"Bagaimana kabarmu?" Bagaimana dia bisa begitu kejam menanyakan kabarku setelah ia meninggalkanku 10 tahun yang lalu tanpa sebuah kejelasan.
"Apa kamu sudah menikah?" Tanyaku saat melihat seorang anak kecil duduk di sampingnya. Ah ne, dia membawa anak kecil itu untuk berkonsultasi denganku. Sudah pasti itu anaknya. Ia mengangguk kecil, aku tersenyum. Dia sudah lama melupakanku dan memulai hidupnya, mengapa aku masih dengan bodoh menunggunya.
Perawat membawa masuk hasil pemeriksaan putranya. Aku meminta perawat untuk membawa anak kecil itu keluar. Hasilnya tidak terlalu bagus untuk didengar oleh anak sekecil itu.
Sebelum membacakannya, aku melihat air mata di sudut mata pria itu. Mungkin dia sudah tahu,
"Dokter, kapan aku boleh pulang?" Tanya anak kecil itu, saat aku memeriksanya. Dia sudah dirawat beberapa minggu untuk pengobatannya. "Daddy akan kesulitan mencari uang jika aku harus di rumah sakit begitu lama" ia menangis. Memang sejak darren dirawat, aku jarang melihatnya menemani darren lagi kecuali jika aku mendapat shift malam, maka aku akan bertemu dengannya. Di pagi ataupun siang hari, hanya seorang wanita yang menemaninya.
"Aku mau pulang daddy" kalimat itu yang aku dengar saat akan masuk ke ruangan perawatannya. Pria itu duduk di samping sambil memegang tangannya. "Aku tidak mau daddy terluka begitu demi aku,,"
"Daddy sudah kehilangan mommymu karena tidak memiliki uang. Jangan sampai daddy kehilanganmu lagi karena tidak memiliki uang. Jadi daddy akan melakukan apapun demi kamu" ujarnya, aku menatap punggungnya. Dia tidak seperti Siwon yang aku kenal 10 tahun yang lalu. Ia begitu rapuh.
"Mengapa kamu meninggalkan aku dulu?" Tanyaku saat melihatnya berjalan keluar. Lagi lagi ia tidak mau menjawabku.
"Kondisinya memburuk. Obat sudah tidak bisa mengendalikan kankernya" aku harus menyampaikannya, ia harus memiliki persiapan mental untuk hal terburuk. "Satu-satunya jalan adalah melakukan donor sumsum tulang belakang"
"Mengapa kamu menampakkan wajahmu lagi disini? Bukankah kamu sudah berjanji tidak akan muncul di hadapan putriku?" Aku melihat appaku berbicara dengannya, "Kamu mau menggunakan anak itu untuk memeras putriku? Kamu sudah setuju untuk meninggalkan putriku dan memutuskan hubungan anak itu dengan putriku, lalu kenapa kamu muncul lagi?" Siwon tidak membalas apapun yang appa katakan. Yang menjadi pertanyaanku saat ini adalah anak itu, hubungan denganku, apa darren adalah putraku? Putra yang selama ini appa dan eomma katakan sudah meninggal saat kecelakaan itu?
"Choi Darren adalah putraku?" Tanyaku padanya saat ia menyetujuiku untuk bertemu di rooftop rumah sakit. Ia diam. "Aku akan melakukan test DNA, jika dia anakku, aku akan mengambilnya darimu"
"Apakah itu sakit?" Tanyanya pada putranya saat Darren keluar dari ruangan setelah melakukan kemoterapi. Anak kecil itu mengangguk dan pria itu menangis tanpa tahu malu. "Maafkan daddy, membuatmu kesakitan begitu lama"
"Dokter Oh mengatakan sumsum kalian cocok. Aku mohon, donorkan untuk Darren. Setelah itu, kamu boleh mengambilnya untuk bersamamu" ujarnya, ia berjongkok di hadapanku dan menangis "aku tidak sanggup melihatnya kesakitan lagi tapi aku juga tidak sanggup membiayai operasinya. Jika dia bersamamu, aku tidak perlu khawatir lagi. Aku janji aku akan pergi dari kalian"
"Dimana daddyku?" Itu pertanyaan pertama yang muncul dari mulut Darren saat ia sadar. Aku duduk di sampingnya sejak aku sadar. Apa yang harus aku jawab? Pria itu benar-benar menghilang, dan aku tidak pantas menggantikan posisinya walaupun aku sudah memberikan sumsumku untuknya.
Semua orang begitu menyayanginya begitu juga Sehun. Tapi ia tidak bahagia, dan aku juga tidak bahagia.
"Jika appaku benar memberikanmu uang yang cukup banyak, lalu kenapa kamu hidup seperti ini?" Aku bertemu dengannya dan ia mengatakan alasan meninggalkanku dulu adalah appa memberikannya uang.
"Aku hanya pembawa sial, setiap orang yang berada disisiku, orang yang aku cintai akan terkena sialnya. Pertama aboejiku, dia meninggal saat membelaku, menuntut keadilan untukku, lalu kamu, kamu kecelakaan dan hampir mati dan kemudian darren,," ia tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Ia menangis. Aku memeluknya. "Hiduplah dengan bahagia bersama darren dan Sehun"
"Tidak bisakah kita bersama lagi?" Tanyaku dan ia menggeleng
"Darren sama sekali tidak bahagia bersamaku. Jika kamu tidak menginginkan kita bersama lagi, bawalah darren bersamamu" ujarku tapi ia berbalik membelakangiku, ia menangis mungkin. Aku benar-benar ingin tahu apa yang terjadi pada kita sampai ia harus meninggalkanku saat aku tak sadarkan diri dulu. Tak ada yang bersedia memberitahuku.
"Aku mencintaimu, aku mencintaimu. Apakah tidak bisa kita kembali bersama hanya karena aku mencintaimu dan demi Darren? Kamu memberiku satu kesempatan lagi" aku memeluknya dari belakang, dia pria yang terkuat, dan hari ini ia menangis seperti ini tentu saja semua ini terlalu berat untuk ia jalani sendiri. Aku ingin menebus semuanya, membiarkannya merawat putra kita seorang diri, tentu bukan hal yang mudah. Ia hanya diam, membiarkan aku memeluknya.
"Aku masih mencintaimu, tapi untuk kembali bersama, kita tidak mungkin lagi. Aku tidak mau menyeretmu dalam kehidupan yang aku miliki ini. Maka aku membiarkan darren ikut denganmu, setidaknya kamu bisa menjamin kehidupannya. Bukan sepertiku, pria pengangguran yang hanya akan mempermalukannya" ujarnya setelah ia menangis beberapa saat. Ia melepaskan pelukanku, tanpa menatapku, ia meninggalkanku.
Gimana?? Masih ada yang suka dengan cerita YoonWon.. 😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
You're still the One
FanfictionKetika aku memutuskan mengenggam tanganmu, di detik itu aku sudah memberikan seluruh hatiku padamu, dan kamu menjadi satu-satunya orang yang mengisi hatiku. ~Im Yoona Aku tidak menyangka hidupku dikacaukan oleh gadis seperti dia. Tidak ada yang ters...