Part 39

167 28 23
                                    

Happy Reading!

Sepulangnya dari rumah Puji Alin tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan memilih untuk singgah di pinggiran jalan yang rame berbagai pedagang makanan yang berbeda-beda, Alin jadi tergiur oleh makanan yang di jual pedagang kaki lima tersebut jadilah ia memutuskan untuk mencicipi makanan yang di jual oleh beberapa pedagang yang membuatnya tergiur tadi. Alin memilih untuk mencicipi empek-empek terlebih dahulu karena ia jadi rindu dengan masakan Palembang ini.

"Pak saya pesan empek-empek isi telurnya satu yah," pesan Alin kemudian duduk di bangku yang di sediakan oleh pedagang tersebut. Tak menunggu lama pesanan Alin pun datang, Alin yang tak sabaran pun langsung menyantap empek-empek tersebut tanpa memperdulikan empek-empek yang ia santap masih panas.

Begitu Alin merasa puas mencicipi empek-empek Palembang, Alin pun mulai melirik pedagang seblak yang tak jauh dari tempat pedagang empek-empek tadi. setelah membayar pedagang empek-empek Alin pun melangkah menuju pedagang seblak yang terlihat ramai itu.

"Pak saya pesan seblak satu yah, yang pedes." pesan Alin kemudian duduk menunggu pesanannya. Setelah kurang lebih 10 menit ia menunggu pesanannya pun datang, Alin yang melihatnya pun langsung tersenyum senang karena bisa memakan makanan pedas lagi tanpa larangan seseorang. Untung saja Ari pergi untuk touring bersama teman-temannya jadi Alin bisa makan pedas, coba pikirkan jika Ari ada, pasti Alin tak bisa makan makanan seperti saat ini.

Saat Alin telah selesai memakan seblak ia pun mulai merogoh saku celananya untuk mengambil uang namun nihil. Ia tak menemukan uangnya, perasaan tadi ia menaruh uangnya di saku celananya deh tapi mengapa sekarang jadi tidak ada? Apakah ia menjatuhkannya atau bagaimana?

Mampus! Uang gue ngga ada, gimana cara bayar nih seblak. Gumam Alin dalam hatinya.

"Semuanya jadi lima belas ribu mbak," ucap pedagang seblak itu.

"Gini pak-" belum sempat Alin menyelesaikan ucapannya tiba-tiba ada seseorang yang memotong.

"Ini pak uangnya. Kembaliannya ambil aja," ucap seseorang tersebut lalu pedangan itu pun berterima kasih.

"Lo? Lo temennya kak Ari yang waktu itu di supermarket 'kan?" tanya Alin.

"Iya ini gue." jawabnya.

"Makasih yah udah mau bayarin tadi, soalnya kayanya uang gue jatuh deh jadi ngga bisa bayar, tapi tenang aja nanti gue ganti kok," ucap Alin berterima kasih pada seseorang tersebut.

"Sans aja kali, oh iya lo belum tau nama gue yah? Kenalin gue Revandi Yansah. Panggil aja Revan," ucap Revan lalu mengulurkan tangannya.

"Alin Zakaria Putri," ucap Alin kemudian membalas uluran tangan Revan.

"Lo kesini sendiri?" tanya Revan.

"Iya. Tadi gue habis dari rumah temen terus kepengen singgah aja disini jadi yah gue singgah." jawab Alin lalu mendapat anggukan kepala dari Revan.

"Mau gue anterin pulang nggak? Lagian uang lo 'kan hilang jadi biar gue antar aja." tawar Revan.

"Ngga ngerepotin? Umm .... Tapi gue kayanya telpon supir gue buat jemput gue deh," tolak Alin namun tiba-tiba saja ia teringat bahwa pak Budi sedang mengantar mamanya untuk pergi ke acara Akikah anak teman lamanya.

ALIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang