Sepertinya, tidak ada lagi kata lelah yang menghinggapi diri Aina.Sudah pukul sepuluh malam, tepat setelah mamanya menutup pintu kamar gadis itu sembari mematikan lampu kamarnya, Aina tiba-tiba saja bangun serta menjauh dari tempat tidur untuk mengambil satu sticky note berwarna merah muda di dalam tas nya.
Perasaanya senang, sangat senang.
Aina tidak pernah merasa sebahagia ini kecuali senyuman dari Dion yang muncul sejak ketidak sengajaan Aina mendongak waktu di halte sore tadi.
"Kak Dion, sering-sering senyum kaya gitu ya, biar aku tambah semangat buat jalanin misi ini," gumam Aina setelah selesai menulis sebuah sapaan sederhana yang umum digunakan para remaja untuk saling memulai interaksi.
Menurut Aina, percobaan pertama kali ini masih sepele. Ia hanya butuh ketenangan saat mencari motor hitam milik Dion tadi.
Jangankan untuk sekadar mencari motor, mencari alamat rumah Dion saja Aina masih sangat siap walau hanya berbekal dengan google maps.
Satu kata siap rasanya tidak cukup ketika Aina berpikir jika hal itu tidaklah mungkin. Aina baru menyadari jika dirinya tidak sepandai Fina saat membaca peta lewat bantuan aplikasi tersebut, ia masih tertinggal jauh dari para jajarannya.
Yah, anggap saja Aina belum belajar dan mungkin ke depannya akan mahir ketika Dion tiba-tiba saja men-share lock tempat tinggalnya.
Astaga, itu impian Aina dari dulu, tolong kabulkan.
"Kak, please jangan bikin kecewa, ya. Simpan kertas ini baik-baik dan aku bakal teror kakak terus, sampai dapat!"
Satu impian serta tekadnya yang sudah matang, Aina sangat yakin jika Dion akan menerima sticky note dari gadis itu dengan sambutan hangat. Semoga saja ya, semoga Aina bisa terus meneror cowok pujaannya.
"Pokoknya, gue harus dapetin Kak Dion. Nggak mau tahu, pokoknya harus!" ucapnya lagi, berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri sebelum beranjak dari meja belajar, lalu melangkah pelan menuju kasur sembari menyambar ponsel yang terletak di sisi nakas.
Satu aplikasi utama yang tidak tertinggal di ponsel Aina. Instagram. Salah satu jurus stalking yang ia dapat lantaran gadis itu gemar membuka sosial media cowok-cowok ganteng di BM.
Ada banyak sebenarnya yang Aina stalk kala itu, namun hati Aina justru tertuju pada salah satu kakak kelasnya yang ia temui waktu acara MOS berlangsung. Yaitu... Dion.
Aina juga tidak menyangka jika dirinya menerima tantangan dari kakak kelasnya untuk meminta tanda tangan dari seorang Dion, yang terkenal begitu dingin di antara pengurus OSIS yang lain.
Gadis itu percaya diri saja saat diberi petuah demikian, toh dirinya juga tidak akan mencari masalah dengan Dion. Jadi ... untuk apa bersikap gugup seperti orang yang baru saja melakukan perbuatan yang memalukan.
Hei, Aina tidak melakukan perbuatan seperti itu. Wajar saja jika saat itu dirinya langsung meminta tanda tangan cowok itu. Bahkan Aina sempat terpaku saat Dion menyetujui permintaannya, hingga sorot keduanya sempat saling bertatapan walau hanya sepersekian detik saja.
Tanpa malu, Aina sempat berterus terang menanyakan nama akun sosial media cowok itu. Walau awalnya Dion sedikit ragu untuk memberitahunya. Tapi hasilnya, bisa dilihat sekarang ... Aina sudah terbukti hampir gila karenanya.
Namun bagi Aina, itu tidak menjadi halangan besar baginya untuk mendekati kakak kelas dengan sejuta pesona seperti Dion.
Berbagai cara sudah dilakukan gadis itu, mulai dari mengirim pesan lewat DM walau hanya sebatas, "follback ya, Kak." Lalu juga terlalu kepo hingga mencari kelas cowok itu dan yang terakhir Aina pernah mengikuti Dion hingga ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sticky Note [TERBIT]✅
Novela Juvenil[TELAH TERBIT] Gara-gara satu sticky note yang tertempel di motornya pada hari Senin, membuat Sabang beranggapan jika dirinya memiliki seorang pengagum rahasia. Bukannya ingin menyombongkan diri atau apalah itu ... tapi sudah sangat jelas jika di...