15

941 121 6
                                    

Normalnya, Sasuke sudah tak ada di apartemen di jam sekarang, ataupun kalau dia terlambat, setidaknya laki-laki itu sudah berpakaian rapi dan siap berangkat.

Begitu juga Naruto. Waktu sekarang adalah waktu sarapan untuknya, yang biasa ia lewati sendirian. Ada sekali dua kali ia sarapan bersama Sasuke, tetapi mereka tak pernah sarapan dalam keadaan tenang. Akan terjadi adu mulut hingga selesai makan dan minum. Banyak hal yang mereka ributkan, entah hal penting atau hal remeh.

Hari ini cukup berbeda dari hari-hari sebelumnya. Sasuke masih bertelanjang dada, rambutnya lepek karena baru saja selesai mandi. Ia menenggak kopi tanpa suara, sama seperti Naruto yang sudah berpakaian rapi dan menikmati roti tanpa berkata apa-apa.

"Aku pergi," kata Naruto kemudian, lalu berjalan ke arah pintu dengan langkah terburu-buru.

Sasuke segera membuang napas ketika Naruto telah menghilang di balik pintu. Jemari memijat dahi, sementara pikiran sibuk menyumpahi diri sendiri.

Pagi ini, ia dibangunkan oleh rasa mual dan kerasnya karpet di kamar Naruto. Sadar kalau dirinya masih dilanda hangover, Sasuke memutuskan untuk mandi. Di saat itulah, ingatan tentang kejadian semalam menghantam kepalanya.

Ia tiba-tiba teringat bagaimana dirinya mabuk dan menjadi cerewet di depan Naruto, kemudian berakhir mencium bocah itu. Sasuke yang di bawah pengaruh alkohol bertindak sesuka hati, menggerayangi tubuh Naruto seperti seorang lelaki haus sentuhan. Mencium di sini dan di sana, mengisap ini dan itu, meraba ke sana dan kemari. Hampir saja ia menelanjangi Naruto, untungnya anak itu berani mendorong Sasuke hingga terjatuh di lantai. Tak mampu berdiri lagi, Sasuke pun terlelap di sana sampai pagi menjelang.

Rasanya Sasuke jadi malu dengan dirinya sendiri. Dia yang berkoar-koar ingin melindungi Naruto, dia juga yang hampir mencelakai Naruto. Semoga anak itu tidak bilang ke Karin tentang kelakuan tak terpuki yang dilakukannya kemarin.

Gara-gara kejadian ini juga, Sasuke mulai meragukan keakuratannya dalam memperhitungkan tindakannya sendiri. Ia selalu penuh perhitungan, tepat waktu, tidak salah sasaran. Kenapa dia bisa kecolongan seperti ini?

Ataukah sebenarnya apa yang Sasuke lakukan itu tepat adanya? Mungkinkah ini waktu yang pas untuk menunjukkan apa yang sebenarnya Sasuke rasakan pada Naruto? Apakah dirinya sudah terlalu mengulur waktu selama ini, sehingga semesta akhirnya turut campur tangan dalam pergerakannya?

"Kau sendiri yang memutuskan untuk minum, semesta tidak memaksamu." Sasuke menyadarkan dirinya sendiri yang sedang mencoba mengkambinghitamkan hal lain untuk menanggung kesalahannya.

Ponsel di samping cangkir tiba-tiba berdering, menampilkan 'Sekretaris' di layar. Sasuke meraih ponsel dengan gerakan malas, cukup kesal karena Karin harus meneleponnya sepagi ini.

"Ada apa?" tanya Sasuke setelah menerima telepon. "Biarkan aku beristirahat---"

'APA YANG KAU LAKUKAN PADA KEPONAKANKU, LAKI-LAKI KEPARAT?!'

-●-●-●-●-●-●-●

a/n: Tema hari ini adalah 'Big Ben', salah satu jam paling akurat di dunia. Bab ini membahas tentang Sasuke yang mempertanyakan tentang keakuratannya dalam menentukan waktu dan mengambil tindakan. Ya pokoknya gitu deh. GITU DEH. MOHON DIMAKLUMI YA PARA KANG EVAL. DILARANG PRORES.

ngebutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang