tujuh

1.3K 129 8
                                    

Yoona menemani nyonya choi di dapur. Nyonya choi sedang memotong buah untuk suami dan putranya.

"Mulut putra eomma memang menyebalkan. Kamu harus sabar dengannya ya sayang" ujar nyonya choi dan Yoona mengangguk "Tapi dia serius padamu yoong. Eomma yakin"

Yoona hanya tersenyum, tadi Siwon meminta ahjumma untuk ikut pulang. Ia menceritakan tentang yoona yang tidak bisa membedakan garam dengan gula.

"Ada ahjumma di rumah, kamu bisa tenang saja. Mereka pria choi walaupun bermulut silet, tapi mereka tidak menjadikan istrinya pembantu. Eomma juga tidak pandai memasak, makanya eomma meminta ahjumma untuk kesini" ujar Nyonya choi "eomma hanya bisa memotong buah untuk mereka"

"Eommaku selalu memasak sendiri, ia tidak mau ada yang mengurusi makanan anak dan suaminya. Aku mengira semua wanita harus seperti eommaku" ujar Yoona

"Sayang, eommamu memiliki kemampuan memasak. Sedangkan kita," ia memegang tangan Yoona, "Lihat, tangan ini hanya berfungsi menghabiskan uang suami" lalu ia tertawa. Sejak muda, ia dimanjakan oleh suaminya. Tidak perlu memasak dan melakukan pekerjaan rumah, kerjaannya sepanjang masa hanya berlibur dan belanja.

"Eomma tidak keberatan jika menantu eomma juga seperti itu?" Tanya Yoona

"Eomma sudah mendidik krystal untuk mirip seperti eomma" ujarnya "sekarang giliran kamu sayang"

"Sayang, bantu eomma antarkan ini untuk pria-pria choi itu" ujar nyonya choi dan Yoona mengangguk

***

Im Yoona POV

Aku membuka pelan pintu ruangan tuan choi, aku melihat keduanya tengah berbicara. Tidak ada yang menyadari kehadiranku.

"Aku akan menikahinya, tentu saja" ujar Siwon

"Apa perlu aboeji dan eomma besok terbang ke jerman untuk melamarnya?" Ujar tuan choi

Mendengar apa yang mereka bicarakan, aku terpaksa bersuara. Mereka sedang membahas pernikahan. Bahkan tuan choi akan melamar wanita itu.

"Ahjushi, ahjumma memintaku mengantarkan buah" ujarku, aku melihat Siwon menatapku dengan tatapan terkejut. Dia takut aku tahu dia akan menikah? Biarlah, bukan urusanku juga dia akan menikah dengan siapa. Aku tidak peduli.

"Bukankah tadi sudah memanggilku appa. Kenapa sekarang menjadi ahjushi lagi?" Tanya Tuan Choi

"Aku merasa tidak pantas saja, aku permisi dulu ahjushi" ujarku, otakku terus mengatakan aku tidak peduli jika ia akan menikah dengan siapapun. Tapi hatiku tidak sama, aku tidak tahu mengapa perasaanku tidak nyaman sejak mendengarkan hal itu.

"Aboeji, aku dan yoona pulang dulu ya" ujar Siwon,

"Mengapa cepat sekali?"

"Aku ada pekerjaan yang belum disiapkan" ujarnya dan ia menarikku

"Aku permisi ahjushi" ujarku

"Aku bisa jalan sendiri, lepasin" ujarku saat kita berada di depan rumahnya. Tanpa pamit, ia menarikku keluar. Disana kita berpas-pasan dengan sehun, adiknya.

"Hyung, mau kemana?"

"Pulang" ujarnya ketus

"Lepasin choi siwon" aku menghempaskan tangannya.

"Hyung, sepertinya yoona belum mau pulang. Jika hyung memiliki urusan maka pulanglah lebih dulu. Nanti aku akan mengantar yoona" ujar Sehun

"Jangan ikut campur" ujarnya pada adiknya

Ia terus menarikku ke mobilnya.

"Katakan ada apa?" Tanya Siwon

"Haa?"

You're still the OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang