lima

1.4K 133 17
                                    

Siwon menyeretnya ke dalam kamarnya. Yoona tampak ketakutan juga, Siwon tidak pernah tampak begitu menakutkan selama ini. Tapi hari ini,

"Mana ponselmu?" Tanya Siwon dengan nada rendah dan Yoona tidak berani menyerahkannya. Karena isi chattingnya Changwook masih belum ia hapus.

"Aku,,"

"Berikan ponselmu padaku" ujar Siwon dan saat yoona masih tidak bersedia memberikannya, ia segera merebut tasnya yoona dan setelah menemukannya, ia membanting ponselnya itu hingga hancur berkeping.

Yoona menangis. Ia tidak bisa menghubungi kedua orang tuanya lagi jika sudah begini.

"Aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku memang keluar untuk membeli pembalut, lalu aku bertemu dengannya" ujar yoona, ia berani berbohong karena ponselnya sudah hancur. Pria itu tidak akan bisa melihat chattingnya lagi.

"Kamu pikir aku bodoh?" Bentaknya "Aku menemukanmu bukan di mini market tapi di cafe bersama pria sialan itu"

Ia memegang dagu yoona untuk menatapnya

"Jika kamu memang tidak membohongiku, bicara sambil menatap mataku,,"

Yoona bergetar, ia tidak terbiasa berbohong. Tapi ia tidak akan tampak seperti orang bodoh yang takut pada Siwon.

"Ne, kamu benar. Aku bohong. Aku memang sengaja keluar untuk bertemu dengannya. Lalu mau mu apa?" Ia tampak menantang Siwon. "Kamu tidak berhak mengatur hidupku seperti apa yang kamu inginkan. Aku bukan bonekamu"

"Kamu kekasihku!!"

"Aku tidak mengatakan setuju padamu. Kamu yang mengambil keputusan itu sendiri" teriak yoona

Ia tersenyum pada yoona.

"Kenapa menangis? Kecewa dia belum menyentuhmu lebih lanjut dan aku sudah menemukan kalian?"

Yoona mengangguk dan siwon mengangkat tangannya. Tapi ia tidak memukul yoona melainkan meninju lemari kaca di samping yoona.

"Pergilah, jika kamu ingin temui dia maka pergilah" ujar Siwon dan Yoona mengambil tasnya segera berlari ke arah pintu. Siwon mengeluarkan ponselnya dan berbicara dengan seseorang disana "Hentikan semua pengobatan Im Yunho, biarkan saja dia tidak menerima obat apapun. Aku tidak akan membayar biaya rumah sakitnya"

Mendengar apa yang Siwon katakan. Yoona berhenti, ia menangis. Jika ia pergi untuk kebebasannya saat ini, maka ia akan kehilangan appanya. Ia mematung di depan pintu dan Siwon berbalik,

"Kenapa tidak pergi? Pergilah, temui pria itu. Minta dia yang membiayai semua pengobatan appamu" ujar Siwon

"Mianhae,," ujar Yoona "Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku mohon jangan hentikan pengobatan appa"

Ia menunduk dan menangis.

"Oppa,," ia memegang tangan Siwon, dan ia menyadari tangan pria itu mengeluarkan banyak darah.

Ia menarik Siwon ke dalam kamar mandi dan membasuh tangannya dengan air, lalu ia mencari alkohol dan perban untuk membalut luka itu.

***

Setelah itu, Siwon tidak keluar dari ruang kerjanya sama sekali. Ia juga tidak berbicara dengan Yoona sama sekali.

Yoona makan sendirian di ruang makan, lalu ahjumma menghampirinya

"Ada apa ahjumma?" Tanya yoona

"Tuan belum makan sejak siang tadi"

"Dia kalau lapar juga akan keluar" ujar yoona acuh. Tapi ia menatap ke arah ruang kerjanya, tidak ada tanda pria itu akan keluar "ahjumma siapkan makanan untuknya. Nanti aku bawakan ke ruangannya"

You're still the OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang