Satu Minggu sebelumnya..Langkah kaki yang beramai-ramai untuk berlari keluar gerbang ketika bel tanda pulang sekolah berbunyi, membuat pemilik nama Aina Yasmine mengikuti arah kaki temannya yang sudah berjalan satu langkah di depannya.
"Gue pulang dulu ya, Na." Fina---teman satu bangku Aina yang kini sudah masuk ke mobil jemputan sambil melambaikan tangannya ke arah Aina.
Gadis itu tersenyum, lalu ikut membalas lambaian tangan Fina diiringi dengan gerakan langkah kakinya yang menjauh dari gerbang utama dan memilih untuk singgah dulu di toko alat tulis yang terletak di sebelah sekolahnya.
"Bang, beli sticky note."
Seorang pria yang tengah duduk sambil menatap layar komputer, lantas mendongak saat seorang gadis berpakaian putih abu memanggilnya. "Beli apa?" tanyanya, sembari mendekat ke arah Aina, lalu melipat kedua tangannya dia atas etalase.
"Beli sticky note, Bang," ucap Aina lagi, memastikan jika orang di hadapannya mengerti akan maksudnya.
Pria tadi mengangguk sembari mengangkat jempolnya sebelum berjongkok untuk mengambil sesuatu yang akan dibeli sang customer.
"Yang mana?" Beberapa sticky note sudah berjejer di atas etalase setelah Bang Karman---sebutan akrab murid-murid Bhakti Mulya pada pria penjaga toko alat tulis itu, mengeluarkan barang yang dimaksudkan gadis di depannya.
Terlihat menimang sebelum memastikan pilihannya, Bang Karman lantas menopang dagunya sambil menghela napas panjang. "Pasti lama," tebak pria itu sebelum gadis di depannya memprotes barang dagangannya.
"Kok, ini aja sih, Bang? Yang warna pink mana?"
Tuhkan, tebakan dari Karman benar. Pasti ujung-ujungnya protes, sudah biasa dilakukan Aina hingga membuat sedikit agak lama.
"Bukannya kemarin sudah kamu borong, Na?"
Bang Karman mendelik setelah gadis yang bernama Aina itu menyengir tanpa dosa sembari menggaruk tengkuknya. "Saya kira masih ada banyak stock di belakang," dalih Aina dengan celingukan ke belakang, mencari-cari siapa tahu Bang Karman berbohong padanya.
"Tinggal ini, Na."
Aina lantas mengangguk, mengambil uang di saku baju dan menukarnya dengan dua pack sticky note berwarna kuning dan juga biru muda.
Bang Karman menerima uangnya, lalu menyerahkan barang yang dibeli Aina dengan memasukkan ke dalam kantong kresek.
Aina berjalan menjauh dari sana, ia akan pulang dengan menunggu mobil jemputan papanya di halte samping toko.
"Kenapa ganteng banget sih, nih orang," gumamnya setelah melihat layar ponsel, dimana dalam benda tersebut menampilkan sebuah akun sosial media cowok hits di BM---singkatan dari sekolahnya, Bhakti Mulya.
Ia menatap foto itu dengan lekat sembari duduk di halte dengan senyum-senyum sendiri layaknya orang yang tengah sakit.
Sakit, dalam artian berbeda.
From : Fina
Na, gimana soal rencana gue buat tempelin sticky note di motor cowok incaran lo?
Aina langsung membuka notif setelah tahu jika itu chat dari sahabatnya, yang kemungkinan besar membahas mengenai cowok lagi.
Sedetik setelah menerima chat tersebut, tangan Aina langsung bergerak lincah di layar sembari tersenyum malu-malu mengingat bagaimana wajah tampan cowok yang sudah ia kagumi diam-diam sejak pertemuan tidak sengaja mereka di hari pertama MOS beberapa waktu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sticky Note [TERBIT]✅
Teen Fiction[TELAH TERBIT] Gara-gara satu sticky note yang tertempel di motornya pada hari Senin, membuat Sabang beranggapan jika dirinya memiliki seorang pengagum rahasia. Bukannya ingin menyombongkan diri atau apalah itu ... tapi sudah sangat jelas jika di...