Part 6

603 208 27
                                    

Happy Reading!

Kringgg!

Suara bel berbunyi tanda jam istirahat kini terdengar dengan keras di telinga para siswa SMAN CENDRAWANA. Begitu juga dengan Alin dan teman-temannya.

Sekarang Alin sedang berjalan menuju kantin bersama dengan teman-temannya berniat untuk mengisi perutnya.

"Kita mau duduk dimana nih, udah penuh semua," ucap Puji.

"Kita di situ aja tuhh, kayaknya Masi bisa deh," ucap Ani menunjuk  meja yang masi cukup 2 orang.

"Kalo di situ cuman cukup 2 orang Kitakan bertiga," ucap Alin.

"Ehh iya, tapi mau gimana lagi cuma itu yang masih kosong."

Saat Alin sedang melihat-lihat sekeliling mencari meja yang kosong. Tiba tiba ada tangan kekar yang menariknya.

"Duduk sama gue"

"Gak, gue sama temen-temen gue aja." Ucap Alin ketus lalu berniat untuk melepaskan genggaman yang ada di pergelangan tangannya.

"Udah gak ada meja kosong lagi, mending Lo sama gue," ucap Ari. Yah orang itu adalah Ari.

"Lo mau pesen apa?"

"Bakso sama es jeruk." jawab Alin tanpa menoleh.

"Bentar gue pesenin." ujar Ari lalu beranjak dari tempatnya memesankan makanan.

"Nih, punya lo."

"Makasih."

Saat Alin ingin mengambil sambal, Ari buru-buru menjauhkan sambal tersebut.

"Lo apaan sih, siniin sambel nya." ucap Alin cuek ,ingin mengambil sambal yang di tangan Ari.

"Gak Lo nanti sakit perut kalo makan sambel,"ucap Ari menjauhkan sambal.

"Iss ... Lebay banget, siniin cepet."

Bukannya memberikan Ari malah menaruh sambal tersebut di belakang tubuhnya, Alin reflek mengikuti pergerakan Ari, sampai ia tak sadar mereka kini sudah seperti orang berpelukan.

"Lin jangan grepe-grepe gue dong." ucap Ari dengan sedikit keras, sontak perhatian kini mengarah kepada merak berdua. Alin yang tersadar buru-buru memperbaiki duduknya.

"ARIIIII!!"


***


Motor Ari berhenti tepat disebuah rumah berlantai dua dengan gerbang bercat berwarna emas. Rumah Alin.

Ari mematikan mesin motornya lantas megamati sekitar perumahan Alin  yang terlihat sepi.

"Udah sana pulang, ngapain malah ngeliatin rumah orang." usir Alin sembari membuka pintu gerbang rumahnya.

"Lo nggak nawarin gue buat masuk?" tanya Ari.

Alin memutar bola matanya jengah, ia ingin cepat-cepat Ari pergi dari hadapannya. Semakin lama Ari di dekatnya, semakin ia cepat terpancing emosi.

"Lin lo bener gak mau ajakin gue masuk dulu?" tanya Ari lagi.

"Nggak!" jawab Alin ketus.

"Gue haus nih Lin, mampir minum dulu yah" ujar Ari sembari turun dari motornya. Ari tidak peduli dengan wajah tak bersahabat Alin, yang Ari tau Alin sedang berusaha menahan emosinya. Tapi apa peduli Ari, sifatnya memang keras kepala dan menyebalkan. Sekalipun Alin memelototinya dengan tajam ia tidak akan takut.

"Pulang!" Usir Alin dengan nada sesabar mungkin.

"Gue ma–"

"Gue bilang pulang!" sentak Alin.

ALIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang