Part 34

140 27 17
                                    

'Terimakasih atas semua pengorbanan mu untuk ku, maaf jika aku belum bisa membalasnya'

Happy Reading!

Hari-hari berlalu begitu cepat dan tak terasa kini Rifki telah bersekolah di SMAN CENDRAWANA telah 2 bulan. Semenjak kejadian dirumah Alin saat itu Rifki jadi jarang memunculkan dirinya di depan Alin, palingan mereka bertemu di kelas itupun tidak ada aksi lirik melirik. Sebenarnya Alin ingin menghampiri Rifki tetapi seakan Rifki menghindar darinya, tapi entah itu benar atau hanya perasaan Alin saja. Karna setiap Alin berjalan ke arah bangku Rifki tiba-tiba saja Rifki langsung keluar kelas. Alin jadi susah ingin berbicara kepada Rifki.

"Lin lo kenapa?" tanya Puji.

"Gue pengen ngomong sama Rifki tapi dia kaya ngehindar gue gitu, jadi susah deh mau ngomong berdua," ucap Alin. Ngomong-ngomong soal teman-teman Alin semua sudah tau sebenarnya tentang Rifki karena Alin menceritakannya.

Puji menepuk pundak Alin."Tunggu waktu yang tepat dulu Lin. Mungkin Rifki butuh waktu untuk sendiri," ucap Puji yang dia angguki Alin.

"Woi guyss kalian tau nggak?" tanya Ani heboh.

"Nggak," jawab mereka malas.

"Bego lu ah. Masa si Puji sama kak Azka udah jadian?!!! Gue liat story Wa-nya kak Azka dongggg," heboh Ani. Sebenarnya tanpa Alin, Ani, dan juga Risa ketahui Azka dan Puji memang sudah lama PDKT sejak Azka mengantar Puji pulang dan dari situ mereka saling tukaran nomor Wa hingga saling mengirim pesan dan juga sering memperhatikan satu sama lain. Dan kemarin tepat saat pulang sekolah Azka mengajak Puji untuk jalan-jalan ke sebuah pantai yang tak jauh dari rumah Azka berada, di situlah Azka menembak Puji untuk menjadi pacarnya. Tak membuang kesempatan tersebut Puji pun langsung menerima Azka untuk menjadi pacarnya. Sebenernya ia ingin cerita kepada The Ghibah Squad tetapi ia hanya ingin menunggu waktu yang tepat dan lihat sekarang si Ani ember bocor ini malah memberitahu nya sekarang. Emang gada ahklak.

"Ember banget sih lo Ni, ngeselin tau nggak," ujar Puji menutup mulut Ani.

"Beneran Ji? Wah parah nggak cerita-cerita" seru Risa.

"Gimana ceritanya Ji kak Azka nembak lo? Kapan kejadiannya? Romantis ngga? Anjir pasti romantis ngga kaya gue yang di paksa dulu" tanya Alin ikut menggebu-gebu.

"Lo di paksa tapi sekarang jadi nggak mau ngelepas." Puji memutar bola matanya.

"Iya siih, tapi 'kan ngga romantis," ucap Alin lesu.

"Aelah cerita dong Ji, kita penasaran nih ya nggak?" ujar Risa.

"Iya iya gue ceritain."

Sementara The Ghibah Squad sibuk mendengar cerita Puji, di sisi lain Ari dan teman-temannya kini sedang bermain game online. Tapi anehnya mereka semua sibuk dengan ponselnya tapi masih sempat-sempatnya memakan satu roti yang di oper dari Ari-Azka-Kifli-Rian tanpa ada jijik sedikitpun. Ini mereka memang niat makan roti satu berempat atau memang tak punya uang untuk membeli masing-masing?

"Eh bagi roti," pinta Rian.

"Bentar gue baru mau gigit," ujar Kifli.

"Woi jangan di abisin, gue juga mau," ucap Ari ketika melihat Kifli menggigit begitu banyak Roti.

"Beli lagi Bangsad, kek gada duit aja." ucap Azka yang fokus masih pada ponselnya.

ALIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang