"Kau lupa dengan perjanjian kita?"
Naruto menunduk sambil menahan emosinya sendiri. Diliriknya Sasuke yang sedang duduk di sofa sambil menyedot jus tomat instan, lalu membuang muka saat bertemu tatap dengan si tuan rumah.
"Orang itu dosen di jurusanku, dia mentraktir minuman untukku dan Kiba," jawab Naruto dengan gigi depan yang menyatu---sengaja memperlihatkan pada Sasuke kalau dia sedang sangat kesal.
"Dosen?" Sasuke kembali bertanya sambil meletakkan karton jus tomat di atas meja. "Kupikir dosen tidak semurah hati itu untuk mentraktir mahasiswa baru."
"Dulu dia adalah mahasiswa bimbingan ayahku."
Sasuke mengangguk paham. "Lalu, kau berpikir alasan itu bisa menjadi pengampunan untuk peraturan 'jangan berbicara dengan orang sembarangan' yang kaulanggar?"
"Dia kenalanku, dan dia bukan orang sembarangan! Dia baik!"
"Kau kelihatan tidak nyaman duduk berhadapan dengan orang baik itu tadi."
Naruto kembali menundukkan kepala, tidak mau repot-repot menjelaskan yang sebenarnya.
Sejujurnya, Naruto cukup malu saat bertemu dengan Kakashi tadi. Melihat wajah pria itu membuat otak Naruto secata otomatis menggali kembali kenangan yang sudah ia kubur selama ini. Memutar lagi kejadian masa lalu yang cukup membuat Naruto ingin mengubur dirinya sendiri.
Hatake Kakashi adalah laki-laki yang lebih tua hampir lima belas tahun dari Naruto. Di pertemuan pertama mereka, Naruto baru berusia dua belas, sedangkan Kakashi sudah hampir kepala tiga. Laki-laki jenius itu selalu pergi ke rumah Naruto untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya, ayah Naruto. Terkadang Kakashi menginap di sana, karena jarak tempuh dari Tokyo ke rumah Naruto terlalu jauh dan lumayan melelahkan.
Di saat itulah, sesuatu yang salah terjadi. Suatu hari, Minato dan Kushina pergi mengunjungi nenek Naruto dan memutuskan untuk menginap di sana karena ketinggalan kereta terakhir. Kakashi yang pergi minum sendirian kembali ke rumah Minato, mendapati Naruto sedang sendirian sambil berfokus pada ponsel di tangan.
Kejadian itu pun terjadi. Malam panas dilewati bersama oleh sepasang lelaki yang tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Kakashi terlalu mabuk, sedangkan Naruto baru saja selesai menonton film dewasa dan belum sempat mengendalikan dirinya sendiri. Sofa di ruang televisi menjadi saksi bisu kejadian malam itu.
Naruto tidak mau mengelak. Meskipun dirinya terlalu muda saat itu, hal tersebut bukan sesuatu yang bisa disebut kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur. Kakashi sama sekali tidak memaksanya. Mereka melakukan itu karena Kakashi di bawah pengaruh alkohol, sedangkan Naruto mau-mau saja karena jiwa remajanya yang terlalu penasaran menuntun Naruto untuk mencoba hal baru.
Mereka tidak mencoba saling menyalahkan setelah itu. Kakashi mengakui kesalahannya, begitu juga Naruto. Mereka memutuskan untuk melupakan kejadian itu.
Akan tetapi, Naruto tak pernah melupakannya. Kejadian itu membuat Naruto kepikiran berhari-hari, berminggu-minggu, sampai akhirnya tumbuh sesuatu yang tidak seharusnya dalam hati polos Naruto.
Perasaan terlarang yang seharusnya tidak ada.
Memalukan, bukan? Itulah kenapa Naruto sangat bersyukur setelah Kakashi tak pernah ke rumahnya lagi. Pikirnya hal itu cukup membantu dia untuk melupakan Kakashi, tetapi sepertinya melupakan Kakashi bukanlah hal yang mudah setelah ia melihat Kakashi lagi tadi.
Kenapa laki-laki itu muncul lagi dalam kehidupannya?
"Kau harus berhenti menemui orang itu."
"Mauku juga begitu ...." Naruto membuang napas dengan malas. "Hanya saja, dia dosenku. Mana mungkin aku bisa berhenti menemuinya."
Sasuke mengernyit, terkejut dengan jawaban Naruto yang tak sesuai dengan ekspetasi. Anak itu selalu kepala batu dan melawan kalau Sasuke melarang dia bertemu dengan kenalannya, tetapi kali ini Naruto malah tidak ingin bertemu dengan pria itu lagi.
Ada apa di antara mereka?
"Hhh ... laki-laki itu cukup membuatku gelisah."
Naruto mengangkat kepala, menatap Sasuke yang berjalan ke arah balkon sambil membuka kaosnya. Mata Naruto membulat setelah mencerna baik-baik kalimat terakhir Sasuke. Ia lekas berdiri, menuding si tuan rumah dengan telunjuknya.
"BERHENTI!"
Sasuke mengikuti instruksi, menoleh ke arah Naruto dengan tatapan datar. "Ada apa?" tanyanya.
"KAU SUKA KAKASHI-SAN?!"
"... Kenapa lagi bocah bodoh ini?"
