dua puluh enam

2K 84 8
                                    

Im Yoona POV

Aku tersenyum melihat wajahnya yang masih lelap. Ia pria yang galak tapi saat tidur ia masih seimut bayi. Pria tuaku ini, dia masih membuatku berdebar tak kaluan setiap waktu. Semakin hari aku semakin mencintainya.

Aku bergerak pelan keluar dari selimut dan memunggut pakaianku yang dilemparnya sembarangan tadi malam, usianya tak muda lagi tapi ia masih sanggup membuatku berteriak sepanjang malam karena kenikmatan.

Selesai mandi, aku memutuskan membuakan sarapan untuk ketiga anakku dan juga suamiku yang tercinta. Sejak ahjumma pensiun sepuluh tahun yang lalu, aku benar-benar menjadi ibu rumah tangga, aku yang menyiapkan segalanya. Siwon oppa tidak mengijinkannya tapi aku tidak bisa mempercayai orang baru untuk merawat suami dan anak-anakku.

Lalu kami hanya mempekerjakan pelayan untuk membersihkan rumah, pelayan yang datang pagi dan pulang setelah semua pekerjaannya selesai.

Kemampuan memasakku sudah tidak diragukan lagi, setelah aku melahirkan Darren 23 tahun yang lalu, eommaku tinggal bersama kami dan ia yang memaksaku untuk belajar menjadi istri yang baik untuk suamiku. Saat itu aku merasa eommaku seperti mertuaku, sementara eomma choi tidak mengijinkan aku ke dapur sama sekali.

"Apa yang membuatmu memasak sambil tersenyum begitu yeobo?" Suaranya membuatku terkejut, aku akan berbalik tapi ia sudah memelukku dari belakang. Ia sering melakukannya dan aku menyukainya.

"Oppa membuatku terkejut saja" aku memukul pelan tangannya yang melingkar di pinggangku. Ia mencium leherku dan sedikit menggigitnya.

"Kenapa kamu begitu menggoda sayang" bisiknya "Semakin hari oppa semakin jatuh cinta padamu"

Aku tersenyum, memiringkan sedikit kepalaku untuk menciumnya. Tapi dia sungguh pria nakal yang penggoda, ia tidak membiarkan ciumanku hanya sekedar kecupan. Ia menciumku lagi dan lagi.

"Daddy, jangan merusak mata kami di pagi yang cerah ini" tegur darren putra sulung kami. Aku mendorong pelan suamiku, kami sering dipergoki olehnya tapi suamiku tidak juga kapok.

"Kamu yang mengganggu kemesraan daddy dan mommy" ujar suamiku tak mau kalah dari putranya.

"Daddy harus ingat umur, aku tidak mau memiliki adik lagi ya" ujar Esther, putri bungsuku. Dia kesayangan daddynya, dan apapun yang dikatakannya akan dituruti daddynya.

"Maaf sayang, untuk yang satu itu daddy tidak bisa turuti kamu. Salahkan saja mommymu yang begitu menggoda" ujarnya, ia akhirnya menghampiri ketiga anaknya yang duduk di meja makan. Tanpa dia di dapur menggodaku, aku bisa lebih cepat menyiapkan sarapan mereka.

"Aku tidak mau mengenal daddy lagi jika sampai mommy hamil lagi" teriak esther, aku hanya tersenyum. Tidak mungkin menggandung lagi, setelah melahirkannya aku sudah melakukan KB. Supaya si mesum choi itu bisa melakukannya kapanpun tanpa khawatir aku akan hamil lagi.

Ia juga tertawa, lalu ia menyapa putra kedua kami, Brian, dia lebih mirip dengan daddynya. Pendiam dan dingin. Tapi ia mewarisi wajahku. Tentu saja dia begitu tampan.

"Hai boy, apa ada ujian hari ini?" Tanya Siwon. Brian sibuk membaca buku sejak duduk di meja makan tadi.

"Ne" ia hanya menjawab singkat saja, mereka bertiga untung saja mewarisi otak pintar seperti daddynya, tentu saja bukan maksudnya aku itu bodoh ya. Aku juga pintar, hanya saja pintar membuat suamiku marah dan pintar menghabiskan uangnya.

"Sayang, jangan kaku seperti ini" ujarku saat menyajikan makanan untuk mereka berempat. "Kenapa kamu mirip sekali dengan daddymu? Kaku dan dingin" aku menciumnya

"Mommy, aku sudah besar jangan menciumku seperti bayi" protesnya

"Ahh bayi mommy sudah besar, sudah tidak boleh dicium mommy lagi?" Godaku, karena ia begitu mirip daddynya maka aku suka menggodanya. Kadang darren dan esther cemburu, mengira aku lebih menyayangi brian daripada mereka berdua.

"Cium daddynya saja. Tidak akan ditolak" ujar Siwon oppa

"Daddy mesum!!!" Teriak ketiga anaknya dan dia hanya tersenyum. Aku menciumnya sekilas sebelum menuju dapur untuk membuatkannya kopi.

***

Setelah selesai sarapan, Siwon oppa berangkat ke kantor bersama Esther. Ia akan mengantar Esther ke sekolahnya dulu baru ia berangkat ke kantor. Sementara Darren dan Brian, mereka berangkat bersama dengan mobil Darren yang dihadiahkan Siwon saat ia berhasil mendapatkan proyek untuk Lypco. Ia masih kuliah, tapi Siwon sudah mempekerjakannya di Lypco dibawah pimpinan Kyuhyun. Aboeji sudah meninggal setelah beberapa bulan aku melahirkan Brian, berarti sudah sekitar 21 tahun yang lalu. Sedangkan eomma menyusul 15 tahun yang lalu. Lypco menjadi tanggung jawab Siwon oppa karena aku sama sekali tidak tertarik untuk berbisnis. Aku menyukai peranku saat ini, menjadi istri dan mommy yang baik.

Setelah pelayan yang membersihkan rumah pulang, aku pun memutuskan untuk ke salon, sebulan sekali aku akan menghabiskan uang suamiku untuk perawatan, sehingga di usiaku yang hampir mencapai angka 5, aku masih memiliki kulit yang mulus.

Setelah puas memanjakan diri, aku pun pulang. Masih sore, semua pasukan choi masih sibuk dengan aktivitas masing-masing. Aku memutuskan untuk tidur siang, tidur siang bagus untuk kesehatan dan stamina jika harus bertempur dengan choi mesum itu sampai tengah malam.

Aku tidak bisa tidur, mungkin tadi sudah terlalu lama tiduran di tempat spa. Aku memutuskan untuk mandi, aku harus menyiapkan makan malam.

"Astaga choi siwon,kamu membuatku jantungan" ujarku saat membuka pintu kamar mandi dan suamiku berdiri di hadapanku diam tanpa bicara.

"Jika tidak pulang cepat hari ini, maka oppa tidak tahu jika istri oppa suka berkeliaran tanpa memakai apapun" ujarnya dan tangannya menggoda tubuhku. Dia terlalu lebai sebenarnya, aku masih memakai handuk.

"Kenapa oppa pulang cepat?" Tanyaku sambil memukul tangannya

"Oppa mau mengajakmu ke pesta"

"Baiklah, jam berapa? Biar aku siapkan makan malam untuk trio choi dulu" ujarku

"Tidak perlu, mereka akan makan di tempat Sehun" ujarnya, dia selalu menyusahkan adiknya, menitipkan anak-anak di tempat adiknya saat ia ingin berduaan denganku.

"Apa tidak menyusahkan Sehun dan Krystal?" Tanyaku, mereka hanya memiliki satu anak, karena saat melahirkan anak pertama mereka, krystal mengalami pendarahan parah sehingga rahimnya diangkat saat itu pula. Jadi saat kami menitipkan ketiga anak kami, mereka akan senang, memiliki satu anak terlalu sunyi untuk mereka.

"Tentu tidak" ia membuka handukku

"Choi siwon, jangan menggodaku"

"Ayolah yeobo, satu kali saja sebelum anak-anak pulang" ujarnya dan ia mendorongku ke ranjang kami tanpa menunggu persetujuanku, karena ia tahu aku tidak pernah menolaknya. Aku akan melayaninya kapanpun ia inginkan, kecuali saat aku kedatangan tamu bulananku.

"Kenapa kamu begitu mesum oppa" ujarku dan ia menciumku tanpa berniat menjawabku. Dia sejak muda sampai tua tidak akan berubah. Tetap saja mesum, tapi aku mencintai pria mesum ini. Aku akan mencintainya sampai kapanpun.

"Saranghae oppa" bisikku saat ia menyatukan diri kami

"Nado saranghae choi yoona" bisiknya dan ia terus bergerak memberikanku kenikmatan. Aku hanya bisa pasrah dan kadang sedikit melawannya di bawahnya. Aku mencintainya sangat.


END

You're still the OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang