Part 9

459 178 95
                                    

Happy Reading!

"Selamat pagi Ma," ucap Alin sembari menuruni tangga.

"Pagi." jawab Mia.

"Sarapan dulu, biar nggak pusing kepalanya," ucap mama Alin.

"Iya mah." jawab Alin lalu mengambil sepiring nasi goreng yang di berikan oleh Mia.

"Ma, papa kapan baru pulang?"

"Mungkin lusa baru pulang"

"Ohh, mama habis ini mau ke butik?" tanyanya lagi.

"Iya, nanti mungkin mama pulangnya malam." ujar Mia.

Setelah menghabiskan sarapannya Alin lalu menyalimi tangan Mia, dan pamit untuk berangkat kesekolah.

"Mah, aku udah selesai sarapannya, aku berangkat dulu yah, Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Saat di depan gerbang sontak kaget melihat Ari memarkirkan motornya tepat di depan pintu gerbang.

"Astaga. Lo ngapain lagi sih" ujar Alin ketus.

"Kan gue udah bilang mau jemput lo," jawab Ari.

"Tapi gue nggak mau ikut sama lo."

"Okee kalo Lo nggak mau ikut gue teriak." ucap Ari , yang sedang mengancang- ngancang berteriak.

"Ehh jangan-jangan, fine! Gue mau ikut sama Lo tapi jangan triak. Malu-maluin tau nggak." ujar Alin dengan membekap mulut Ari.

"Nah gitu dong, kan sama-sama enak,"

"Enak pala lo! Udah cepet"

Saat telah sampai di sekolah Alin buru-buru turun dan melangkah kan kakinya menuju kelasnya. Tapi tiba-tiba ada cekalan tangan yang menahannya.

"Lo ikut gue," ucap Ari lalu menarik tangan alin. Hal itu membuat orang yang berada di sekitar mereka bengong. Buat apa Ari menarik Alin ikut bersamanya.

"Ari mau kemana sih, tangan gue sakit," bentak Alin.

Alin yang tak sepadan dengan Ari harus jalan terseok-seok karena langkah Ari yang terlalu lebar sedangkan Alin langkahnya kecil. Saat sampai di taman belakang sekolah ....

"Ari Lo ngapain bawa gue kesi–" ucapan Alin terputus karena ucapan Ari.

"Mulai.sekarang.lo.jadi.pacar.gue" ucap Ari dengan tatapan tajam dan penekanan di setiap katanya.

"Nggak bisa gitu dong, kok lo maksa gue" ucap Alin menatap Ari.

"Gue nggak Nerima penolakan"dengan nada dingin.

"Gue nggak ma–"lagi-lagi ucapan Alin terputus karena di sela oleh Ari.

"Kalo lo nggak mau gue pastiin kontrak antara perusahaan bokap Lo dan bokap gue bakalan putus" ucap Ari santai.

"Bisa nggak sih Lo nggak usah bawa-bawa kontrak perusahaan orang tua gue" ucap Alin yang mulai tersulut emosi nya.

"Kalo lo nggak mau sih, gue tinggal telfon bokap gue buat putusin kontrak bokap lo, dan jangan harap ada perusahaan lain yang mau kasi kontrak buat perusahaan bokap lo" jelas Ari dengan santai.

"Gimana?" Lanjutnya.

Alin masih menunduk memikirkan semuanya, tapi sekarang ia benar-benar tidak ingin berpacaran dulu apalagi bersama Ari. Kalo sama Reza sih boleh-boleh aja hehe ....

Lamunan Alin buyar ketika Ari mengangkat bicara.

"Oke. Gue anggep diamnya Lo iya"ucap Ari. "Ingat! Pulang sekolah bareng gue, gue tunggu di parkiran" lanjutnya.

"Tapi gue belum ja–" ucapan Alin terputus ketika Ari melenggang pergi begitu saja.

Alin memutuskan masuk ke kelasnya karena suara bel tanda masuk sudah berbunyi.

Saat berada di kelas sahabat-sahabatnya langsung menghampirinya.

"Lin, Lo di bawa kemana tadi sama kak Ari, kata anak-anak di tarik sama kak Ari" ucap Puji.

"Lo nggak di apa-apain kan sama kak Ari Lin, jawab Linn" sahut Ani.

"Iya Lin lo nggak papa kan?" tambah Risa.

"Iss kalian kenapa sih. gue nggak papa kok, kalian tenang aja" jawab Alin.

"Lo nggak papa tapi kentara banget ada yang lo pikirin, Lo mikirin apa Linn?"ucap Puji.

"Iya Lin, lo kenapa?" tanya Ani dan Risa.

"Ari, Ari maksa gue jadi pacarnya. Kalo nggak kontrak perusahaan bokap gue jadi taruhannya" jelas Alin dengan wajah lesu.

"APA! nggak bisa maksa kaya gitu dong, make segala ngancem lagi" teriak Ani karena tak terima.

"Iya Lin, harusnya lo lawan" tambah Risa.

"Tapi gue nggak bisa, gue nggak mau bikin bokap gue kecewa"jawab Alin dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Emang kenapa? Kan bokap bisa cari perusahaan lain yang mau memberikan kontraknya. Kalo lo cerita sama bokap lo pasti dia bakalan ngerti lin"sahut Puji.

"Gue nggak ngerti, gue nggak paham" Ucap Alin lalu menelungkupkan kepalanya di atas tangannya.

Saat Ari tiba di kelasnya ia langsung mendaratkan bokongnya di bangkunya.

"Kenapa lo kayanya seneng gitu?" ucap Azka yang berada di samping Ari.

"Iya kayanya Ari lagi seneng nii" sahut Kifli.

"Alin sekarang udah jadi milik gue"jawab Ari.

"Maksud lo Alin udah jadi pacar lo?"tanya Rian.

"Iya Alin sekarang udah jadi pacar gue"jawab Ari dengan santainya.

"Yang bener ri, cinta boleh tapi jangan ngaku-ngakuin anak orang jadi pacar lo"ucap kifli tak percaya

"Yaudah kalo lo pada nggak percaya,"

"Kok bisa Ri dia jadi pacar lo," tanya Azka.

"Ya bisa dong, Ari Sakti Maulana gitu," ucap Ari membanggakan diri sendiri.

"Lo apain anak orang sampai mau jadi pacar lo?" tanya Azka lagi.

"Nggak gue apa-apain" jawab Ari.

"Au ah, gak jelas lo" ucap Azka.

***

Tak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi.Saat ini Ari sedang berada di parkiran sembari bersandar di motornya dengan menyilangkan tangannya menunggu seseorang.

Setelah cukup lama menunggu ia melihat Alin berjalan dengan seorang cowok. Hal itu membuatnya kesal dan emosi sampai ia mengepalkan kedua tangannya hingga jari-jari tangannya memutih.

Lalu Ari dengan segera mendekat dan menghampiri Alin dengan nafas yang memburu karena amarahnya. Saat sudah sampai ia menarik baju cowok tersebut dan menghajarnya hingga babak belur.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Alin yang tak tau ingin meminta tolong dengan siapa hanya bisa berteriak dan menangis.

"Ari! Udah kasian kak Reza" teriak Alin sambil terisak.

Tetapi Ari tidak menghiraukannya ia terus menghajar cowok tersebut hingga ia merasa puas karena amarahnya tersalurkan.

"Sekali lagi lo deketin pacar gue habis lo ditangan gue.Ngerti lo!" bentak Ari.

Hallo guyss gimana part ini? Bikin gereget? Komen di bawah kalo gereget yahh hehe...

Di tunggu vote dan komennya, jangan lupa follow akun Author;)

Salam manis dari Author^3^

ALIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang