Regulus terdiam mendengar perkataan dari Professor Quirrell. Namun, ia tidak menunjukkan wajah terkejut. Ia sudah tidak lagi terkejut jika seseorang datang dan memanggilnya Potter seolah itu bukanlah sesuatu yang rahasia. Ia bahkan tidak mengerti kenapa hal itu harus dirahasiakan.
"Kau pasti terkejut kenapa aku bisa mengetahui tentang namamu yang sebenarnya," dengan tongkat sihirnya, Quirrell menyentuh dagu Regulus. Regulus sendiri hanya menatap datar kearah pria didepannya seolah mengatakan 'tidak juga'.
Quirrell menyadari tatapan itu, ia tampak menyentuh dengan kasar lengan atas Regulus. Ia segera berapparate, kemudian muncul di sebuah ruangan dengan cermin besar di tengah ruangan. Itu adalah Cermin Tarsah.
Apparate bukanlah sihir yang biasa. Ia merasakan Quirell tidak lagi menggunakan mantra Petrifus Totalus padanya, namun ia masih tidak bisa menggerakkan tangannya dengan bebas.
"Aku tidak akan terkejut lagi jika seseorang mengetahui nama belakangku," Regulus bergumam seolah tidak merasakan rasa takut. Namun, entah kenapa hawa dingin begitu saja mengalir di tubuhnya, melewati tengkuk lehernya. Ia tidak mengerti, ia sama sekali tidak takut dengan sosok didepannya, berturban yang menutupi kepala botaknya itu.
"Biarkan aku berbicara dengannya."
"Tetapi tuan, kau tidak cukup kuat--"
"Kau ingin membantah?"
Quirell lagi-lagi seolah berbicara dengan seseorang seperti yang dilakukan olehnya setiap saat Regulus sempat bertemu. Sang pengajar tampak melepaskan turban yang ia kenakan, perlahan ia bisa melihat sesuatu yang tertutupi oleh turban tersebut.
Bukan hanya kepala botak biasa, namun tampak seraut wajah yang tidak sempurna terbentuk di kepala Quirell.
"Kau--"
"Kurasa ini pertama kalinya kita bertemu--Regulus James Potter..."
***
"Hei Wood."
Oliver menoleh dan menemukan Lee yang memegang beberapa buku dan juga sebungkus roti di tangannya yang lain. Oliver memasukkan ramuan Amortentia yang entah tidak bisa ia buang di sembarang tempat pada saku jubahnya.
"Kau melihat Regulus?"
"Tadi aku bersama dengannya, tetapi ia bilang ada urusan dengan Prof Quirell," Lee mengerutkan dahinya. Ada sesuatu yang membuat perasaannya tidak enak.
"Tidak seperti biasanya, Prof Quirell tidak memberikan tugas pada kami di kelas terakhir Regulus," Cedric yang baru saja sampai di aula utama menghampiri Oliver, "aku sekelas dengannya saat itu."
"Aneh, tetapi memang yang dikatakan oleh Regulus adalah ia memiliki urusan dengan Prof Quirell. Aku bahkan melihatnya mengikuti Prof Quirell ke tangga utama," Lee tampaknya tidak lagi bisa mendengarkan apa yang dikatakan oleh Cedric dan Oliver. Ia segera berbalik dan berlari menuju kearah tangga utama.
Suara desisan terdengar sekali lagi, Lee tampak hanya mengerang seolah ia mendengar dan mengerti apa yang dimaksud dari desisan ular itu. Ia menoleh pada lorong gelap di lantai tiga, tempat yang ia yakini ada Regulus dan juga Prof Quirell.
"Belum saatnya, aku mengerti itu. Tetapi ini juga belum saatnya untuk kau-tahu-siapa untuk menyentuh Regulus," Lee berhenti berjalan meski hanya tinggal beberapa langkah ia untuk masuk ke dalam ruangan itu.
Kembali desisan itu terdengar, sesuatu yang melata sekarang tampak mengintip dibalik kegelapan ruangan yang ada didepannya.
"Aku tahu seharusnya aku tidak ikut campur," kembali desisan ular itu seolah menjawab pertanyaan dari Lee, "tetapi kau ingin aku tinggal diam saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Minors ➤ Cedric Diggory x male oc x Oliver Wood
Fanfic[CedricxMaleOCxOliver | Drarry | WolfStar | Ronmione] Ia tidak pernah meminta untuk menjadi seorang yang istimewa. Ia hanya seorang siswa Slytherin biasa yang hidup bersama keluarga angkatnya, sebelum akhirnya semuanya berubah saat ia berada di tah...