Part 29

258 57 136
                                    

Happy Reading!

Kini  Bu Ningsih sedang menjelaskan mata pelajarannya di depan, tapi berbeda dengan Alin yang sama sekali tidak memperhatikan nya, entahlah walaupun iya memperhatikan tetap saja pelajaran tersebut tidak bisa masuk ke otaknya karena di pikirannya saat ini hanyalah ingin cepat-cepat keluar untuk jam istirahat ia ingin bertemu Ari rasanya ia rindu walaupun baru 2 jam lalu mereka berdua bertemu tatapi tetap saja Alin ingin cepat bertemu dengan sosok laki-laki tersebut. Lihatlah saat ini yang iya lakukan dengan menuliskan nama Ari di tangannya dengan cantik dan rapi 'Ari' begitulah kira-kira yang di tulis oleh Alin terlihat begitu indah ditangannya yang putih. Bibirnya tertarik menjadi lengkungan diwajahnya menyerupai bulan sabit yang bersinar ketika malah hari.

"Alin tolong jelaskan secara singkat tentang pelajaran yang ibu jelaskan di papan tulis." tentu saja kalian sudah tau siapa pemilik suara tersebut, yapp suara tersebut adalah milik Bu Ningsih dengan tangannya yang menempel di pinggang memperhatikan gerak-gerik Alin yang tidak sama sekali menyimak pelajarannya sejak tadi.

Alin yang di panggil sama sekali tidak menghiraukannya, ia masih sibuk dengan kegiatannya untuk menulis nama sang pacar di tangannya, pikiran Alin semua tertuju pada Ari sampai-sampai ia tidak mendengar dari tadi gurunya sedang memanggilnya.

"Alin Zakaria Putri! Apakah anda tidak mendengar saya!" ucap Bu Ningsih sekali lagi dengan berteriak dengan suara cempreng khas gurunya.

Mendengar itu Alin lalu menjawab dengan santainya.

"Iya Kak Ari bentar lagi." ucap Alin seraya senyum-senyum sendiri.

"Lin lu di tanya sama Bu Ningsih, ngapa malah jawab kak Ari?" ucap Puji berbisik tepat di samping telinga Alin.

"Ha?! Eh maaf-maaf Bu tadi ibu bilang apa?" teriak Alin,namun berubah takut-takut ketika di perkataan terakhirnya.

"Sudahlah, kamu benar-benar tidak memperhatikan saya. Mau jadi apa kamu?" bukannya Alin yang menjawab tetapi teman-teman sekelasnya yang menyahut. "MAU JADI ISTRI ARI BU!" ucap mereka bersama lalu di akhiri dengan tawa. Bahkan Bu Ningsih hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak walinya ini.

Mendengar itu pipi Alin menjadi memerah sendiri karenanya, bisa-bisanya ia tidak mendengar panggilan dari Bu Ningsih yang begitu keras dan mengapa ia malah menyebut nama Ari? Sungguh ini memalukan sekali bagi Alin, tetapi ia juga sedikit senyum ketika teman-temannya mulai menggodanya lagi.

Kenapa harus keceplosan sih? Aduh ini semua karna kak Ari! Pokoknya salah kak Ari, coba aja tadi aku ngga mikirin dia 'kan sekarang malah malu... Gumam Alin dalam hatinya.

****

Jam istirahat kini telah tiba dan Alin baru saja ingin berdiri dari bangkunya tetapi tiba-tiba ponselnya berbunyi mendapat notif pesan ia pun segera mengeluarkan ponselnya untuk melihat siapa pengirim pesan tersebut.


Ari
Kalo kamu udah selesai beresin alat tulis kamu, kamu langsung kekantin aja soalnya aku udah di kantin bareng temen-temen aku. Pemilik pesan tersebut tak lain adalah orang yang membuat Alin senyum-senyum sendiri di kelas. Dengan cepat pun jari-jari lentik Alin menyambar ke keyboard ponselnya untuk membalas pesan tersebut.

Anda:
Siap bosque

Anda:Siap bosque

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang