Yoona berlari ke kamar setelah keberangkatan kedua orang tuanya. Siwon yang tidak terima diabaikan begitu saja pun segera menyusulnya. Ia mengunci pintu kamarnya tapi ia lupa jika kamarnya dan Siwon menyatu.
Siwon masuk dari kamarnya menuju kamar yoona. Wanita itu menangis dibawah guyuran air shower. Ia masih memakai pakaian lengkapnya.
Siwon menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
"Lepaskan" yoona berusaha melepaskan diri dari Siwon tapi tenaga Siwon cukup besar, ia memerangkap yoona ke dalam pelukannya
"Jangan menangis, biar aku menggantikan kesedihanmu dengan kenikmatan" bisik Siwon sambil mengecup lehernya
"Pergilah pria berotak mesum" ujar yoona berusaha tidak terpengaruh oleh Siwon
"Aku sangat menyukai mulutmu ini" ia mengecup bibir yoona dan yoona menggigit bibir siwon sehingga pria itu kesakitan dan melepaskan ciumannya
"Kamu sangat liar sayang. Aku tidak sabar membuatmu mendesah di bawahku"
"Aku akan menendang milikmu supaya kamu tidak bisa berpikiran mesum lagi" ujar Yoona
"Sebaiknya gunakan tenagamu untuk memuaskanku" ujar Siwon
"Aku katakan padamu, aku bukan perawan dan aku sudah melahirkan beberapa anak. Jadi aku tidak akan bisa membuatmu puas. Sebaiknya kamu mencari wanita lain saja" ujar yoona dan ia mencari kesempatan melarikan diri dari kamar mandi.
***
Yoona tidak menemukan pakaian yang cocok untuknya. Semuanya begitu terbuka, jadi ia memutuskan memakai bathrobenya saja. Karena Siwon tidak berada di rumah juga. Ia kelaparan dan memutuskan untuk menuju dapur.
"Nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah seorang pelayan. Ia masih cukup muda. Yoona tahu pasti pelayannya bukan hanya mengurusi makanan tuannya tapi juga kemesuman tuannya itu.
"Tidak perlu, aku bisa membuatnya sendiri"
"Baiklah, jika begitu saya permisi untuk pergi belanja bahan makanan"
Yoona hanya mengangguk. Dia bukan tuan rumah.
Yoona memutuskan untuk membuat telur rebus saja. Ia sama sekali tidak pandai memasak.
Selesai merebusnya, ia mengetuk telur itu untuk membuang kulitnya. Tapi telur itu masih belum matang dengan sempurna. Akhirnya ia menangis karena ia tidak bisa memakannya.
"Siapa yang memintamu masuk ke dapur?" Suara Siwon membuatnya terkejut, ia masih memakai pakaian yang tak layak.
Ia tanpa mempedulikan Siwon, ia pun berlari ke kamarnya. Tapi Siwon lebih cepat darinya. Sebelum ia masuk ke dalam kamar, pria itu sudah mengangkatnya bagaikan segoni beras dan meletakkannya di pundaknya. Menepuk keras bokongnya.
"Kamu hanya perlu memuaskanku di ranjang. Tidak perlu masuk ke dapur untuk membuat makanan atau apapun, aku tidak mau tanganmu terkena pisau atau minyak" ujar Siwon yang sudah meletakkan yoona ke ranjang miliknya. Yoona semakin mundur sampai bersandar di kepala ranjangnya.
"Biarkan aku keluar" ujar Yoona
"Puaskan aku!!" Ujarnya penuh penekanan
"Tidak, kamu memiliki wanita untuk memuaskanmu. Jangan memintaku,"
"Kamu benar tidak mau memuaskanku?"
"Tidak!!"
"Baik, jika begitu tetap duduk disana" siwon mengikatnya di tempat tidur. Dan ia memanggil pelayannya masuk. Ia ingin menyakiti yoona dengan melakukan hal itu di depan yoona. Tapi tatapan yoona membuat ia menghentikan aktivitas wanita itu yang sedang membuka resleting celananya. "Keluarlah" ujarnya pada pelayannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're still the One
FanfictionKetika aku memutuskan mengenggam tanganmu, di detik itu aku sudah memberikan seluruh hatiku padamu, dan kamu menjadi satu-satunya orang yang mengisi hatiku. ~Im Yoona Aku tidak menyangka hidupku dikacaukan oleh gadis seperti dia. Tidak ada yang ters...