sembilan belas

1.3K 124 11
                                    

Yoona bertemu dengan Kyuhyun di lobi Hyundai.

"Yoong, kenapa menangis?" Tanyanya

"Oppa, aku mohon kembalilah ke Lypco. Bantulah aku disana" ujar Yoona

"Yoong, aku bekerja untuk hyung. Aku harus menanyakan hal ini padanya dulu" ujar kyuhyun "Aku bisa membantumu tapi tidak semua hal bisa aku tangani sendiri yoong. Dia suamimu, dia yang paling bisa menolongmu"

Yoona menatap rantangannya. Ia menangis. Bagaimana bisa pria itu menolongnya lagi, setelah ia menyebabkan banyak luka untuknya dan ia yang membuat pria itu bahkan untuk menatapnya saja sudah enggan.

"Baiklah, gomawo" ia meninggalkan Kyuhyun juga.

"Yoong, aku antar saja" ujar Kyuhyun

***

"Tolong antar aku pulang saja" ujar Yoona saat mereka berada di dalam mobil kyuhyun, ia merasa sedikit pusing.

"Aku akan membantumu bicara dengan hyung. Kamu tenang saja" ujar kyuhyun "suami istri itu bertengkar memang sudah hal biasa. Setidaknya itu lebih baik dari pada sudah pada titik saling mendiami dan tidak mengatakan apapun, maka semuanya sudah akan sulit"

"Kami sudah berada sampai titik itu," ujarnya pelan

"Nde?"

"Dia tidak marah lagi padaku," ujar Yoona

"Hyung memang begitu dingin, dia bahkan bisa sehari tanpa mengatakan apapun. Tapi dia berubah sejak kamu hadir, dia menjadi begitu bawel dan menyebalkan apalagi menyangkut dirimu"

"Ini untukmu saja, aku memasaknya tadi pagi. Tapi tidak sempat berikan ke suamiku. Dia sedang marah padaku,"

"Gomawo samunim," ujar kyuhyun "senyum dong, jangan pikirin masalah pekerjaan lagi. Aku akan membantumu"

"Gomawo"

***

Setibanya di rumah, kepalanya semakin pusing dan perutnya mual. Ia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Tidak ada yang bisa dimuntahkan karena sudah dua hari ia tidak memakan apapun, yang keluar hanya cairan kuning yang pahit.

"Aku mohon jangan sakit" gumamnya sambil menangis. Ia kehilangan tenaga dan duduk di depan kloset tempat ia muntah tadi.

"Nona" panggil ahjumma kim, dia baru pulang bersama nyonya choi

"Ahjumma," yoona berusaha berdiri, ia tidak ingin ada yang khawatir dengannya

"Nona, nyonya besar datang menjenguk nona"

Yoona tampak begitu pucat saat keluar bertemu mertuanya.

"Sayang, ini eomma bawakan soup ayam untukmu. Baik untuk kesehatan" ujar nyonya choi, ahjumma membawakan mangkok untuknya.

Baru saja nyonya choi membuka rantangannya.  Aromanya membuat yoona kembali mual, ia berlari lagi ke kamar mandi.

Nyonya choi dan ahjumma kim saling bertatapan dan tersenyum.

"Sepertinya nyonya sebentar lagi akan dipanggil grandma" ujar ahjumma kim

"Menantuku hamil" ujarnya dan ia menyusul menantunya.

"Eomma jangan masuk" ujar yoona

"Sayang, ayo kita ke dokter" ajak nyonya choi

"Aku baik-baik saja eomma"

"Eomma harus pastikan, kamu hamil atau tidak"

"Eomma,"

"Ayolah sayang. Lihat wajahmu saja begitu pucat"

You're still the OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang