Rumah Riddle.
Itu adalah sebutan yang diberikan oleh orang-orang yang berada di sebuah desa kecil bernama Little Hangleton. Rumah itu sama sekali tidak terawat, terletak diatas bukit dan menghadap ke desa. Beberapa jendela ditutupi papan, genting sudah hilang sana sini, dan sulur tumbuhan menjalar dan merambat liar di dindingnya.
Tidak akan ada yang mengingat jika dulunya tempat ini adalah tempat yang indah, bangunan paling besar dan mewah di daerah itu.
Semua orang disana setuju jika tempat itu sangat angker setelah setengah abad yang lalu sesuatu yang ganjil dan mengerikan terjadi disana. Sesuatu yang masih sering dibicarakan oleh penduduk berusia lanjut jika tidak ada lagi topik menarik untuk bergosip.
Seorang pelayan wanita keluarga Riddle masuk ke ruang keluarga untuk menemukan ketiga anggota keluarga Riddle meninggal dunia. Ia berlari dan menjerit, menuruni bukit dan masuk ke desa untuk membangunkan sebanyak mungkin orang.
"Tergeletak dengan mata membelalak! Sedingin es! Masih memakai pakaian makan malam!"
Setelah malam itu, The Hanged Man, rumah minum di desa itu laris dengan orang-orang yang mencoba untuk mendiskusikan masalah kasus itu. Mereka baru selesai mengoceh saat seseorang berlari dan berteriak jika seorang pria bernama Frank Bryce baru saja ditangkap.
Frank, tukang kebun keluarga Riddle yang sangat setia pada tuannya.
Ia yang sudah ditahan berulang kali mengatakan jika ia tidak bersalah. Ia tidak masuk ke dalam rumah, dan satu-satunya orang yang ia lihat berada di dekat rumah pada hari kematian itu hanyalah seorang remaja pria. Remaja asing berambut gelap dan berwajah pucat. Namun tak seorangpun di desa itu yang melihat anak itu, dan polisi yakin anak itu hanya rekaan Frank.
Namun, satu hal yang melepaskan Frank dari tuduhan adalah hasil autopsi ketiga mayat tersebut. Tidak ada tanda diracuni, tidak ada tanda dibekap ataupun dicekik. Bahkan, tubuh mereka bertiga dalam kondisi yang sangat sehat. Mereka hanya melihat raut wajah ketakutan yang sangat dari ketiganya.
Apa yang dilihat oleh ketiganya hingga mereka bahkan tewas karena ketakutan?
Frank dibebaskan, namun entah kenapa ia tetap tinggal di gubuk kecil di dekat rumah Riddle itu dan mengurus tanaman disekelilingnya. Ia digaji, entah oleh siapa untuk menjaga rumah itu agar tidak dibongkar ataupun dilecehkan. Selama ia dibayar untuk itu, Frank tua yang sebatang kara memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupnya untuk merawat rumah itu.
***
Malam itu Frank tua sedang memasak air, ingin menyedu teh panasnya saat ia melihat sekelibat cahaya berada di salah satu jendela rumah Riddle. Akhir-akhir ini banyak anak muda yang melakukan uji nyali, pergi kesana dan bertaruh siapa yang bisa lebih lama bertahan disana. Frank tidak suka anak-anak itu.
Anak-anak itu sering melemparinya ataupun mengejeknya.
Ia melempar sebet di tangannya, menggeleng geram dan berjalan meninggalkan pondok itu setelah mengambil tumpukan kunci yang tergantung sambil bergumam kesal. Dengan berbekal sebuah senter, ia berjalan dengan kaki ringkihnya melewati jalanan taman, masuk ke dalam rumah yang seharusnya tidak berpenghuni tersebut.
Sudah sangat lama ia tidak masuk ke dalam rumah itu, namun ingatannya masih sangat bagus untuk mengetahui alur dari jalanan itu menuju ke asal kedipan lampu yang ia lihat.
"Kau menjadi sangat rewel sekali Wormtail," suara lirih dan kecil itu menggema saat ia semakin dekat sampai di ruangan sumber cahaya itu, "seingatku, kau pernah tinggal di pipa selokan. Mungkinkan tugas merawatku telah menjadi membosankan bagimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Minors ➤ Cedric Diggory x male oc x Oliver Wood
Fanfiction[CedricxMaleOCxOliver | Drarry | WolfStar | Ronmione] Ia tidak pernah meminta untuk menjadi seorang yang istimewa. Ia hanya seorang siswa Slytherin biasa yang hidup bersama keluarga angkatnya, sebelum akhirnya semuanya berubah saat ia berada di tah...