama keluarga angkatnya, sebelum akhirnya semuanya berubah saat ia berada di tah...