Part 35

172 27 42
                                    

Happy Reading!

Setelah pulang sekolah Alin dan Ari kini berada di supermarket. Alin memaksa Ari untuk singgah karena ingin membeli cemilan stok cemilan di kamarnya sudah habis jadilah iya ingin membeli cemilan banyak-banyak.

Saat Alin sedang memilih-milih makanan ringan Ari hanya mengikuti dari belakang sambil mendorong belanjaan Alin. Entah sudah berapa banyak belanjaan Alin yang ia dorong.

"Kak, kakak disini dulu aku mau ambil susu ultr4 disana," ucap Alin.

"Ngapain beli susu, kamu 'kan udah punya susu sendiri bisa di bawa kemana-mana lagi," ucap Ari tanpa beban.

Alin yang mendengar nya pun menatap Ari dengan tatapan tajam. "Mulutnya di jaga." ucap Alin.

"Hehehe becanda, sana ambil susunya yang banyak," kata Ari sambil menggaruk tengkuknya.

Telah puas berbelanja Alin dan Ari pun berjalan ke meja kasir untuk membayar belanjaannya.

Saat sedang menunggu antrian, tiba-tiba ponsel Ari berbunyi tanda ada yang sedang menelepon.

"Alin aku angkat telpon dulu yah, ini kartu kredit aku nanti bayar pake ini," ucap Ari lalu mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya.

"Loh kok pake uang kakak? Pakai uang aku aja, 'kan ini belanjaan aku." tolak Alin. Hmm Ari pikir dia tidak punya uang apa-_

"Masa aku bawa anak orang nggak di jajanin, ini ambil aja aku buru-buru nih mau angkat telpon." setelah memberi kartu kredit Ari pada Alin ia pun keluar dari supermarket untuk mengangkat telpon tersebut.

"Ihh kak Ari gimana sih kok malah pake uang dia," omel Alin.

Saat Alin sedang memainkan ponselnya sambil menunggu antrian tiba-tiba ada seorang laki-laki yang kira-kira seumuran dengan Ari mengajaknya berbicara.

"Hai." ucap laki-laki tersebut. Namun Alin hanya meliriknya sekilas.

"Lo Alin 'kan?" ucapnya.

"Tau nama gue dari mana?" tanya Alin.

"Gue temennya Ari, makanya gue tau nama lo. Anak-anak sering ngomongin lo juga katanya lo cantik eh ternyata bener," jawabnya.

"Lo temennya kak Ari? Jadi seangkatan sama kak Ari? Tapi kok gue ngga pernah ngeliat lo bareng kak Ari yah?" selidik Alin.

"Soalnya gue beda sekolah sama Ari, tapi kalo Ari turun ke jalan buat balapan atau sekedar nongkrong gue sering kok bareng sama dia," ucap laki-laki tersebut.

"Ooh maaf gue ngga tau."

"Iya nggak papa, by the way lo kesini sendiri?"

"Ngga. tadi sama kak Ari tapi lagi Nerima telpon diluar,"

"Ooh gitu, yaudah gue duluan yah," ucap laki-laki itu lalu pergi meninggalkan Alin sambil membawa belanjaannya.

Alin hanya mengangguk kemudian tersenyum ketika laki-laki itu sudah mulai menjauh.

Tak lama kemudian giliran Alin pun membayar belanjaannya. Dan begitupun Ari yang telah selesai menerima telponnya.

Setelah membayar belanjaannya Alin pun keluar dari supermarket dan menemui Ari.

"Udah?" tanya Ari.

"Udah, nih kartunya." jawab Alin.

"Umm .... Kak tadi ada temen kakak lagi belanja," ucap Alin.

"Hah? Siapa?" tanya Ari sambil mengangkat sebelah alisnya, ia pikir siapa temannya yang dimaksud oleh Alin?

"Ngga tau siapa namanya tapi katanya tadi dia temen kakak, terus tadi sempet ngobrol sebentar habis itu dia buru-buru pergi soalnya ada urusan," jawab Alin.

"Kalau dia temen aku, kenapa dia nggak samperin aku?"

"Ngga tau, sibuk kali jadi ngga sempet. Udah ah aku mau pulang yukk pulang kak." acuh Alin.

Siapa yah yang ajak Alin ngobrol tadi? Kalo dia temen gue udah pasti tadi nyempetin nyapa gue tapi kok ini nggak? Tau ah ntar gue tanya sama yang lain aja. Gumam Ari.

Setelah mengantar Alin pulang Ari langsung menuju ketempat biasanya ia nongkrong bersama teman-temannya saat di pinggir jalan.

Begitu ia sampai langsung saja ia menuju tempat Azka duduk.

"Eh disini tadi ada yang ketemu Alin di supermarket nggak?" tanya Ari memulai percakapan.

"Hah? Nggak tuh gada yah nggak?" jawab Kifli.

"Iya gue juga nggak," ucap Rian.

"Emangnya kenapa Ri?" tanya Azka.

"Masa sih nggak ada, terus tadi yang ngajak Alin ngobrol siapa?" ujar Ari.

"Mana kita tau, orang gada kok tadi yang pergi," ucap salah satu teman Ari.

"Kok gue curiga yah?" ucap Ari.

"Curiga gimana?" tanya Rian.

"Nggak, maksudnya gue 'kan aneh aja gitu gue ada disitu terus dia nggak nyapa gue malahan cuma ngapa Alin doang," pikir Ari.

"Udahlah nggak usah di pikirin."

****

Sementara di sisi lain ada segerombolan anak motor yang sedang berkumpul di markas mereka yaitu di salah satu bangunan tua. Mereka sedang menikmati berbagai minuman keras dan juga merokok. Anak motor tersebut tidak mempunyai nama geng apapun namun mempunyai ketua dan ketua nya bernama Revan, orang yang tadi menyapa Alin di supermarket. Mungkin kalian sudah tau orang yang bernama Revan karena bab sebelumnya telah di jelaskan siapa Revan. Yapp Revan adalah musuh Ari, sebenarnya bukan musuh Ari namun Revan hanya iri kepada Ari karena setiap balapan atau apapun itu Revan selalu di kalahkan oleh Ari dan itulah sampai sekarang Revan begitu benci pada Ari dan selalu ingin mencari kelemahan Ari. Saat dia tau bahwa Ari memiliki kekasih disitulah ia mencari tahu tentang siapa kekasih Ari yang di maksud oleh anak buahnya itu. Setelah mencari berbagai informasi ternyata kekasih Ari bernama Alin, adek kelas Ari di SMAN CENDRAWANA ia pun juga mendapat nama akun media sosial Alin dari situlah mulai menyusun rencana untuk menculik Alin, karena ia tahu bahwa pasti Ari akan melakukan apa pun untuk mendapatkan Alin kembali.

"Gimana Van? Udah ketemu sama Alin?" tanya Dirga salah satu teman Revan.

"Udah. Dia lumayan cantik pantes aja Ari suka, tapi boleh lah," jawab Revan dengan smriknya.

"Cantik dong, 'kan gue udah bilang dia cantik," ucap Rendi.

"Jadi gimana? Jadi nggak susun rencana buat culik pacarnya Ari," ucap Ikbal.

"Jadi." ucap Revan.

Gue up lagi dongg! Budayakan vote dan komen. kalian tau tempat vote dan komen 'kan? Oke pinter kalau tau

 kalian tau tempat vote dan komen 'kan? Oke pinter kalau tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict Revandi Yansyah
.
.
.
.
.
.
.
Salam manis dari Alya^3^

ALIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang