Prolog

2.1K 148 2
                                    

Anak laki-laki itu terus menangis. Wajah tampannya dipenuhi air mata. Ia sangat menyesal tidak mematuhi ucapan pengasuhnya tadi. Otaknya dipenuhi asumsi-asumsi negatif yang kebanyakan diisi oleh hantu dan binatang buas. Karena tidak tahu harus berbuat apa, bocah kecil itu hanya bisa duduk sambil memeluk lututnya. Apalagi, lututnya terluka yang cukup parah sampai mengeluarkan darah yang banyak. Matanya memandang langit. Betapa ia merindukan pelukan Omma-nya yang pasti membuatnya tenang. Perlahan sepasang matanya mulai terpejam.

"Kau sendirian?"

Suara itu membuat si bocah tidak jadi tertidur. Ia pun langsung berdiri, senang melihat ada manusia lainnya. "Aku tersesat."

"Pasti kau asal saja jalan-jalan ke hutan. Hari ini kan sudah gelap. "Hey, kau terluka!" Gadis kecil itu menunjuk lutut si anak laki-laki. "Pendarahannya harus berhenti. Begitu kata Kakekku!" Tangannya lalu mengeluarkan sapu tangan warna ungu dan melilitkan ke lutut teman barunya. "Ayo, kubantu keluar dari sini!"

"Kau penduduk sini?"

Anak perempuan itu tertawa. Si bocah laki-laki bisa melihat wajahnya yang chubby. Rambutnya diikat ekor kuda dan ada jepit rambut bermotif Strawberry menghiasi. Sejenak ia tertegun. Betapa cantik manusia yang ada di depannya ini. Yah, ia kan juga seorang laki-laki walaupun masih berumur 7 tahun. Tentu saja tahu mana yang cantik. Kan sudah naluri.

"Kakek dan Nenek-ku tinggal disini. Aku sering liburan disini jadi aku sudah menguasai daerah sini! Ayo!" Gadis kecil itu melingkarkan lengan si anak laki-laki ke bahunya lalu membantunya berjalan. Dan ternyata ia tidak bohong. Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di jalan besar.

"ITU EOMMA-KU! EOMMA!" Anak laki-laki itu berseru senang melihat Ibunya. Tanpa memperdulikan lukanya, ia langsung berlari dan memeluk sang Eomma dengan erat.

"Aigoo anakku! Kau membuat Omma khawatir Nak!" Ibunya memeluk anaknya tak kalah erat. "Astaga Jungkook-ah, kau berdarah!"

"Wendy-ya! Sayang, kau menemukan uri Jungkook!" Bocah kecil bernama Jungkook itu lalu mengulurkan tangannya, minta digendong ayahnya.

"Yeobo, putra kita berdarah!"

"Jangan khawatir  Eomma, darahnya sudah berhenti. Tadi aku dibantu...." Jungkook memandang sekeliling dengan bingung. Si anak perempuan sudah pergi. "Tadi ada anak perempuan menolongku tapi dia sudah pergi."

"Wah, untung dia membalut lukamu Jungkook! Jadi darahnya bisa berhenti!" Sambung sang Appa.

"Ahjussi Ahjussi!" Jungkook memanggil seorang Pria yang kebetulan berada di dekatnya. Sepertinya Pria itu tadi membantu orangtuanya mencarinya. "Gadis itu Namanya siapa?" Jungkook menunjuk ke arah 2 orang gadis, dimana salah satunya adalah gadis yang menolongnya tadi.

"Yang mana? Yang diikat ekor kuda?"

"Iya."

"Aku tidak tahu pasti. Kalau tidak salah dia itu cucu Kakek Jung!"

"Jung siapa Ahjussi?"

"Jung...."

"Jungkook-ah, ayo kita pulang dan mengobati kakimu Nak. Tuan-Tuan, terimakasih atas bantuan Anda sekalian mencari anakku!"

"Tapi Appa!"

"Ayo sayang, kau pasti Lelah!" Omma Jungkook mengambil alih Jungkook dari gendongan suaminya.

Jungkook tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam hatinya, ia berjanji akan kesini lagi dan mencari si Gadis Jung.


Love at the Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang