Part 10

452 171 101
                                    

Happy Reading!

"Sekali lagi lo deketin pacar gue habis lo di tangan gue! Ngerti nggak lo!" bentak Ari.

Lalu Ari mencengkram tangan Alin dengan sangat kuat.

"Ari lepasin sakit" cicit Alin yang tidak di hiraukan oleh Ari tetapi hal itu malah membuat Ari menguatkan cengkramannya.

Saat sampai di dekat motor Ari dan Alin langsung menaiki motor itu.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang kini mereka sampai di salah satu taman kota yang tidak terlalu ramai. 

Ari dan Alin masi sama-sama diam dan enggan membuka percakapan, Alin juga merasa kaget melihat sisi lain dari Ari. Ia mengira Ari yang mempunyai sifat pecicilan tidak akan mungkin seseram itu, namun ternyata dugaannya salah. Ari begitu menyeramkan ketika sedang marah.

"Siapa laki-laki tadi Alin," bentak Ari.

Alin yang masih syok dengan perlakuan Ari padanya ada bisa diam dan menunduk.

Ari yang melihatnya pun semakin emosi karena Alin tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Siapa Alin" geram Ari sambil mengangkat dagu Alin.

"Di..dia kak Reza, Ari"jawab Alin dengan nada bergetar, sembari menahan isakannya.

"Selingkuhan kamu, Iya?"tanya Ari dengan memandang intens wajah Alin.

"Bukan, dia bukan selingkuhan aku. Aku nggak selingkuh"lirih Alin.

"Terus siapa kamu" tanyanya lagi.

"Dia cuman teman doang kok, nggak lebih"

"Nggak lebih tapi ketawa-ketawa bareng, gitu maksud kamu?" Sentak Ari.

"Bukan gitu mak–" ucapan Alin terputus karena Ari langsung menariknya kedalam dekapannya.

"Jangan pernah berani-berani selingkuh Lin" ujar Ari yang masih memeluk Alin.

Alin yang mendapat perlakuan itu hanya membeku di tempat. Ia tidak tau ingin bereaksi seperti apa, tetapi ada gejolak aneh di dalam dirinya ketika mendapat perlakuan itu.

Setelah kejadian tadi Ari mengantar Alin kerumahnya. Selama perjalanan Alin hanya diam saja karena masih takut dengan sikap Ari tadi.

"Udah sampai nggak mau turun? Atau mau aku gendong masuk kedalam"ucap Ari dengan wajah datar tapi menaikkan sudut bibirnya di kata-kata yang terakhir.

"Ehh iya Ri,"Ari yang mendengar itu hanya berdecak kesal, karena Alin masi memanggilnya dengan namanya. Ia ingin Alin memanggilnya dengan kata 'kak' entah mengapa ia menyukai nya.

"Jangan panggil aku dengan nama aku, aku juga masih kakak kelas kamu jadi biasain panggil aku kakak," geram Ari.

"Iya maaf Ri .... eh maksudnya kak,"jawabnya canggung.

"Bagus kalo ngerti.sekarang kamu masuk masuk mandi, makan terus istirahat,"

"Iya kak."

Setelah memastikan Alin masuk rumah, Ari menyalakan mesin motornya dan menjalankannya menuju kerumahnya.

Saat sudah sampai di dalam rumah.

"Assalamualaikum, Alin pulang" teriak Alin.

"Waalaikum salam, ehh anak mama udah pulang" sahut Mia.

"Iya My mom kuu"

"Yaudah sekarang kamu mandi terus makan yah,"

"Siapp komandan." ucap Alin sembari mengangkat tangan kanannya di keningnya, seakan-akan hormat.

Setelah itu Alin masuk kedalam kamarnya, dan segera mandi. Saat ingin mengambil handuk tangan nya tak sengaja tergesek gantungan handuk, yang menimbulkan nyeri yang sebenarnya sudah berkurang.

Setelah mandi Alin segera turun dari kamarnya untuk makan malam. Saat di meja makan ia langsung duduk dan mengambil piring serta nasi dan lauk secukupnya.

"Makan yang banyak, anak mamah nggak boleh kurus,"

"Iya Mama."

Ketika Mia dan Alin memakan makanannya masing-masing, Mia melihat ada memar di pergelangan tangan Alin.

"Sayang tangan kamu kenapa?" tanya Mia lalu meraih tangan Alin.

"Nggak kenapa-napa kok Ma"

"Nggak kenapa-napa kok ini sampai memar, bilang sama mama ini kenapa?" tanya Mia penuh selidik.

"Umm .... tadi kena .... kena pintu kamar mandi Ma,"ucap Alin bohong.

"Ohh kena pintu, lain kali hati-hati jangan ceroboh. Habis ini kasi saleb" ucap Mia yang membuat Alin lega seketika.

"Okee"

Setelah makan dan memberi saleb pada memar di pergelangan tangannya, Alin memasuki kamarnya dan ia teringat pada Reza.


Lalu ia mengambil ponselnya dan menechat Reza. Karena ia sempat bertukar nomor WhatsApp di mall.

Anda:
Kak Reza

Kak Reza
Iya Alin, ada apa?

Anda:
Kakak gimana keadaannya? Nggak kenapa-napa kan?

Kak Reza
Iya Lin nggak kenapa-napa kok, cuman luka dikit

Anda:
Maaf yah kak, gara-gara aku kakak jadi di pukul sama kak Ari.

Kak Reza
Iya nggak papa kok, kan yang pukul gue Ari bukan Lo,jadi bukan salah lo

Anda:
Tapikan tetep aja kak ini tu salah aku. Sekali lagi aku minta maaf yah kak

Kak Reza:
Udah deh minta maaf nya santai aja Alin, kaya sama siapa aja

Anda:
Yaudah kalo gitu udah dulu yah kak

Read.

Setelah membalas pesan dari Reza entah mengapa ada rasa yang mengganjal bagi Alin.

Ari
Besok gue jemput
Ingat jangan berangkat duluan

Read.

Yah Alin tau itu siapa sudah pasti Ari yang mengirimkan nya pesan.

***

Dilain rumah Ari sedang menahan kesal karena Alin hanya membaca chatnya.

Anda:
Jawab chat aku kalo nggak aku kerumah kamu!

Alin❤️
Iya

Anda:
Kok kamu belum tidur?

Alin❤️
Belum ngantuk kak

Anda:
Sekarang kamu tidur. Aku nggak mau kau besok kesiangan trus tidur di kelas

Alin❤️
Yaudah aku tidur dulu

Anda:
Good night sayang have a nice dream❤️

Alin❤️
Night kak

Read.

Setelah membaca pesan Alin Ari segera naik ke atas  king size nya dan tidur.


Holla><
Di tunggu vote dan komenya yahh jangan lupa juga follow akun Author.

Salamanis dari Author^3^

ALIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang